Bab 29

52K 4K 57
                                    

Tembus 700 vote, aku double up hari ini. Tandain kalo typo!!!

Happy Reading
.
.
.

Usai mengikuti dua mata kuliah, Jeanna berjalan menuju ruang kaprodi untuk mengajukan cuti selama satu semester dan akan mengulang mata kuliah yang tertinggal pada semester yang akan datang.

"Mengapa kau cuti, Jeanna? Lalu aku dengan siapa?" Anastasya menghampiri Jeanna yang baru saja keluar dari ruangan kaprodi dengan sedih dan bergelayut manja di lengan Jeanna.

Sejak pesta ulang tahun Athea kakak dari Anastasya beberapa waktu lalu, mereka menjadi semakin dekat. Meskipun Anastasya harus berusaha keras untuk membangun kepercayaan Jeanna kepadanya. Mengingat Jeanna orang yang tidak mudah bergaul dengan teman sebayanya.

"Kan masih ada Levin dan yang lainnya juga." Sahut Jeanna sambil menepuk pundak Anastasya menenangkan teman barunya itu.

"Kau kan tau sendiri, aku juga tidak benar-benar memiliki teman. Mereka hanya memanfaatkanku karena kekayaan keluargaku. Aku juga bosan harus bergaul hanya dengan Levin sepanjang waktu." Gadis itu cemberut mendengar saran Jeanna. Anastasya memang kerap dimanfaatkan oleh teman-teman sekelasnya karena reputasi keluarganya yang baik dan kebanyakan dari mereka seperti seorang penjilat, Anastasya tidak suka itu karena mereka tidak ada yang benar-benar tulus menjadi temannya.

"Kau ini, bagaimana jika kekasihmu itu mendengar ucapanmu. Pasti dia akan sakit hati." Kekeh Jeanna.

"Lagipula mengapa kau lama sekali cutinya, satu semester? Ya tuhan, apa aku ikut cuti saja biar kita bisa mengulang kelas bersama?" Ucap Anastasya merengek dengan pemikiran konyolnya membuat Jeanna hanya bisa menggelengkan kepala.

Meski gadis itu lebih tua setahun darinya, namun sikapnya masih seperti anak kecil.

"Jangan lakukan itu. Kalau kau juga ikut-ikutan cuti, aku merasa tidak enak padamu. Lagi pula kita masih bisa bertukar kabar, bukan?" Jeanna menggoyangkan ponselnya di depan Anastasya dan berusaha memberikannya pengertian.

Sebenarnya Jeanna juga masih ingin merasakan masa-masa perkuliahan, terlebih karena sekarang wanita itu sudah memiliki seorang teman, namun Jeanna juga tidak bisa berbuat apapun. Lagi pula kehamilannya juga mulai tidak bisa disembunyikan lagi, wanita itu tidak ingin menyakiti bayinya dengan menggunakan korset jika memaksakan diri untuk tetap berkuliah.

"Aku akan sangat merindukanmu." Anastasya memeluk Jeanna, beruntungnya wanita itu menaruh tasnya di depan perut. Jadi Anastasya tidak merasakan jika perutnya sudah membuncit.

Jeanna tidak bermaksud menyembunyikan kehamilannya, wanita itu hanya belum siap jika menghadapi pertanyaan dari temannya. Terlebih Anastasya tidak tau bahwa dia sudah menikah. Jeanna tidak ingin memikirkan bagaimana respon teman barunya saat gadis itu tau bahwa Jeanna telah berkeluarga.

"Kalau begitu, aku duluan. Sampai jumpa Jeanna."

Kedua wanita itu akhirnya berpisah, Anastasya pergi meninggalkan Jeanna karena ada beberapa urusan yang tidak bisa gadis itu tinggalkan meskipun dia ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Jeanna. Anastasya ingin bersenang-senang dengan Jeanna untuk yang terakhir kali karena mereka tidak akan bertemu dalam waktu yang lama.

Setelah kepergian Anastasya, Jeanna melangkahkan kakinya ke taman kampus, dia sudah menghubungi Luxio dan pria itu mengatakan jika supir keluarganya sedang dalam perjalanan menuju kampusnya.

Jeanna juga mengatakan kepada Luxio agar tidak perlu terburu-buru menjemputnya karena dia masih ingin berlama-lama berada di kampus, mengingat dia akan mengambil cuti selama satu semester membuat Jeanna akan merindukan suasana tempat ini.

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang