"Sisanya biar saya urus, kalian boleh pulang sekarang." Ujar wanita itu cukup dingin.
El mengernyitkan dahinya, "pulang lagi di siang hari?"
Ya, dari awal mereka bekerja selalu disuruh pulang saat siang hari. Ibu manager satu ini selalu datang saat tengah hari dan menyelesaikan sisa pekerjaan karyawannya.
"Iya! Kenapa emangnya? Udah syukur dikasi pulang cepat, gak tau terimakasih emang." Meta membalas dengan judes.
Ola berusaha mengendalikan suasana, "Maaf Bu, sudah tiga hari ini kita selalu pulang saat siang hari, bukannya jam kerja disini sampai sore hari ya?"
Bukannya menggubris dengan baik, Meta malah melempar tatapan tak suka, "saya yang mengatur kalian disini, suka-suka saya lah mau nya gimana. Seharusnya kalian beruntung bisa kerja separuh waktu, kalo bukan karena abang sialan itu, saya gak akan sudi memulangkan kalian lebih awal!"
Ola seketika tersentak saat wanita ini menyinggung tentang sepupunya, ternyata keputusan ini memang Jordan sendiri yang atur.
"Manager itu ngatur! Bukannya ambil alih kerjaan." Sementara El mulai tersulut emosinya, ia tarik begitu saja kertas dan pena yang Ola pegang dan memberikannya dengan kasar kepada manajer nya itu.
"Nih! Silakan bekerja." El lalu menarik Ola yang kebingungan itu pergi, disusul dengan Una dibelakang.
Meta hanya melihat sinis saat ketiga karyawannya pergi. Ia lalu melihat-lihat hasil pencatatan yang dilakukan Ola dan El, ia tersenyum dan pergi begitu saja.
Sementara Ola berusaha menenangkan El yang kesal bukan kepalang. "Anjing tu orang! Kesel banget liat mukanya." Celutuk El.
"Ngeri sih, ternyata bos sendiri yang nyuruh kita pulang cepat ya?" Una membuka topik.
"Gue juga agak syok, tapi.. kenapa?" Ola malah kebingungan.
Ditengah kekesalan bercampur kebingungan itu, dua buah truk besar masuk. Mereka bertiga mengamati truk itu dari awal masuk gerbang sampai akhirnya masuk ke pintu gudang.
Mereka bertiga saling menatap, "semua barang udah ada di gudang, itu truk barang dari mana lagi?" El semakin bingung.
"Gak beres ini, itu ada barang masuk sementara kita disuruh pulang. Udah kayak barang selundupan aja, Jordan keknya main-main deh bangun perusahaan." Celoteh Una.
Una terus saja berceloteh, sementara El dan Ola terdiam sambil ternganga. "Itu mungkin barang bukti yang kita cari." Bisik Ola yakin sekaligus ragu.
"Positif." El lalu menatap jam, "jam 12 tepat, tiga hari belakangan kita keluar sebelum jam 12, kita harus catat waktunya."
"Setuju."
Ola dan El tetap terpaku pada pintu gudang, sementara Una melihat mereka dengan sangat serius dan agak bingung.
"Kalian ngomongin apa sih? Ajak-ajak dong.." Una nampak kesal.
Alhasil mereka berdua kaget, El kini melihat wajah Una yang cemberut dan sok imut itu, si penggila kosmetik dan skincare.
"Skincare.." Batin El.
Dengan cepat El berdiri dan merangkul Una dengan memasang wajah penggoda khas miliknya.
"Lo tau gak SK-III lagi launching set skincare baru? Lo harus dapat sih, soalnya limited edition, cuma ada 1000 set di seluruh dunia, kulit lo yg kelewatan mulus ini keknya emang cocok dipakein produk berkelas kek gitu." El mulai membuai Una.
Ola tersenyum kecil melihat kelicikan El, "Pantesan lo kaya, El." Bisiknya sambil geleng-geleng kepala.
Una spontan meraba kulit putih mulusnya, "BENERAN? Betul kata Lo, Sia-sia rasanya kalo kulit sebening ini pakai skincare murah, kalo gitu gue harus cari set SK-III dimana?" Mata Una tampak berbinar-binar.
El mangut-mangut, "Hmm, katanya untuk di Indonesia tersedia 20 set, kabar dari brand juga bakal transit ke Indonesia pagi tadi, bayangin aja sekarang JoeJordan Cops sedang menguasai pasar apalagi barang luar negeri, apa jangan-jangan.." El pura-pura berpikir, ia sedikit demi sedikit memutar tubuhnya yang semula menghadap Una ke arah pintu gudang.
Mulut Una langsung menganga, "jangan bilang truk tadi bawa.."
"Sttt.. jangan keras-keras! Lo gamau orang lain kedengeran kan? Bayangin cuma ada 20 di negara ini, Lo mau sia-sia in kesempatan?" El langsung membekap mulut Una.
"Se langka itu? Emang harganya berapa?" Una mengecilkan suaranya.
El lalu mengambil ponselnya dari saku celana, ia mengetik dan mengarahkan layarnya kepada Una. "Gilakk! Lo serius? Ini mah gaji gue sepuluh tahun gak bakal cukup bayar setengah harganya njir."
Delapan dikit angka yang Una lihat membuatnya kaget bukan kepalang. Barang langka memang tidak main-main soal harga.
"Gue juga gak akan sanggup beli walaupun gue udah jual aset, kayaknya kita gak akan bisa dapetin deh, Na." El memasang wajah sedih.
Sementara Ola dibelakang terus terkekeh geli, ia terus mengamati kemahiran temannya ini.
"Gabisa gitu dong! Pokoknya kita harus dapat! Walaupun dengan cara apapun." Mata Una tampak serius.
"Kita harus apa? Gak mungkin kan kita menyelusup ke gudang dan curi paketan skincare itu?" Kak, ini ngasi ide atau pura-pura pasrah sih?
Una langsung memegang kedua tangan El, "Itu dia!! Pokoknya kita harus dapat sebelum orang lain dapat." Gadis itu terjingkrak-jingkrak.
Saking exited nya, Una langsung menarik El untuk masuk lagi ke gudang.
"Jangan sekarang juga, bego!" El menjitak kepala Una dan menahan langkahnya.
Una seketika terpaku, dalam pikirannya El yang tadi berbicara dengannya sangat bertolak belakang dengan yang sekarang.
"Disusun dulu rencananya biar gak tolol banget pas ketangkap basah nanti." El kali ini benar-benar menghardik Una.
"Hahahaha, gue ikut juga dong." Ola akhirnya nimbrung pada pembicaraan.
"Oke, sekarang kita tim pencuri skincare itu. Ingat ya, kita harus matang-matang bikin siasat." El merangkul Una dan Ola.
Una hanya tersenyum kikuk dan menyimpan kebingungannya, sebenarnya El ini kepribadian aslinya bagaimana ya?
Setelahnya mereka pulang, sejak sampai dirumah, Una sudah meninggalkan seratus pesan chat kepada El terkait pembahasan pencurian set skincare itu.
"Anak puber lo jadiin umpan? Parah sih." Ujar Shenna.
"Mau gimana lagi, nyari cewek se gila materi kek dia gitu agak susah." Balas El sambil menyeruput kopi nya.
Rhea lalu tiba sambil membawa empat mangkok sup ayam, "nih, makan dulu."
"Wahh, Lo emang paling jago bikin gue bahagia, Re." Goda Shenna.
Dalam sekejap percakapan terhenti, Rhea menatap ketiga temannya yang makan dengan begitu lahap nya, sampai-sampai tidak menghiraukan orang disekitarnya saking menikmatinya.
"Kalo udah ketemu sama hal yang membahagiakan, orang suka lupa sama keadaan sekitar ya." Ucap Rhea tiba-tiba.
Benar saja, tidak ada yang menggubris saking asyiknya menyantap makanan.
Sampai sekitar lima menit kemudian, mangkok yang semulanya berisi kini sudah habis. "Lo tadi bilang apa, Re?" Tanya Ola, sebenarnya ia sadar Rhea sedang berbicara tapi ia sama sekali tidak mendengar.
"Gaada apa-apa, cuma mau bilang.. love u all."
***
To be continued..
Yellow👋👋
Jangan lupa vote dan comment nya yaa..Big love,
rosaekavania❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
R.O.S.E
AçãoWarning! 🔞 Rhea, Ola, Shenna, dan Eleanna. Mereka tidak akan balas dendam atas luka yang mereka terima, justru mereka akan bertekad dan memastikan tidak ada perempuan-perempuan setelahnya yang akan mendapat luka yang sama. Lalu bagaimana mereka bis...