Bab 26

56.2K 3.8K 140
                                    

Vote dulu sebelum baca, tandain kalo typo!!!


Happy Reading
.
.
.

Sebuah mobil Rolls Royce Phantom terus melaju melewati jalanan yang mulai mulai lengang, dikelilingi pepohonan tinggi di sepanjang sisi jalannya.

Hampir dua jam menempuh perjalanan, mobil itu berbelok ke kiri di pertigaan jalan dan terus melaju hingga sebuah mansion mewah yang dikelilingi banyak pepohonan mulai terlihat.

Luxio terus menggenggam dan sesekali mengecup tangan Jeanna yang masih dalam keadaan pingsan, memohon maaf karena terus menyakiti fisik dan mental istrinya. Luxio juga mengelus perut buncit Jeanna dengan lembut.

Tidak lama gerbang tinggi itu terbuka otomatis saat sensor deteksi menyala. Setelah mobil Rolls Royce Phantom memasuki halaman mansion, gerbang tertutup kembali secara otomatis.

Luxio keluar dari mobil setelah pintu mobil dibukakan oleh salah satu bodyguard. Luxio melangkah berjalan ke sisi lain untuk menggendong Jeanna bridal style yang masih tidak sadarkan diri.

Mansion De Aquilas sangat ketat penjagaannya dengan banyaknya bodyguard yang berjaga di seluruh mansion besar itu.

Mereka yang berada di pintu depan membungkuk hormat saat melihat kedatangan Luxio, kemudian membukakan pintu untuk tuan muda mereka.

Begitu melangkah masuk, semua orang di ruang tamu terkejut melihat siapa yang dibawa oleh Luxio.

Para wanita segera mengikuti Luxio yang menuju lantai tiga ke kamar pria itu dengan tergesa.

"Mengapa dengan Jeanna, Luxio?" Tanya Olivia dengan khawatir saat melihat menantunya dalam keadaan tak sadarkan diri.

"Istriku hanya pingsan," jawabnya acuh dan mulai memasuki lift diikuti oleh ketiga nya.

"Pingsan? Kau memaksanya lagi?" Tanya Wyneta Zophy Nucio, istri dari Romeo Gavino De Aquilas dengan mengerutkan keningnya tidak suka.

"Aku hanya mengambil apa yang sudah menjadi milikku," sahut Luxio sambil menidurkan Jeanna di ranjangnya.

"Tapi bukan dengan cara memaksanya, Luxio," ujar Olivia menghela nafas lelah dengan sikap otoriter anaknya dan mendudukkan tubuhnya di pinggir ranjang dengan mengelus pelan rambut menantunya.

Luxio mendesis saat sang ibu mulai ikut campur urusannya dan menatap tajam ketiga wanita di hadapannya.

"Apa salahku? Aku hanya menjemput istriku yang sudah terlalu lama tinggal di kediaman Walter." Luxio menatap tajam ketiga orang di depannya.

"Aku tau, tapi bukan dengan cara memaksanya!"

"Kau bahkan tau kalau istrimu mengalami trauma karena sikapmu. Lagipula Jeanna juga sedang mengandung anak-anakmu, apa kau tidak berpikir jika itu sangat berisiko pada kandungannya." Ucap Kiara marah ketika melihat pergelangan tangan Jeanna yang memerah karena memar.

Luxio memalingkan wajahnya, berusaha mengontrol emosinya. Luxio tidak ingin bertengkar dengan kakak sulungnya karena dia berdebat dengan istrinya itu.

"Aku tidak ingin ikut campur urusanmu, Luxio. Tapi setidaknya berikan istrimu sedikit kelonggaran. Dia butuh menyembuhkan trauma nya terlebih dahulu. Jika kau terus bersikap kasar seperti ini padanya, kau tidak hanya akan kehilangan istrimu tapi juga kedua calon anakmu. Aku menasihatimu karena peduli pada kalian berdua dan tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada kalian." Neta berusaha menengahi perdebatan antara kakak ipar, ibu mertua dan adik iparnya.

Neta juga menyayangkan pertemuan keduanya hadir di waktu yang tidak tepat. Luxio yang tidak sabaran dan Jeanna yang terlalu apatis membuat takdir mereka menjadi seperti ini.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang