11 | Alpha Vs Alpha

131 20 2
                                    

"Kadang kita tidak harus selalu menyalahkan keadaan. Menjadi orang paling tersakiti. Boleh jadi, masalah itu datang dari diri kita sendiri, bukan?"

- S O M-



🎬🎬🎬🎬



Apa yang harus Sowon lakukan di situasi seperti ini?

Biasanya jika Jin menyentuhnya, Sowon akan mendorong atau menghindar dari Jin. Namun, sekarang apakah ia harus melakukan itu? Di keadaan Jin yang sedang sakit?

Sowon jadi tidak tega.

Perempuan itu diam saja saat Jin memeluknya. Ia melirik Jin. Sepertinya laki-laki itu tidak sadarkan diri.

"Kenapa kau pakai acara keluar kamar sih Jin? Merepotkan!" Gerutunya.

Meski begitu, Sowon tetap membopong tubuh Jin ke kamar. Perempuan dengan rambut dikuncir dua itu menghembuskan napas lelah.

Ia menyentuh kening Jin.

Panas.

"Kenapa sekretarisnya itu belum datang juga, ya?" Gumam Sowon menyebutkan Hwan.

Mata Sowon mengamati wajah Jin. Ia rasa untuk saat ini ia tidak bisa meninggalkan Jin sebelum Hwan datang. Gadis itu juga tau Jin sudah tidak punya keluarga. Bagaimana, ya, menjelaskannya? Entahlah, dulu Jin bercerita ia hanya tinggal bersama pamannya. Namun, beberapa tahun lalu, pamannya itu menghilang.

Kemudian Jin juga menghilang. Kabarnya pindah ke luar negeri karena tidak tahan dengan bullying di sekolah. Tapi, dibalik semua itu--siapa yang membantu Jin bertahan hidup selama ini?

Sowon sangat penasaran dengan kehidupan Jin setelah pindah sekolah. Terutama dengan orang yang membantunya hidup di luar negeri.

Teringat bahwa ia sedang memasak sup, Sowon pun buru-buru berlari ke dapur.


🎬🎬🎬

Jin mengerjap pelan. Lewat kaca besar yang menampilkan keindahan kota Seoul di malam hari, itu menunjukkan ia sudah lama tertidur.

Jin merasa tubuhnya jauh lebih ringan. Panasnya menurun. Ia juga tidak sakit kepala lagi.

Perlahan, laki-laki itu duduk dan bersandar pada kepala ranjang. Namun, sebuah kain yang lembab tiba-tiba jatuh ke pahanya.

Jin mengernyit. Siapa yang mengompresnya? Kepalanya berusaha mengingat.

Terakhir kali ia kan sedang di taman. Setelah itu, ia bermimpi tentang Sowon. Tapi, entah sejak kapan dirinya sudah ada di kamar.

Tunggu.

Jin rasa itu bukan mimpi.

Laki-laki itu dengan cepat menyibak selimutnya. Menuruni anak tangga. Mencari Sowon. Jika benar itu bukan mimpi, ia ingin membuktikannya.

Jin terpaku di tempatnya berdiri. Dari belakang, ia bisa melihat punggung Sowon. Perempuan itu sedang menonton acara TV.

Ternyata itu bukan mimpi.

Sowon disini.

Perlahan, kaki Jin datang menghampiri Sowon. Menyadari kedatangan Jin, Sowon mendongak.

"Kau sudah bangun ternyata. Duduklah dulu. Aku akan menyiapkan makanan. " Sowon bangkit hendak ke dapur dan Jin tidak menahan perempuan itu.

Pendengaran Jin menangkap bunyi nada dering. Ia melihat ponsel Sowon tergeletak di sofa. Jin meraih ponsel itu. Lantas mengernyit.

Scandal or Me? | SowjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang