Sore ini, hujan kembali mengguyur kota kembang. Langit abu abu yang bergantung dan sesekali suara petir menemani derasnya hujan.
Sudah 3 hari hujan mengguyur kota Bandung. Teman-temanku yang berada di daerah Baleendah, Dayeuh kolot dan sekitarnya pun merasakan dampaknya. Karena wilayah mereka adalah langganan banjir. Lengkap sudah keramaian kota ini. Dan Jangan salah, Bandung juga bisa macet apalagi jika sudah memasuki jam pulang kerja.
Aku sedikit berlari menuju halte bus disebrang jalan. Keberuntungan menyertaiku, tak lama bus berhenti.
Aku memilih duduk di kursi dekat jendela sebelah kiri. Sembari menghela nafas berat, ku buka tasku mencari earphone bluetooth ku. Hmm kali ini giliran playlist "raining vibes" yang menemani perjalanan pulang. lagu Kota-Dere mulai mengalun memasuki rongga telingaku. Perlahan ku sandarkan punggungku, kepalaku menghadap ke sebelah kiri melihat pemandangan kota Bandung dari dalam bis.Siapa disini yang suka mendengarkan musik di kendaraan umum? Yang tak pernah lepas dengan earphone? Haha aku adalah salah satunya. Aku tak pernah lupa untuk membawanya kemanapun.
Bagiku, terasa bosan saja jika menaiki kendaraan tapi tak mendengarkan musik.Tapi lain hal nya jika sudah berada didalam angkutan umum yang memutarkan lagu DJ dangdut. Aku tak perlu susah payah membuka hp untuk menyetel playlist-ku, tinggal duduk dan nikmati alunan musik funkot saja haha. Aku cukup menikmati lagu-lagu mamang angkot, terlebih jika ada yang menyetel radio, itu adalah favoritku. Tapi sayang, sekarang angkutan umum di daerahku sudah jarang memutar lagu di dalam angkot, sama halnya dengan menyetel radio. Mungkin radio angkot mereka sudah pada rusak ditelan waktu.
Di sepanjang perjalanan, aku terus melihat ke arah jendela. Senang rasanya melihat pemandangan jalanan kota Bandung. Depan Ruko dan toko terlihat sangat penuh oleh para pengendara motor yang berteduh, tak jarang separuh dari peneduh biasanya berbelanja juga.
Kulihat bapak-bapak dan anak-anak muda sedang nongkrong di warung menaikan kakinya sebelah di bangku panjang sembari menyeruput semangkuk kuah Indomie yang tersaji. Tak lupa juga bapak-bapak yang menyeruput kopi hitam panas dengan rokok di sela jarinya.
Senyumku kembali terukir setelah melihat segerombolan ibu-ibu dasteran dengan payung yang mereka genggam sedang mengobrol di depan sekolah, aku bisa menebak bahwa mereka sedang menunggu anaknya pulang.
Kulihat juga wanita yang memeluk erat pasangannya dengan jas hujan pink bermotif polkadot putih yang mereka kenakan. "lucu", batinku.
Sesekali ada pengendara motor yang menyerobot sehingga cipratan airnya membasahi pengendara lain.
Aku juga pernah mengalami kecipratan air beberapa kali saat berjalan kaki. Rasanya ingin ku kejar saja pengendara mobil itu, apakah pejalan kaki tidak harga dirinya? Jengkel sekali, untung saja hari itu adalah perjalananku menuju rumah. Dan fyi bukannya dendam ya, aku masih ingat plat nomor mobilnya hahahaha. Tentu saja aku menghafalkannya, karena jika suatu hari terjadi lagi akan ku ketuk kaca mobilnya dan kucaci maki orang itu hahahahaha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alunan Hujan
RomantizmAku adalah seorang manusia serakah, setiap hari merayu Tuhan untuk menghadirkanmu kembali untukku. Jika kamu tak bisa kembali kesini, biar aku saja yang kembali ke masa dimana kedua netra masih saling menatap tanpa ada kegelisahan. Maaf karena perna...