0.08

267 42 34
                                    

Mahligai seorang maharaja nan agung menjadi saksi kegundahan daripada sanubari yang menjerit pada renjana nan jemawa. Hyunjin selalu berapi-api, ajudan bahkan para ksatria sampai menaruh sungkan terhadapnya. Berkali-kali sang Lucifer mengamuk hingga seluruh isi kastil luluh lantak yang kemudian dibangun ulang oleh para lelembut rendahan.

Delapan bulan berlalu semenjak kepergian mendadak dari manusia yang ia cintai. Hyunjin nampak kalut, kian tak terurus. Padahal, seorang maharaja dilarang memperlihatkan sisi lemahnya. Namun, apa mau dikata? Bilamana pujangga ditinggalkan belahan jiwanya, ia lantas merana. Tidak ada orang di bumantara mampu mengisi lakuna yang menyesakkan dada.

Embusan angin menerpa balkon istana kegelapan. Sembari meremat cawan dalam genggaman, Hyunjin menatap pada bentangan nabastala kelam. Neraka selalu sama, gelap gulita bak tak punya tujuan. Hanya satu arah pasti, perderitaan tiada akhir.

"Y—yang mulia," cicit seorang peramal seraya melangkah tertatih, hatinya ragu untuk menghadap pada sosok yang disegani seantero alam baka. Di dalam istana betul-betul tidak ada orang yang berani bicara jika sang maharaja mengunci diri dalam buaian pulau kapuknya. Bahkan mampu membuat sesosok pria gagah berani gemetaran saat berhadapan dengannya. Tapi, peramal satu ini punya berita penting yang mana bila Hyunjin abai, maka ia sendiri yang akan merasa sesal.

"Saya sudah bilang, bahwa saya tidak ingin ada yang menganggu!" geram Hyunjin melempar cawan hingga hancur terberai pada dinding tak bersalah.

"Tapi yang m—mulia, ini tentang tuan Jeongin, kekasih anda."

Hening sejenak membuat sang peramal khawatir menengadah setelah menunduk dalam berusaha hormat serta bersikap sungkan.

"Apa berita pentingnya?"

Peramal itu tersentak, lalu menelan ludah tatap sang raja alam iblis. Hyunjin membalikkan badan dengan raut wajah datar yang dibuat-buat, dalam batin bersorak, akhirnya berita yang ia nanti-nantikan datang juga!

Sekejab mata menunduk, si peramal berkata, "Air mata bercucuran, tawa bahagia terdengar berisik bak dengungan lebah mencapai nektar. Sesosok darah campuran telah lahir bersama segenggam cinta meski harus kehilangan sebelum bersua. Dia nyaris merenggut nyawa kekasih anda, namun beliau tetap ingin mempertahankan bahkan kini melahirkan sampai kelak mengasuh dan membesarkan dengan pengetahuan naluri manusia. Selamat yang mulia, bayi anda laki-laki setampan anda yang kelak akan mewarisi kerajaan ini."

Hyunjin bergeming bahkan saat sang peramal membungkuk hormat serta mengucap syukur berulang kali.

"Jeongin...terima kasih telah melahirkan putra kecil kita." Setitik air mata jatuh membelai pipi sang iblis. Pertama kali dalam hidupnya, sang peramal melihat sosok raja iblis begitu rapuh bila dihadapkan kekasih hati.

Tangan Hyunjin terangkat meraih ponsel yang berada di atas nakas, melayang mendekatinya. Hyunjin menekan sebuah kontak manusia yang diam-diam ia jadikan sebagai penyihir handal.
"Felix, cari keberadaan Jeongin. Lalu dengan cara apapun, buat dia kembali kepada saya."

Seringainya berbahaya, Hyunjin berniat memberi hukuman pada rubah nakalnya bila kelak mereka kembali bersua.

"Lover man." Suara melengking khas perempuan menggema dari balik koridor menuju kamar Hyunjin. Sang peramal dipersilahkan beranjak sebelum sesosok perawakan gadis datang dengan lenggak lenggok yang menyebalkan. Tanpa peduli tatapan jengkel yang dilayangkan oleh Hyunjin, Haewon tetap melangkah masuki kamar sang iblis untuk duduk di atas sofa dekat balkon. Kemudian berkata, "Barusan kamu nampak sumringah, tapi begitu melihat kehadiranku, rupanya moodmu langsung berubah. Ada apa gerangan wahai iblis terkutuk di neraka?"

Sorot Hyunjin mendelik pada Haewon, gadis iblis itu mencomot sebutir anggur di atas meja mengabaikan eksistensi pemilik kamar.

"Aku dengar kekasihmu sudah melahirkan, ya? Aku jadi teringat 2 temannya yang sempat aku sekap." Ia menyeringai tatap butir anggur hijau di tangannya.

𝘽ecaꪊse 𝙔ou 𝙒ouꪶd 𝘽e 𝙈ine! - S1&S2, [hyunjeong].Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang