~Happy Reading~Tidak terasa sudah satu minggu ia bersekolah di SMA Gravity. Selama itu pula, ia banyak mengenal teman baru. Ia pikir, adaptasi dengan lingkungan baru akan sulit tapi nyatanya tidak juga. Mereka justru membuatnya nyaman berada di tempat baru ini.
"CLAUDIA!" Teriak Rara saat melihat sahabatnya berjalan tak jauh darinya.
"Lo dianter kak Bintang?" Tanyanya sambil menyamakan langkah mereka.
"Enggak, sejak hari itu gue dianter supir." Ya, memang sejak kejadian hari pertama itu Claudia memilih diantar jemput supir. Dia tak mau teman-temannya curiga akan hubungannya dengan Bintang.
"Kenapa lo nggak dianter dia lagi?"
"Gue nggak mau orang-orang curiga sama kedekatan kita. You know lah, gimana akibatnya nanti." Jelas Claudia.
Ya, Rara adalah satu-satunya sahabat yang ia percaya. Dan Rara juga sudah tau bagaimana latar belakang seorang Claudia.Flashback on!!
Dua orang gadis cantik tengah berada di tempat yang bisa dibilang cukup ramai dengan suara dentingan sendok disana sini. Yap, kini mereka sedang berada di kantin. Tentu saja mereka disini untuk memberi makan cacing cacingnya. Pasalnya, pelajaran tadi cukup menguras tenaga. Sungguh melelahkan.
"Clau, gue denger lo tadi berangkat bareng kak Bintang. Emang iya? Kalian ada hubungan apa? Apa jangan-jangan lo pacarnya yang selama ini disembunyiin? Lo pake pelet apa bisa luluhin manusia kulkas kek gitu? Lo--" Pertanyaan beruntun itu dilontarkan oleh Rara.
Tidak bisa dipungkiri lagi, hal seperti ini pasti akan menyebar dengan cepat. Apalagi ini di SMA Gravity. Sekolah yang terkenal dengan akun lambe nyiyirnya. Akun lambe 'Nyinyirnya Gravity' itu pasti akan mendapatkan berita-berita terbaru. Entahlah darimana sumbernya.
"Ssst, lo nanyak apa ngapain? Satu-satu napa!" Potong Claudia yang merasa telinganya panas akibat pertanyaan yang menurutnya tak bermutu itu. Bagaimana sahabat barunya itu bisa terpengaruh akun gosip tak jelas?
Rara Wijayanti, teman sebangkunya yang saat ini sudah menjadi sahabatnya. Sahabat pertama seorang Claudia di SMA Gravity.
"Gue kasih tau. Tapi janji satu hal sama gue!" Ucap Claudia seolah tak terbantahkan.
"Janji? Janji apa?" Kini keduanya sudah mendudukkan diri disalah satu meja kosong disana.
"Jangan sampai orang lain tau. Cukup lo aja." Tegas Claudia.
Rara mengangguk pasti akan itu. Dengan seksama ia mendengarkan penjelasan sahabatnya.
"Gue itu sebenarnya adik kandung Bintang." Bisik Claudia.
"HAH?! GILAK LO!?" Teriak Rara yang sudah menggebrak meja. Apa dia tidak salah dengar? Apa tadi? Adik kandung Bintang? Bintang Naufal Wardhana? Hei, lelucon macam apa ini?
"Bangs*t lo Ra! Kecilin suara lo!" Yang benar saja dia malah berteriak seperti itu? Lihat sekarang, mereka menjadi pusat perhatian seisi kantin akibat ulah Rara tadi.
"Hehehehe, maap." Ucapnya seraya menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal.
Flashback off!!
"Gue paham kok. Tapi gimana sama Jessica dan Felly?" Tanya Rara.
"Gue nggak tau." Jujur saja, Claudia masih enggan jujur kepada kedua sahabatnya itu. Ia takut jika mereka tidak bisa menjaga rahasia ini. Dan bagaimana dengan misinya? Tentu akan sia-sia begitu saja.
"Gue takut kalau harus jujur ke mereka." Lanjutnya.
"Untuk sekarang nggakpapa. Tapi sesegera mungkin lo harus kasih tau mereka. Jangan sampai mereka tau hal ini dari orang lain." Peringat Rara. Setelah itu tiba-tiba....
"DORRR" Teriak dua orang gadis yang entah bagaimana bisa berada di belakang mereka.
"Astagfirullah, Allohu akbar." Ucap Claudia.
"Anj*ng." Umpat Rara. Bukannya mengucapkan istighfar, Rara justru mengumpat kala terkejut. Sangat berbanding terbalik dengan sahabatnya, Claudia.
"Mulut lo ye!" Tegur salah seorang dari mereka seraya menyentil bibir Rara. Dia Jessica Anastasia. Gadis cantik yang terkenal akan ketertibannya. Menjadi anggota OSIS membuatnya bersikap demikian.
"Hehehe, peace." Rara hanya menyengir mendapati teguran dari sahabatnya itu.
"Rara, kamu nggak boleh gitu. Kita itu teman kamu,bukannya anjing. Ya, walaupun kita emang salah sih udah ngagetin kamu. Tapi tetep aja kamu nggak boleh ngatain kita kayak itu, apalagi ngatain temen kayak anjing. Seharusnya kamu itu kayak Claudia, istighfar gitu bukannya ngatain gini." Tutur Felly panjang lebar. Felly Febrianti. Gadis cantik yang mendapat julukan 'si lemot'. Iya, dia memang sedikit tidak nyambung kalau diajak berbicara. Polos nan lugu mungkin kata itu yang bisa menggambarkan seorang Felly.
"Iya-iya bu Felly." Ucap Rara yang penuh penekanan pada setiap katanya. Berhadapan dengan Felly memang melelahkan. Apalagi kalau sudah dengan kalimat-kalimat panjangnya. Rara yang bisa dibilang memiliki kesabaran setipis tisu dibagi seribu itu, pasti akan mati matian menahan emosi kala menghadapi Felly. Setipis tisu nggak tuh😭
"Ck!" Jessica hanya memutar bola matanya menanggapi kedua temannya itu.
"Udah! Ayo ke kelas!" Titah Claudia.
"Keburu masuk." Sambungnya.
Setelahnya mereka menuju kelas masing-masing. Rara dan Claudia menuju kelas 10 MIPA 2, sedangkan Jessica dan Felly menuju 10 MIPA 3.---------------
Bel pulang sekolah memanglah hal yang paling dinantikan setiap siswa/siswi. Sama halnya dengan seorang gadis cantik yang kini sudah menghempaskan tubuhnya di kasur king sizenya. Bahkan ia tak pergi makan siang ataupun mengganti pakaian terlebih dahulu. Tadi saat sang mama menawarkan makan siang, gadis itu justru memilih beristirahat di kamarnya. Awalnya dia merasa aneh akan sikap putrinya, tapi akhirnya dia mencoba berpikir positif. Mungkun anak gadisnya memang kelelahan-pikirnya.
"Clau?" Panggil seorang wanita paruh baya dari luar kamar sang anak.
"Iya ma? Kenapa?" Gadis itu segera bangkit dan membuka pintu kamarnya.
"Ini mama bawain kamu makan. Makan dulu gih." Perintah sang mama.
"Ih mama, Claudia bisa ambil sendiri nanti. Mama nggak perlu repot-repot kayak gini." Ia tak ingin mamanya repot-repot seperti ini.
"Udah buruan makan, terus mandi." Ucap Gea-mama Claudia. Claudia hanya mengangguk dan segera memasukkan sesuap makanan ke dalam mulutnya.
"Nanti mama mau pergi sama papa. Kamu sama Bintang jaga rumah." Lanjutnya.
"Akwu nawnti maw kwe gwramwedwia." Ujar Claudia dengan mulut penuh makanan.
"Telen dulu itu. Mama nggak ngerti."
"Aku nanti mau ke gramedia. Boleh ma?" Tanya Claudia setelah menelan habis makanannya. Lalu menaruh piringnya di atas nakas.
"Sama siapa?"
"Sama RJF." Jawab gadis itu.
"RJF?" Beo Gea.
"Rara, Jessica sama Felly." Jelas Claudia.
"Boleh ya ma??" Claudia sungguh berharap mamanya mengizinkannya pergi. Karena hari ini ia ingin sekali membeli novel yang selama ini diidam idamkan.
"Emmm, oke boleh. Tapi jangan sampai pulang lebih dari jam 8 malam." Peringat Gea. Claudia sangat senang mendengar itu dan langsung berhambur memeluk Gea.
---------
TBC
Gimana dengan bab ini? Kurang greget ya? Aku juga ngerasa gitu sih. Tapi berhubung hari ini spesial pake banget. Akhirnya aku up seadanya aja.
Seperti biasa, terimakasih untuk kalian yang sudah membaca😊😉
Jangan lupa tinggalin jejak dengan vote bintang dibawah dan komennya.
See You next part😉#11/7/23
#996 kata
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAWAT KERTAS UNTUK BARA
Novela Juvenil"Bara harus janji gak boleh deket deket cewek lain selain aku!" Ucap gadis cantik yang masih berusia 5 tahun. "Iya iya bawel!!" Ketus Bara yang kala itu berusia 6 tahun. "Aku gak bawel yahh!!" Marah gadis itu dengan bibir mengerucutnya. "Baby Clau l...