HALO!!
Welcomee to my story!
semoga sukaa yaww
dan jangan lupa tinggalin jejak.HAPPY READING!
---
Terlihat seorang gadis berambut panjang terikat satu yang sedang berdiri di depan sebuah rumah. Dengan tidak malunya dirinya berteriak memanggil temannya. Dia, Leana Vivian.
"AYAaArRaAa,"
"WOII AYARAAA!" Teriaknya semakin tidak tau malu.
"IYAAA BENTAR," Jawab gadis yang dipanggil leana dengan kesal dari dalam rumah. Ia tengah mencari ponselnya yang tah dimana ia letakkan.
Dan akhirnya ketemu. Dicari-cari kemana, ternyata dari tadi ia memegangnya. Ingin rasanya ia memaki dirinya sendiri.
"Lo apaan sih teriak-teriak, Lo kira ini hutan apa?" Sewot gadis itu yang baru keluar dari rumahnya. Ia sangat kesal dari Leana yang teriak-teriak seperti monyet, ditambah perihal ponselnya tadi.
"Yeeuu, Lo yang dari awal gue manggil kagak jawab yaa!" Tuding leana.
"Lo baru manggil aja udah triak anjir! Kagak sopan, untung ortu gue lagi pergi." Balas gadis itu yang bernama, Ayara Trisya.
Setelah tanya jawab unfaedah itu mereka pergi menuju rumah teman mereka yang selalu menjadi tempat mereka belajar sekaligus menggibah.
***
Saat ini Ayara dan Leana sudah berdiri di depan teras rumah teman mereka, Kevya Giovani.
"kevyaaa," Panggil Ayara.
"Anjir, mana didengar kalo Lo manggilnya gitu Maemunah," Ujar Leana.
"KEeevVYyAaa..." Teriak Leana.
"Nah gini baru bener," Leana tersenyum bangga pada Ayara.
"Itu mah Lo gada etika!" Ketus ayara sambil menoyor jidat Leana.
"Iya deh sipaling beretika. Sorry, majesty queen Ayara."
"Apa?" Tanya ketus seorang gadis yang baru keluar dengan tatapan sinis.
Jujur, ia jenuh melihat dua orang yang selalu seenaknya datang kerumahnya ini berkedok belajar.
"Kan mau ngerjain tugas prakarya," Ayara tersenyum penuh arti yang bagi kevya itu adalah senyum menyebalkan.
"Seribu persen kagak bakal jadi belajar!" Ucap kevya yang sudah hapal kebiasaan mereka.
Tak peduli, Ayara dan Leana sudah duduk anteng dengan kevya yang tertekan. Kenapa ia harus memiliki teman seperti mereka ini?? yaa... walaupun seru berteman dengan mereka tapi, tolong! Dirinya tertekan!
"Anjir cara ngerjainnya gimana sihh ga ngerti gue," Tanya ayara dengan wajah depresot.
"Lo aja nggak ngerti apalagi gue," Balas Leana.
"Kev bagi hotspot, hehe." Pinta Ayara tidak tau malu.
"Iyaa, gue juga bagi," Pinta Leana ikutan dengan tak tau malu.
"Mimpi apa gue dapat temen kayak kalian!" Gumam kevya ingin menangis.
"Udah" Lanjut kevya mengatakan bahwa ia sudah menyalakan hotspotnya.
***
"Bosan Gilaa" Adu Kevya.
"Iya anjayy,"Jawab Leana.
"Ngepet yok!" Ajak Ayara.
"Ayo! tapi ngepet cuma jadi babi sama jaga lilin yaa? Gada ritual lain?" Tanya Leana.
"Ya mana gue tau!" Sewot Ayara.
"Yaelah gajadi punya duit dehh..." Lirih kevya sok sedih.
"Mendung woee, kagak pulang Lo berdua? Ntar hujan kagak bisa pulang." Ucap kevya memberitahu.
"Kenapa gak bisa?" Tanya Leana tanpa beban.
"Iya karna bukan Lo yang bawa motor-nya!" Sinis Ayara.
"Hehe, yaudah yok pulang," Cengir Leana sambil menggaruk belakang kepalanya yang tak gatal.
Diperjalanan pulang.
"Anjirrr hujan nya deras Ra..." Panik leana.
"Iya anjirrr, jalan nya licin mana dosa Lo berat lagi," Ucap Ayara membuat Leana pasrah, sebab itu sepertinya benar?
"RA ADA KUCING ITUUU" Pekik leana saat melihat kucing di tengah jalan.
"Ha—"
citt!!
BRUKK!
Ucapan ayara terpotong karena mereka sudah lebih dulu menabrak kucing itu.
Leana terpental sedikit.ke pinggir jalan, Ayara di timpah motornya. Drah segar sudah mengalir dari beberapa bagian tubuh mereka yang bercampur dengan hujan.
Sungguh miris.
~Tbc
•
•
•
Hii!
Makasih yaaa udah mau baca atauu cuma mampir
Semoga sukaa😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Bestie be Twins [END]
Teen Fiction"Ngepet yok!" Ajak Ayara. "Ayo, tapi ngepet cuma jadi babi sama jaga lilin yaa? Gada ritual lain?" Tanya Leana. _-_-_-_ "Kurang asem banget! Masa gue jadi figuran?!" -Azela. "Dari pada antagonis yang akhirnya meningsoy?" -Azura <><><> Ayara Trisya...