Baby sangat terkejut saat mendapati Abian adalah calon kakak iparnya yang katanya akan dijodohkan dengan sang kakak. Ia hanya bisa berdecak, mengumpat berulang kali mendapati kenyataan seperti ini, bagaimana bisa rekan cinta satu malamnya malah akan dijodohkan dengan kakaknya sendiri, bagaimana kalau nanti ia terus membayangkan suara desahan dan hentakan kontol Abian dilubangnya setiap kali melihat wajah tampan itu.
"Nyebelin!"
"Apa yang nyebelin, Baby?" tanya perempuan berkalung mutiara yang duduk disebelahnya, membuat Baby tersadar dari lamunannya, menggeleng tidak enak sambil sesekali melirik ibunya yang meliriknya sinis.
Sementara Soya dan Abian? Kedua insan itu tengah mengobrol berdua dikamar kakaknya itu, entah apa yang sedang keduanya lakukan?
"Ngomong-ngomong kamu mau masuk universitas mana, By?" tanya wanita itu.
"Baby belum tau Tante."
"Tante daftarin di kampusnya Abian mau? Tante punya kenalan disana, gampang laah."
Pikirannya tidak fokus, yang ada di otaknya hanya Abian dan Soya yang mungkin saja sedang berbuat yang tidak-tidak didalam kamar kakak perempuannya itu. Baby jadi gelisah, ingin rasanya menyusul dan mendobrak pintu kamar itu dan memisahkan keduanya.
Kenapa harus Soya? Kenapa bukan Baby saja yang dijodohkan dengan Abian, kan ia juga rela jika dijodohkannya dengan laki-laki seperti Abian.
"Baby mah kayak nggak punya semangat kuliah, nggak kayak Soya, aku aja sampai takut karena dia males-malesam terus."
Ibunya Abian tekekeh, "umur segini mah memang wajar."
Masa bodo dengan apa yang tengah keduanya bicarakan, Baby hanya ingin memeriksa keadaan Abian sekarang juga, ia ingin memisahkan Soya dan Abian jika saja keduanya sedang menyatukan kelamin mereka. Baby ingin berteriak didepan wajah Soya dan mengatakan, kenapa selalu dia yang mendapatkan apa yang Baby inginkan.
Ditengah ia sedang memilin ujung dress yang ia kenakan, Baby dikejutkan oleh suara ibunya yang menginterupsinya, "iya ma?"
Ibunya geleng-geleng kepala, "tolong panggilkan kakak kamu, mama sama tante mau ngomong sama dia."
Matanya berubah jadi berbinar, mengangguk dengan excited sebelum berlari naik keatas tangga.
Tangannya dengan semangat mengetuk pintu kamar sang kakak sebelum perempuan didalam sana menginterupsinya untuk masuk. Lihatlah wajah merona itu, Baby benci melihatnya, pasti habis terjadi sesuatu.
"Kenapa By?"
"Mama manggil lo, katanya ada yang mau diomongin."
Perempuan dewasa itu melirik pada Abian yang duduk disebelahnya, sebelum Abian mengangguk dan Soya beranjak dari sofa yang tengah ia duduki.
"Ajakin kak Abian ngobrol dulu, nanti kakak kesini lagi."
"Siap!"
Begitu Soya menuruni anak tangga, Baby mengunci pintu kamar sang kakak, menatap pria dewasa didepannya dengan binar mata yang kentara, sementara Abian hanya menatapnya datar seolah tanpa minat.
Dan disaat seperti ini, Baby merasa seperti seorang jalang yang telah dibuang tuanya. Apa hanya dia saja yang terus mengingat malam panas mereka dikantor polisi tempo hari?
Namun siapa peduli, ia sudah pening menahan semua ini sejak pria itu datang ke kediamannya, dan disaat peluang besar seperti ini ia dapatkan, mana mungkin Baby menyia-nyiakan semuanya begitu saja.
Tubuh mungilnya berjalan mendekati Abian, menduduki paha kokoh Abian sambil meraba dada pria itu sensual. Abian tersenyum miring meliha kelakukan binal calon adik iparnya, membuat Baby semakin bersemangat bermain-main pada tubuh kekar Abian.
"Kamu mau apa?"
"Saya mau bapak.. eunghhh," pinggulnya bergerak binal diatas kontol Abian yang ia duduki, memancing lawannya agar membalas dan melakukan semuanya sesuai dengan apa yang ia bayangkan.
"Saya calon kakak ipar kamu, kalau kamu lupa?"
Baby menggeleng, setengah mendesah menikmati kontol Abian yang mulai menegang dibawah sana, wajah mupengnya terpejam mendongak sambil sesekali menatap wajah Abian yang mulai berkeringat. Baby tau, pria dewasa didepannya ini sudah jelas sama-sama menginginkan hal yang sama, hanya saja Abian sedikit menahannya dan mengulur waktu.
"Aheumhhh ahhhh pakhhh eunghhh."
"Baby.. saya peringatkan sekali lagi."
"Heumhhh? Jadi ini alasan bapak berubah pikiran, karena bapak tau calon adik ipar bapak itu saya?"
"Jangan melewati batasan, Baby."
"Pakhhh ahhhh saya tau bapak juga mauhh.. ahhh ngewe sama sayahh hhhh." Pinggul seksinya bergerak semakin binal mengocok penis Abian didalam celana, "ayohhh ahhhh sebelumhh calonhh istri bapakh datengghh."
Kelanjutannya ada di trakteer yaaaa
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
FanficORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children