•11•

2.6K 187 1
                                    

BRUK!

"Aduh! Shh... Buset sakit banget pantat gue sialan, kok bisa tiba-tiba jatuh si?!"

Mata hazelnya menatap tempat tersebut. Kenapa semuanya nampak bercahaya? Bukannya ia sedang dieksekusi oleh Vic di black room? (?) Apa lampunya dinyalakan?

Kok malah kayak taman luas rumput hijau?

"Artaraya..."

"Ihh... Anjing gue merinding, kok manggil gada orangnya!"

"Aku dibelakangmu Ar?"

Arta langsung berbalik, hazelnya menatap kagum sosok mungil yang tengah tersenyum padanya.

"Ya ampun dedek! Adek ngapain main sendiri disini?! Mamanya mana? Tersesat ya?! Sini abang anter pulang yukk!"

Si mungil terkekeh melihat tingkah absurd Arta. "Nggak Ar, aku gak tersesat. Justru aku yang membawamu kesini"

"Hah?" Arta membeo. Ia menggaruk tengkuk tak gatal. Kenapa si? Kok bingung?

"Kamu pasti bingung kenapa aku membawamu kesini?" Gaby 'Asli' berdeham "Perkenalkan namaku Gabyarta Dewatara. Putra bungsu (angkat) daddy Gibran Venderson Dewatara. Pemilik tubuh 'Asli' yang jiwamu tempati sekarang"

"Hah?"

Si njing malah cosplay jadi tukang keong.

Gaby terkikik melihat respon Arta.

"Iya Arta, kamu pasti masih bingung mendengarnya. Maaf aku membawamu kesini tiba-tiba." gaby menunduk, merasa bersalah telah membawa Arta ke dunianya yang kejam.

Arta masih loading, ini kenapa tiba-tiba lemot gini sih?! Karena dia masih gak percaya kalau yang ia lihat adalah jiwa asli pemilik raga yang dia tempati di dunia novel ini.

"Maksud lu apa sih su! Jadi lo gaby yang asli nih?"

Gaby mengangguk.

"Wah mumpung ketemu, gue tonjok boleh?"

Ngagguk lagi.

"Tapi sayang wajah lo imut, gue gak tega, huh!"

"Gapapa Ar, tonjok aja. Kamu lagi kesel kan?"

"Gak jadi, ntar gue tonjok, raga lo disana pada lebam. Kagak cakep lagi gue ntar" imbuh Arta.

Mana ada gitu Ta!

"Jadi kamu sudah mulai menerimanya?"

Arta mengangguk.

Ngangguk mulu perasaan.

"Yaa... Walaupun masih belum seutuhnya gue nerima takdir ini, tapi gue tetep jalanin. Karena gua pengen semuanya cepet² berakhir, cepet² ending. Meskipun gue gak tau 'raga' gue masih ada atau nggak, jiwa gue masih bisa balik atau nggak..." Arta berkata sejujurnya.

Mengetahui jiwanya bertransmigrasi seperti cerita² fiksi yang pernah ia baca. Ternyata dia mengalaminya sendiri. Arta tentu shock!. Arta tak percaya jiwa seseorang dapat bertransmigrasi, perpindahan jiwa, mustahil! Mana ada begitu!!. Tapi malah justru ia yang mengalaminya.

Karma bukan si?

Wkwk

Sekali lagi gaby tertawa.

"Tawa mulu lo dari tadi, kering gigi lo ntar."

Arta mendengus, apanya yang lucu coba.

"Wajah kamu lucu Ar hahaha kawai!"

"Wah anjir wibu! Sono lu bawang. Lagian ni ya, tubuh lebih tinggi gue daripada lo! Ya walopun cuma beda 5 centi... Tapi kan gue tetep lebih tua setaun! Panggil gue abang! Sopan dikit napa sama yang lebih tua!"

GABYARTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang