1. Satu

2 1 0
                                    

"Ayah, Bunda. Beneran kita jadi pindah?" Tanya anak kecil itu saat sarapan bersama keluarganya.

"Iya sayang." Jawab Rena-Bunda anak itu.

   "Kenapa kalo kita pindah?" Tanya Andi-Ayah anak itu.

"Kalau kita pinda nanti Aneska nggak bisa ketemu Eyhan dong." Jawab anak kecil itu sambil memasang muka cemberut. Yap! Anak kecil itu bernama Aneska.

"Nanti kalau kamu udah besar kita balik lagi kesini." Jawab Rena.

"Kenapa harus nunggu Aneska besar?" Tanya Aneska

"Sayang, Ayah ada kerjaan di Bandung. Dan kemungkinan pekerjaan Ayah selesai saat kamu udah besar." Kata Andi menjelaskan kepada Aneska.

   "Yaudah habisin dulu sarapan kamu. Nanti Ayah anter kamu main ke rumah Reyhan." Kata Andi lagi.

"Siap Ayah." Jawab Aneska sambil tersenyum. Mereka pun menghabiskan sarapannya. Lalu Andi mengantarkan Aneska ke rumah Reyhan.

"Sayang, Ayah pulang dulu ya. Nanti sore Ayah jemput." Kata Andi saat sampai di rumah Reyhan.

"Ayah hati-hati ya. Kalau gitu Aneska turun dulu. Dadah Ayah." Kata Aneska lalu turun dari mobil Ayahnya. Setelah mobil Andi pergi Aneska masuk ke halaman rumah itu.

"Eyhan..." Teriak Aneska lali lari dan memeluk Reyhan yang menunggunya.

"Eyhan, besok Neska pindah ke Jakarta. Tapi Neska bakal balik kok ke sini kalau udah gede." Kata Aneska setelah melepas pelukannya.

"Tapi kalo Eyhan kangen Neska gimana?" Tanya Reyhan sambil cemberut.

Mendengar itu, Aneska pun mengambil 2 gelang hitam dengan bandul inisial E dan N dari saku jaketnya.

   "Eyhan pake aja gelang dari Neska. Eyhan pake yang N. Neska pakai yang E. Kalo Eyhan kangen nanti liatin gelang dari Neska." Kata Aneska sambil memasangkan gelang ke tangan Reyhan lalu memakai di tangannya sendiri.

   "Makasih Neska, yuk kita main. Besok Neska kan mau pindah. Jadi ini terakhir kita main bareng." Kata Reyhan.

   "Ayuuk." Jawab Aneska semangat.

   Mereka pun bermain di teras rumah Reyhan sampe sore.

    "Eh ada Aneska, itu ayah kamu udah diluar." Kata Clara-mama Reyhan yang baru pulang dari butik.

   "Iya Tante." Jawab Aneska lalu berdiri diikuti Reyhan.

   "Eyhan, Neska pulang ya. Janji saat Neska di sana kamu jangan lupain Neska." Kata Aneska.

   "Eyhan gak bakal lupain Neska. Eyhan gak mau punya cewek kalo ceweknya bukan Neska. Neska janji ya harus ingat Eyhan dan jaga diri disana." Kata Reyhan.

   "Iya, Neska bakal ingat Eyhan kok." Kata Aneska lalu memeluk Reyhan.

   "Neska pulang dulu ya. Dadah Eyhan." Kata Aneska lalu menyusul Andi di mobil.

   "Udah pamitan sama Reyhan?" Tanya Andi saat diperjalanan pulang.

   "Udah." Jawab Aneska.

   10 tahun kemudian..

   "Selamat pagi Ayah Bunda." Sapa Aneska di meja makan. Kini Aneska dan keluarganya sudah kembali ke rumah lamanya.

   "Pagi sayang." Kata Ayah dan Bunda serempak. Aneska mengambil sarapannya dan mulai sarapan.

   "Aneska berangkat dulu ya." Kata Aneska setelah menghabiskan sarapannya.

    "Ayo Ayah anter, Ayah tunggu diluar." Kata Ayah lalu menuju ke bagasi untuk mengambil mobilnya.

   "Bunda, Aneska berangkat dulu." Kata Aneska lalu mencium punggung tangan Rena.

   "Hati-hati." Kata Rena.

   "Siap Bunda." Jawab Aneska lalu keluar dan berangkat ke sekolah.

   Sesampainya di sekolah, Aneska berjalan di koridor sekolah untuk ke ruang kepala sekolah. Aneska saat sampai di Jakarta langsung daftar ke sekolah itu dan melihat-lihat ruangannya,  jadi dia tidak perlu bertanya kepada siswa lain.

   Bruk ..

   Aneska menabrak salah satu siswa berbadan tinggi tegap, jangan lupakan wajah datar laki-laki itu.

   "Sorry gak sengaja." Kata Aneska.

   "Hm." Cowok itu pergi begitu saja meninggalkan Aneska.

   "Cowok aneh." Batin Aneska lalu melanjutkan jalannya ke ruang kepala sekolah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NESHAN (Aneska & Reyhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang