Bab 8 - Mahendra Wicaksono

1.8K 207 15
                                    

Kening Mahendra mengernyit saat cairan bersoda itu menyengat kerongkongannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kening Mahendra mengernyit saat cairan bersoda itu menyengat kerongkongannya. Lalu menoleh pada Jeffry yang tengah duduk di sofa sambil meneguk minuman kaleng dan menatap ke luar jendela ruang kantor. Entah apa yang dipikirkan oleh pria satu anak itu. 

“By The way, gimana lo bisa ketemu sama dia?” Mahendra bangkit dari duduknya untuk mendekati Jeffry. 

“Panjang ceritanya,” sahut Jeffry sekenanya. Ia lantas menyandarkan punggung di sandaran. Beberapa hari ini pundak Jeffry terasa begitu berat. Ada banyak masalah yang memenuhi kepala. 

Mahendra mengamati ekspresi pria dengan thom browne yang membungkus tubuh gagahnya. List tiga di lengan menjadi ciri khas merk ternama itu. Pun penampilan Jeffry kali ini sempurna dengan pantofel bertali merk sejenis.

“Lo masih suka sama dia?” Pertanyaan tersebut berhasil membuat Jeffry melemparkan tatap kepada Mahendra setelah memijat pelipisnya. 

Lesung pipi lantas tercetak di kedua pipi Jeffry. “Suka? Gue? Of course not! Dia bukan tipe gue.” 

“Really?” Mahendra berdecak tidak percaya. “Terus ngapain lo nyuruh dia jadi baby sitter bayi lo dan tinggal satu atap?” 

“Gue nggak mau banyak orang yang tahu keberadaan Megumi.” 

“Megumi? Nama bayi lo?” Pertanyaan Mahendra lantas mendapatkan jawaban anggukan kepala dari Jeffry. 

Nama yang diberikan oleh Rossie terdengar bagus dan Jeffry suka saat menyebutnya. 

“Lagipula gue mau beri perhitungan sama tuh cewek karena udah ninggalin gue kayak sampah!” geram Jeffry seraya mengepalkan tangan kuat-kuat. Otot di area sana langsung menunjukkan eksistensinya, menyembul perkasa. 

“Yakin lo bener-bener udah nggak suka sama dia?” Mahendra kembali memastikan sembari menatap pria itu lurus-lurus. 

Iris gelap Jeffry melirik ke arah Mahendra. “One hundred percent, gue nggak akan suka sama dia,” ucapnya pasti kemudian meneguk kembali minuman bersoda yang tersisa separuh. 

Mendengar jawaban tersebut, Mahendra tersenyum puas. Setelah beberapa kali mendekati Rossie dan berujung penolakan, Mahendra hijrah ke Sydney untuk mendapatkan gelar magister. Hasrat yang dulu sempat redup, sekarang kembali membara saat mendengar nama Rossie, wanita cantik yang senyumnya masih suka melintas di benak Mahendra. 

“Baguslah kalau begitu,” ucap Mahendra dengan nada lirih. 

“Ngomong apa lo?” tanya Jeffry yang samar-samar mendengar ucapan Mahendra. 

“Hah? No… nothing! Oh ya, lo belum cerita sama Aryan dan Vincent soal bayi lo?” Mahendra memilih untuk mengganti topik pembicaraan. 

“Belum,” jawab Jeffry seraya menggeleng samar. 

“Lo mending cerita sama mereka dan minta tips dari Aryan buat ngebangun bounding sama bayi lo,” tutur Mahendra dengan nada sedikit meledek. 

“Bounding pala lo!” seru Jeffry jengkel. Ia belum pernah mengurus bayi, jadi mustahil bisa membentuk ikatan dengan makhluk kecil yang hanya bisa menangis itu. 

My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang