Langit Orange tampak cerah, dengan gradasi putih, Jingga, merah hati, biru bahkan tampak ada yang menghitam. Jangan lupakan awan yang menghiasinya sepanjang mata melihat, siapa saja yang melihat pasti akan takjub melihatnya.
Namun pemandangan itu bukanlah yang terbaik, ada yang lebih baik dari pemandangan petang yang cerah ini, terutama yang saat ini sedang tampak bergelung di balik selimut besar putih kapas.
3 orang adam, tengah saling menghangatkan, dengan seorang yang berada di tengah, diapit 2 tubuh besar kesayangan.
"Enghh~" membuka mata Renjun melihat ke2 anaknya tengah memeluknya. Guncangan kecil yang Renjun lakukan membuat keduanya semakin mengeratkan pelukan mendusel wajah mereka menyamankan posisi. Mereka telah tidur seharian, 17.05 terpampang jelas di Jam dinding digital kamar Renjun saat ini.
"Nana Nono bangun dulu, bersihkan diri kalian lalu ayo makan malam" Ucapan lembut di kedua kepala yang masih betah memejamkan mata. Renjun dengan sabar membangunkan keduanya. Melihat kantung mata kedua anaknya yang masih tampak sedikit membengkak mengingatkan Renjun dengan rengekan keduanya di telfon semalam.
Flashback
"Dadd kapan pulang, Daddy kapan pulang Nana kangen"
"Nono juga daddy cepatlah pulang, daddy tidak menyayangi kami...?"
"Masih banyak pekerjaan daddy sayang. Lusa daddy baru akan pulang"
"Oke daddy hanya menyayangi kertas kertas itu maka aku dan bang Nono akan pergi dari rumah jangan mencari kami Daddy, biarlah kami terlantar di jalanan tak apa. Huhuhu daddy tak sayang lagi sama Nana... Hiks Lebih baik Nana pergi saja. Huwaaa~"
Jemin telah sangat kesal dengan sang Daddy. Pada akhirnya berteriak seperti itu di depan kamera Tabletnya yang saat ini tengah menyambungkan Video call dengan sang Daddy yang berada di Paris. Pecah sudah tangisannya, Jeno yang tepat di sampingnya pun sama, menangis mengeluarkan air mata meski tak seheboh Jaemin.
Tapi dengan begitu Renjun yang berada di sebrang sana di buat panik. Anak sulungnya tak pernah menangis namun saat ini air bening itu menuruni kedua pipinya tampak menyedihkan. Batal sudah schedulenya untuk satu minggu kedepan, mau tak mau iya harus menyerahkan jadwalnya kepada Haikal untuk di tangani lebih cepat malam ini juga agar dia bisa pulang besok, harus besok bahkan bila Renjun bisa saat ini dia akan terbang dari Paris ke Jakarta demi menenangkan kedua Bayi besarnya ini.
"Oh baiklah sayang, kesayangan Daddy, cintanya Daddy. oke, besok Daddy akan pulang ya sayang~ Daddy usahakan besok Daddy pasti pulang ya."
Terdengar nada panik dari Renjun diserang telfon. Menenangkan Jeno Jaemin yang menangis dengan sesegukan di layar Macbooknya saat ini, sungguh ingin rasanya Renjun segera datang untuk keduanya dan menenangkan mereka dalam dekapannya.
"Apakah Daddy berjanji, besok harus pulang Nono gak mau tau. Kalo Daddy gak pulang maka sore Nono dan Nana akan benar benar pergi dari rumah."
Kini Jeno yang bersuara menyuarakan ancaman kepada Renjun yang bertambah panik. Ya anak anaknya memang sangat marah kepadanya.
Keduanya menyuarakan Protes tentang dirinya yang bekerja keras. Membuatnya memiliki waktu yang kurang bersama kedua bayi kucing dan anjingnya. Saat keduanya yang benar benar menangis merengek kepadanya, membuat Renjun benar benar gelisah. Bahkan jadwalnya yang harus bertemu dengan client harus di batalkan saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daddy Suger
Teen FictionAdopsi anak ke Panti Asuhan ❌ Adopsi anak lewat Bandar penyalur Jalang Sexs ✔ Yah benar. Huang Renjun atau nama Indonya Arjuna Ardian Huang seorang CEO muda dengan hidup Monokromnya yang membosankan, memutuskan mengambil Baby suger hanya untuk meng...