9. Pecundang (Karasuno VS Tokonami)

715 112 7
                                    

Sendai. 09.00
.
.
.
''Kurasa Shiratorizawa bisa menang''- A.

''Tidak, Aoba Johsai terlihat mencolok tahun ini. Kudengar Oikawa melampaui pemain lain semenjak kelas tiga''- B.

Ikejiri mendengar pembicaraan dua pemain yang berada di depan papan susunan pertandingan. Mereka bergosip hal buruk tentang Karasuno.

Kita panggil si A dan si B.

''Etto... blok ini... Tori-Torino?'' Ucap si A kesulitan membaca kanji tulisan 'Karasuno'.

''Bukannya di baca Karasuno?'' Koreksi si B. ''Dulu kudengar mereka adalah tim yang kuat, kan?'' Tebak si A.

''Ya, tapi sekarang tidak lagi. Untuk sekarang mereka adalah tim yang menyedihkan'' timpal si B.

''Eh? Benarkah?'' Tanya si A lagi. ''Kalau tak salah, mereka di juluki ''Gagak yang tak bisa terbang''.'' Ujar si B.

Tepat saat mereka membahas hal demikian, tim Karasuno berada di belakang mereka dengan tatapan dan aura suram. Si A yang menyadari hal tersebut langsung bergidik ngeri.

Megantara hanya tersenyum tertekan melihat reaksi suram mereka. Setelah itu, mereka pergi memasuki gedung olahraga bersama - sama.

Kaki yang melenggang masuk, memberikan kesan hawa gelap kala para gagak melangkah. Banyak rumor dan gosip buruk tentang Karasuno di bisikkan.

Contohnya saja Asahi yang di gosipkan pernah melakukan tindakan seperti premanlah, atau tinggal kelas di SMA lima tahunlah dan sebagainya.

Tak jarang juga ada beberapa orang yang bergosip tentang kemampuan Kageyama dan Nishinoya. Dan kini Megantara juga ikut - ikutan di gosipin.

''Nde, siapa pemuda yang bersama si pendek itu?''

''Benda apa itu di kepalanya''

''Apa dia orang Arab ya?''

''Penampilannya aneh''

'Astagfirullah hal'adzhim... ternyata laki - laki juga bisa bergosip' batin Megantara beristigfar, ia baru tahu setelah mendengar gosipan mereka terhadapnya. Ia hanya bisa mengelus dadanya sabar.

Kemudian Hinata yang berlarian sana - sini melihat gedung olahraga yang membuatnya kagum. Para gagak hanya membuntutinya dari belakang.

''Snift... baunya seperti Air Salonpas!'' Ucap Hinata setelah menghirup aroma lapangan yang menurutnya candu. ''Bicara apa kau ini?'' Heran Kageyama menatap aneh partnetnya.

''Itu adalah bau turnamen!'' Jelas Hinata tegas. Hinata terus mengoceh bersama Nishinoya, sampai kedatangan suatu kelompok menggangu suasana mereka.

''Ini dia... Date Kogyou'' guman Sugawara. Megantara menatap tim dinding besi itu. Ia berasumsi jika tim itulah yang menjadi penantang berat.

'Jadi... mereka tim yang setara dengan Best Four, ya' batin Megantara berasumsi. Salah satu dari mereka yang tanpa alis, Aone menunjuk Asahi. Dia membidik Ace Karasuno sebagai sasaran penghancuran mereka jika bertanding nanti.

Mereka saling bertatap saing. Sampai salah satu anggota Dateko merelai timnya dan menurunkan tangan Aone seraya minta maaf.

''C-cho-chotto! Yamenasai! Sumimasen, sumimasen!'' Cegahnya lalu meminta maaf pada para gagak. Daichi dan Asahi gelagapan melihat hal tersebut.

''A-ah... tidak apa'' ucap Daichi gelagapan.

''Hoi, Futakuchi! Bantu aku, dong!'' Pintanya. Pria yang bernama Futakuchi itu akhirnya membantu walau dengan senyuman sombong.

Fly (Haikyuu fanfic × Male'readers)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang