Rasa lelah yang menggantung erat, membuat Jeffry meregangkan otot tengkuk dan punggung sebelum turun dari mobil. Garasi yang tidak cukup luas di villa tersebut hanya menampung 3 mobil. Jeffry membawa lamborghini merah kesayangan serta Mercedes jeep dari rumahnya di Seminyak.
Sewaktu kecil Jeffry sempat mendengar jika jeep identik dengan mobil penjahat seperti di film mafia. Mungkin karena kesannya yang gagah dan terkesan pemberani. Well, tidak dipungkiri jika mengendarai mobil tersebut bisa menambah rasa percaya diri dan maskulinitas.
Hening lantas menyergap, saat Jeffry mengayunkan kaki masuk ke pekarangan rumah. Hanya terdengar gemericik air terjun buatan yang senantiasa mengisi kesunyian. Warna orange dari bohlam lampu taman menjadi pencahayaan di area tersebut.
Lampu ruang utama juga dimatikan oleh Rossie dan mengandalkan bulan sebagai penerangan tunggal. Jeffry menempelkan jempol pada pintu lalu terbuka otomatis. Villa yang sekarang menjadi tempat tinggal Jeffry itu sudah menggunakan sistem smart door lock. Jika malas memasukkan kode pin, tinggal menempelkan jempol. Sistem akan membaca sidik jari yang sudah diatur di dalamnya dan otomatis membuka kunci.
Langkah kaki Jeffry tertahan ketika akan menaiki anak tangga. Atensi pria berlesung pipi itu tertarik pada pintu kamar Rossie yang terbuka separuh. Suara merengek terdengar dari dalam sana.
Buru-buru Jeffry mendekati box tidur Megumi dan melihat bayi mungil itu sedang menggeliat. Jeffry menoleh ke ranjang tempat Rossie terlelap. Tidak tega untuk membangunkan wanita tersebut, Jeffry menatap Megumi seraya berpikir apa yang harus dilakukan untuk membuatnya tertidur kembali.
Tangan Jeffry yang semula ragu, akhirnya menepuk paha sang putri dengan lembut. "Shh ... tidur ya."
Dengan mata terpejam, senyum Megumi terukir. Tubuh gemuk yang dibalut sleeping bag tampak seperti kepompong. Spontan bibir Jeffry ikut tersenyum tipis kala menatap sang putri lekat dan tanpa jeda. Bayi itu terlihat nyaman dengan sentuhan yang pertama kali diberikan oleh Jeffry.
'Om menyesal karena tidak bisa merawat dan memberikan kasih sayang yang semestinya.'
Ucapan Hartawan tiba-tiba terlintas di benak. Telunjuk Jeffry kembali mengelus pipi gembul Megumi yang kini sudah terlelap.
'Bayi itu nggak tahu apa-apa. Mereka nggak berdosa, tetapi mengapa harus menanggung dosa kedua orang tuanya?'
Rentetan kalimat yang terucap dari Rossie ikut terngiang di telinga. Benar jika bayi itu tidak tahu apa-apa dengan dosa yang orang tua mereka buat. Saat mengharapkan penyambutan di dunia baru, justru penolakan dan penderitaan yang didapat. Bukankah itu sangat memilukan?
"Have a sweet dream...." Kalimat Jeffry terjeda sesaat. Ia masih mengamati wajah Megumi dengan bulu mata panjang dan hidung mancung meskipun belum begity terlihat. Bibir bagian atas bayi itu sedikit maju dan menyembunyikan bagian bawahnya. Sangat menggemaskan. Lalu beberapa saat kemudian, senyuman tipis terulas di wajah Jeffry. "My baby."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)
Romance[ADULT AREA] Bagaimana kalau kamu bertemu lagi dengan mantan pacar dan menjadi babysitter anaknya? Rossie Olena merasa tidak berkutik karena bertemu kembali dengan Jeffry Tanoe Widjaja, putra konglomerat pemilik Widjaja Tobacco Indonesia sekaligu...