perjodohan itu

883 48 6
                                    

Di dalam ruangan bercahaya remang , seseorang pria cantik berumur 18 tahun baru saja pulang dari les bimbel . Pria bernama nunew chawarin menghentikan langkahnya saat melihat ayah ,ibu,serta kakaknya berdiskusi  secara serius di ruanga tamu.

"Kemarilah nak! Kita perlu bicara dengan mu"panggil davika saat melihat nunew

"A-ada apa Bu? Tumben sekali semuanya terlihat sangat serius?"tanya nunew

"Kemasi barang barang mu sekarang! Besok kita harus cepat keluar dari rumah ini nak!"tinta pria tua bernama miles itu

"Kenapa yah? Kenapa kita harus pergi?"tanya nunew tak mengerti

"Rumah ini sebentar lagi disita bank ,selama ini ayah berhutang demi pengobatan ayah sendiri, ayah minta maaf!"lirihnya

"Kalau gitu mulai besok net tidak usah kuliah ya yah,net mau bekerja, kalau menembus rumah ini untuk kita tempati lagi"timpal net

"Tidak nak,kau harus kuliah! Sebentar lagi kau lulus , jangan putus begitu saja, ibu tidak akan rela.!"

"L-lalu bagaimana dengan kuliah ku? Aku sudah belajar dengan giat untuk masuk ke fakultas kedokteran."jelas Nunew

"Untuk tahun ini seperti nya ayah tidak bisa membiayai kuliahmu ,kau tidak keberatan kan untuk menundanya dulu?"tanya miles

Pria cantik itu terdiam,jauh di lubuk hatinya ia sangat tidak rela mengubur impiannya, tetapi perasaan tak rela itu tenggelam ketika melihat sang ayah dengan kondisi memprihatinkan seperti itu.

Selang infus serta alat bantu pernapasan seolah tak pernah lepas dari tubuh sang ayah, 3 tahun terakhir mengalami kanker paru paru ,usaha miles bangkrut bahkan saat ini rumah mewah itu pun harus ditingkatkan.

Nunew memaksakan senyum melengkung dari kedua sudut bibirnya, meskipun saat ini keadaan hatinya bertolak belakang dengan senyum itu
"Baiklah ayah, aku tidak keberatan menunda nya ."

Net  menatap iba adik laki-laki nya itu, ia seolah tahu bahwa senyum yang di tunjukkan adiknya hanya untuk menghibur hati orangtuanya meskipun sebenarnya ia sendiri butuh di hibur .

"Mau bicara dengan phi setelah ini?"tanya net hati-hati.

"Tidak phi , kita bicara besok saja , aku ingin mengemasi pakaian ku."tolak nya halus diiringi gelengan kecil

Nunew bangkit dari sofa tamu tersebut, lalu beranjak dari sana menuju kamarnya.

Nunew dengan cepat masuk ke kamarnya, setelah itu membanting pintu kamarnya, pria itu menangis sejadi jadinya sambil bersandar pada pintu kamar nya

Rasanya sangat amat kecewa menghadapi kenyataan, nunew sudah berusaha keras berbulan bulan untuk mengikuti tes masuk ke universitas impiannya, tetapi ia baru saja di pukul mundur oleh kenyataan

Ia tidak bisa berbuat banyak selain mengubur impiannya itu, tak ada yang bisa dilakukan, apalagi menyalahkan penyakit yang diberikan Tuhan untuk ayah nya,ia benar benar tidak bisa menyalakan siapapun atas kekecewaan yang ia rasakan saat ini.

",Tidak nu..ini bukan akhir dari segalanya, berhenti lah menangisi! Kau bukan pria lemah yang menyerah begitu saja"menolong nya

Keesokan harinya.....

Sedan hitam yang berisi keluarga chawarin itu berhenti di sebuah komplek perumahan sederhana, rumah itu rupanya di berikan secara cuma-cuma oleh seseorang,

Satu keluarga chawarin masuk kerumah itu , namun tiba-tiba nunew di kejutkan oleh seseorang pria berjas putih yang tengah duduk di sofa

"Kalian sudah datang...em dengan calon istri saya juga rupanya!"ucap pria berjas itu

Nunew terheran melihat pria itu, tetapi tidak dengan anggota keluarganya. "Ayah...ibu... siapa pria ini? Lalu calon istri? maksudnya apa?"tanya nu heran pasalnya disini tidak ada perempuan lain selain ibunya

"Kalian belum memberitahu nya? Kalau begitu...halo nunew chawarin saya calon suamimu.! ,Dan nama saya Zee perum panich"

"Apa? Calon suami , enggak mungkin, anda pasti bercanda kan! Ayah ..ibu... sekarang jelasin sama aku ini maksudnya apa? Kenapa cuma kalian yang kenal sama pria aneh ini sedang kan aku enggak!"

Sorot mata nyonya davika tak dapat di bohongi, wanita yang sudah berkepala empat itu menatap sendu anak laki-laki bungsunya.
"Itu calon suamimu nak, ia lah yang telah memberikan rumah ini serta membantu pengobatan ayahmu!"

Nunew terhenyak mendengar penjelasan ibunya itu
"Oh . bahasa kasarnya aku di serahkan ke tangan pria ini begitu kan?"

"M-maafin ayah nak!"balasnya dengan suara tercekat

"Seharusnya aku kabur sekarang, seharusnya aku pergi dari sini , seharusnya aku mengunakan keegoisan ku untuk lari dari kenyataan pahit yang sengaja kalian ciptakan hiks"
".... tetapi jika aku melakukan itu, bagaimana nasib ayah , bagaimana nasib ibu dan kakak ,jadi kalian memaksa ku harus menelan ini sendirian? Begitulah maksudnya?" Ucap nunew dengan sedikit bergetar.

Net memeluk nunew dari belakang ketika tahu adiknya baru saja menangis.

"Maafin phi nu.... maafin phi! Seharusnya phi yang berkorban untuk keluarga kita,bukan kamu!"

"Tidak apa apa ... mungkin ini Memeng tujuanku dilahirkan,untuk membantu keluarga ini hidup dengan layak , meskipun hati nuraniku berontak."ucap nunew

Pria berjas putih itu hanya menyimak , ia tidak mau ikut campur
"Karena kalian sudah ada disini , kalau begitu saya pergi bekerja dulu ya! Semoga kalian betah disini."ucapnya kemudian berlalu pergi

Nunew hanya menunduk selama pria itu bicara , ia hanya menangisi kenyataan itu tetapi tidak bisa lagi kemana-mana, kalau saja ayahnya tidak sakit keras,kalau saja rumahnya tak disita, mungkin ia sudah lari saat tahu akan di jodohkan.




Malam hari, nunew duduk  termenung sambil menatap langit malam melalui jendela, pikirannya menerawang jauh entah kemana, sejak tadi pagi pria itu tidak mau makan karena terlalu banyak Beben di pikirannya.

Sosok pria berjas putih itu datang lagi kerumah, namun kali ini dengan pakaian yang lebih santai , ia menghampiri nunew yang sedang melamun

"Nu .... boleh saya duduk di samping mu?" Tanya Zee hati-hati

"Anda siapa? Jangan macam-macam ya sama saya!"ancam nunew

"Saya Zee pruk, dokter yang menangani ayahmu, saya sudah bilang kan kalau saya ini calon suami kamu!"jelas Zee lagi

"Pak dokter.. dengar ini baik baik ya, anda jangan mau mau saja di jodohkan dengan pria seperti anak kecil seperti saya ini! Lagi pula apa bagusnya saya"? Jelas Nunew

"Saya gak punya cara lain, umur saya gak setua yang kamu bayangkan ya, lagian saya seperti ini karena surat wasiat mendiang ayah saya"jelas Zee

"Loh... Apa hubungannya sama saya,saya gak pernah kenal sama keluarga bapak, terus kenapa tiba-tiba ada perjodohan seperti ini?"

"Saya juga gak tahu, tapi perjodohan itu bahkan sudah di rencanakan sebelum saya dan kamu lahir, orang tua kita saling berhutang Budi di masa lalu,beliau berjanji akan menjodohkan anaknya."jelas Zee

"Tolong ya pak.. saya tidak percaya sama omong kosong bapak! Bilang saja ini kemauan bapak kan buat di jodohkan seperti ini, di tambah lagi karena keadaan finansial keluarga saya yang kaucau"

"Sepercaya diri itukah kamu? Hei nu , sebenarnya saya juga terpaksa ya di jodohkan sama kamu , membebaskan biaya rumah sakit ayah mu saja tidak cukup, makan wasiat itu harus tetap di jalankan..?"

"Kalau begitu kenapa gak dibatalkan saja, lagipula saya yakin bahwa bapak memiliki seseorang yang lebih pantas di jadikan istri,dari pada saya ,iya kan?"

"Nah itu kami tahu,tapi nu ... keluarga besar saya tidak akan setuju kalau saya menikahi orang lain , pokonya kamu siap gak siap harus menikah sama saya!"ucap Zee penuh penekanan





Bersambung......

PERJODOHAN ZNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang