10¹

2.2K 195 13
                                    

"Ibuu, Ibuu !!" Lee Junho atau yang biasa dipanggil Nono tengah berlari ke arah Ibunya sambil menenteng sebuah kertas. Haechan yang kala itu berdiri di depan gerbang sekolah Junho panik karena melihat putranya berlari terlalu kencang.

"Nono, hati-hati Nak !"

Hap !

Tertangkap. Kini Junho berada di pelukan Ibunya. "Ibu lihat, Nono dapat bintang empat, nilai sempulna !" Pekik senang Junho dengan aksen cadelnya.

Haechan lalu mengamati kertas tersebut. Sebuah gambar sederhana khas coretan anak TK. Jika dilihat sepertinya yang digambar Junho adalah pasangan ibu dan anak yang sedang bergandengan tangan. Lalu di samping sang anak ada seekor anjing kecil. Gambar tersebut diwarnai dengan sangat rapi dan setiap warna yang digoreskan terlihat cocok sehingga gambar tersebut tampak nyata untuk ukuran hasil karya anak TK. Haechan tersenyum bangga akan hasil karya putranya. Ia lalu memberi selamat pada putranya atas nilai sempurna tersebut. Meski dalam hati, ia juga agak kecewa pada dirinya sendiri. Haechan jelas tahu mengapa terdapat gambar anjing kecil di samping sang anak. Itu semua karena kecintaan Junho pada hewan tersebut, beberapa kali putranya juga mengungkapkan bahwa ia ingin memiliki seekor anjing, namun hingga kini Haechan masih belum mampu untuk membelikannya.

"Maafkan Ibu ya Nak.." Ucap Haechan dalam hati sembari menggandeng tangan putranya. Junho terus tersenyum mengangkat kertasnya tinggi-tinggi. Bangga akan karya sendiri itu harus. Begitulah pemikiran otak kecil Junho.

"Ibu, kata Bu gulu, Nono pintal belajal telus ya.." Cerita Junho sembari mengelus kepalanya, menirukan gurunya di sekolah ketika memujinya.

"Oh ya ? Tapi kan Nono tidak bisa bilang R, masa sih pintar.." Goda Haechan pada putranya.

"Ihh Ibu, Nono kan masih umul empat, nanti kalau besal bisa kok !" Tegas Junho lucu. Ya. Junho kecil kini sudah berusia empat tahun dan ini merupakan tahun pertama Junho masuk sekolah. Haechan berhasil membesarkan putranya hingga kini meski dia hanya orang tua tunggal. Junho juga sudah mulai mengerti kenapa dia hanya memiliki Ibu sementara teman sekolahnya memiliki Ayah dan Ibu.

Perlahan Haechan menjelaskan pada Junho bahwa sosok yang harusnya ia panggil Ayah telah meninggal. Haechan memberi pengertian bahwa meninggal artinya Ayah telah kembali pada Tuhan dan menjadi bintang yang paling terang di langit. Mulai dari situlah, Junho tumbuh menjadi anak yang sangat senang melihat bintang di langit.

"Ibu, bintangnya banyak..Ayah yang mana ?"

"Emmm, itu Ayah !" Tunjuk Haechan pada bintang yang paling bersinar malam itu.

"Wahh, kenapa bintang Ayah yang paling bagus..telang sekali, Nono suka !"

"Itu karena Ayah adalah orang baik. Orang yang baik akan selalu bersinar Nak."

Kala itu, bagi Haechan Junho tidak perlu tahu bahwa bahkan sosok yang ia sebut Ayah tidak pernah menginginkan kehadirannnya. Bagi Haechan cukup putranya tahu bahwa Ayahnya telah meninggal dan Junho akan selalu mengenang ayahnya sebagai sosok yang baik.

~~~

"Jeno, bukankah sudah mama bilang untuk periksa kembali kesehatan kalian ke dokter kandungan ?" Jeno hari ini menginap di rumah orang tuanya karena Jisu izin untuk berkunjung ke rumah kakaknya untuk merayakan ulang tahun keponakan kesayangannya. Jeno tidak bisa ikut lantaran ketika Jisu berangkat Jeno baru saja mendarat dari perjalanannya, membawa beberapa penumpang dari Thailand.

"Tidak ada masalah apapun di antara kami berdua Ma. Sudah kukatakan juga aku dan Jisu rutin cek kesuburan. Mungkin Tuhan memang belum mempercayai kami untuk punya anak."

DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang