I Am Queen

28 7 4
                                    

Garou mengusap-usap kepalanya, terdapat benjolan yang cukup besar menonjol di kepalanya. "Kau tau, karena kau tiba-tiba menghilang, rencana kita hampir gagal karena mereka hampir tak percaya. Dasar, kenapa kau selalu membuat masalah?" Garou tidak mendengarkan, ia merenggangkan tubuhnya yang pegal. "Hahhhh, berisik mawi, lagipula santai dulu ga si, nanti juga bakalan selesai dengan cepat. Tenang aja, aku akan menghancurkan monster itu."

Levi pergi tanpa membalas ucapan Garou, yang lebih baik ia meminum teh nya. Connie menghampiri Garou, ia sebenarnya penasaran. "Mawi itu apa?" Garou seolah-olah berpikir, ia tadi juga lupa mengucapkan apa. "Mawi itu, mamang tuwir." Connie nampak terkejut, selanjutnya ia tau siapa yang Garou bilang tuwir. "maksud mu, Levi heichou?" Garou ketawa cukup kencang, ia tidak peduli walaupun di lihatin.

"Iya, aku mendengar kalau dia sudah berumur 30 tahun lebih, jadi tidak salah kalau aku memanggilnya tuwir." Connie hanya terkekeh, ia tidak tahu kenapa Garou bisa berani mengatakan itu.

"Garou ku dengar, kau akan melawan makhluk itu, bagaimana caramu melawannya?" Connie membuka obrolan yang cukup penting, ia tahu kalau makhluk itu sangat besar, dan terlebih lagi, hanya alat peledak dalam jumlah banyak yang bisa menghancurkannya.

"Kalau kau kepo, aku hanya akan memukulnya." Connie merasa di bohongi, semua orang juga bisa memukul nya. "Kau, kenapa kau selalu becanda di saat dunia dalam bahaya."

Garou tidak mengerti, apa nya yang bahaya, perasaan nya makhluk itu bukan bahaya yang pasti. "Aku akan memukulnya, makhluk itu adalah penghalang ku mencapai tujuanku, aku melakukan ini bukan semata menuruti perintah kalian, tapi demi tujuanku, aku akan melakukan apapun." Mendengar pernyataan Garou, Connie menatap Garou, ia tidak tahu kalau Garou memiliki tujuan yang dia sendiri baru tahu.

"Haha begitu, tapi ngomong ngomong apa tujuanmu?" Connie mulai banyak bertanya, dan sebaliknya Garou mulai banyak berbicara. "Dunia yang damai, tanpa ada nya diskriminasi dan tingkat kedudukan. Aku ingin menciptakan dunia dimana semua orang setara." Mendengar tujuan mulia Garou, Connie tersenyum ia tidak tahu ternyata tujuan Garou sebaik itu. "Kau memang orang baik Garou, aku bangga punya teman seperti mu." Connie merangkul Garou, walaupun tubuhnya lebih pendek, ia berusaha mempererat persahabatan mereka.

"Ohh ya, kau terlihat cocok dengan Historia." Connie mencoba menggoda Garou, walaupun mereka sebelumnya jarang berbicara, tapi Connie suka melihat tingkah Garou ketika berada dekat dengan Historia.

Garou melongo, ia tidak mengerti maksud dari cocok dengan Historia. "O-oi apa maksud mu?" Connie tertawa kecil, ia telah menduga kalau Garou tidak sadar.

"Hahahaha, kalau kepo, lebih baik jangan kepo." Connie menepuk nepuk pundak Garou, lalu pergi begitu saja.

"Semuanya bersiap, 1 jam lagi matahari akan terbit, dan target sudah cukup dekat!"

Suara dari atas dinding menggema di seluruh telinga pasukan, Garou yang mendengar hal itu langsung bergegas memakai perlengkapannya.

Saat Garou ingin hendak keluar, ia sedikit terhenti ketika melihat Historia yang masih di dalam sebuah kamar, ia tidak berniat mengintip, tapi ia penasaran.

Ia melihat sebuah foto, mungkin lukisan yang berada di tangan Historia. "Kenapa orang itu, mirip Rod Reiss?"

Historia menatap foto itu cukup lama, kemudian meneteskan air mata. "Ayah, aku senang bertemu denganmu lagi, tapi sekarang kita harus mengucapkan selamat tinggal lagi. Aku akan pergi melawan mu, dengan begitu aku akan menjadi ratu, dan aku akan menciptakan keturunan Reiss yang baru, tanpa adanya ideologi raja pertama." Historia memasukkan foto itu ke dalam sakunya, ia menatap keluar jendela, ia mengumpulkan semua kekuatan dari teman temannya yang selalu mendukung nya.

 OMINOUS THE FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang