Bonus part

12.9K 342 39
                                    


Bulan berganti begitu cepat rasanya baru kemarin Prilly melangsungkan pernikahan dengan suaminya padahal lima bulan sudah berlalu semenjak pernikahan itu dilangsungkan.

Kehidupan rumah tangga Ali dan Prilly berjalan lancar meskipun beberapa waktu belakangan ini Prilly mulai merasakan perubahan pada sikap suaminya. Ali seperti tidak memiliki waktu lagi untuk dirinya padahal dulu pria itu bahkan tidak bisa jauh dari dirinya.

Pagi ini kembali Prilly menatap hampa sarapan yang sudah ia siapkan namun lagi-lagi diabaikan oleh suaminya. Ali terlalu terburu-buru pergi sehingga tak sempat mencicipi masakan istrinya.

Ingin sekali Prilly mengamuk namun mengingat suaminya yang lelah bekerja seharian ia terpaksa menelan semua kekecewaannya itu. Hari ini Prilly berniat mengunjungi Dokter Amira, sudah lama sekali ia tidak bertemu dengan Dokter kesayangannya itu.

Pukul 10 pagi Prilly sudah siap dengan pakaian kasual kesukaannya. Untuk hari ini ia memilih untuk mengemudikan mobil kesayangannya yang merupakan salah satu hadiah pernikahan yang ia dapatkan dari suaminya. Sepanjang perjalanan Prilly tampak berusaha ceria meskipun beberapa kali ia hampir menubruk bagian belakang mobil dihadapannya karena terlalu larut dalam lamunannya.

Prilly terus kepikiran suaminya, Ali memang masih menyentuhnya bahkan tadi malam mereka sampai tidur larut malam akibat gairah mereka yang membumbung tinggi. Prilly sendiri tidak tahu beberapa waktu ini ia memang kerap kali bergairah apalagi ketika melihat suaminya memamerkan dada kekarnya.

Prilly tidak tahu apa yang salah pada dirinya namun ia yakin jika dirinya baik-baik saja mungkin karena mereka masih belum memiliki momongan jadi mereka masih memiliki banyak waktu untuk melampiaskan gairah itu.

Mengingat momongan tiba-tiba Prilly menundukkan kepalanya menatap perut ratanya. "Kamu masih belum mau tumbuh di rahim Mama ya Nak?" Prilly berbicara dengan perutnya.

Mobil yang ia kemudikan berhenti di lampu merah kini sepenuhnya perhatian Prilly tertuju pada perutnya. Perlahan ia usap perutnya dengan begitu lembut. "Cepat hadir ya setidaknya ada kamu yang nemenin Mama disaat Papa sibuk seperti ini." Ada nada getir yang keluar dari mulut Prilly saat mengingat suaminya.

Prilly buru-buru mengalihkan perhatiannya saat mobil yang dibelakangnya tiba-tiba membunyikan suara klakson yang cukup nyaring ternyata sudah lampu hijau dan waktunya Prilly untuk melajukan mobilnya kembali.

Prilly berniat untuk membelokkan mobilnya namun tanpa sengaja ia melihat sebuah mobil yang sangat ia kenali melaju cepat melewati mobilnya bahkan nyaris menyerempet mobil yang ia kemudikan. Tanpa basa-basi Prilly segera melajukan mobilnya mengikuti mobil berwarna hitam dengan plat yang sudah sangat Prilly hafal.

Jantung Prilly mulai berdetak kuat terlebih saat mobil itu memasuki parkiran sebuah restoran yang letaknya cukup jauh dari hiruk pikuk kota. Prilly menghentikan mobilnya lumayan jauh supaya pemilik mobil tidak mengetahui keberadaannya.

Prilly melihat suaminya turun dari balik kemudinya lalu pintu disebelah kanannya juga terbuka dan jantung Prilly seperti diremas saat suaminya berbalik membuka pintu belakang mobilnya dari sana turunlah seorang bocah laki-laki yang menggandeng tangan suaminya.

Tanpa sadar Prilly meremas dadanya yang tiba-tiba terasa sakit. Jadi ini penyebab suaminya berubah akhir-akhir ini?

Pandangan Prilly mulai buram karena air mata dan akhirnya Prilly menumpahkan segala keresahan yang selama ini ia simpan di sendirian. Ternyata Ali sebusuk itu di belakangnya, pria yang selalu ia sebut sebagai rumahnya ternyata tidak lebih dari seorang pembohong.

"Kenapa kamu seperti ini Mas? Kenapa?"

****

Setelah memergoki suaminya pergi dengan wanita lain kini Prilly memilih untuk menghabiskan waktu dengan duduk merenung di tepi pantai. Ia seperti kehilangan arah pandangannya tampak kosong namun Prilly berusaha untuk terus sadar dan tidak melakukan hal bodoh.

Perhatian Prilly kini tertuju pada cincin bermahkotakan berlian yang melingkar indah di jari manisnya. Cincin yang menjadi saksi sekaligus bukti kesetiaan Ali untuknya.

"Baru lima bulan kamu sudah seperti ini Mas." Lirih Prilly dengan mata yang kembali berkaca-kaca. "Lalu bagaimana dengan janjimu yang akan setia padaku sampai kau mati hm?" Lanjut Prilly dengan tatapan pada tertuju pada cincin di jarinya.

"Aku tidak ingin berpikiran sempit namun apa yang aku lihat hari ini benar-benar merubah cara pandangku terhadap kamu Mas." Prilly mulai meracau. "Apa karena aku belum bisa memberikanmu seorang anak sampai akhirnya kamu memilih wanita itu,hm?" Air mata Prilly kembali menetes wanita itu menangis sesenggukan di pinggir pantai tanpa perduli dengan beberapa orang yang menatap iba kearahnya.

Prilly benar-benar terlihat seperti seorang wanita patah hati. Bahkan pengunjung yang berada didekatnya mulai was-was takut-takut jika Prilly berbuat nekat.

Setelah puas menumpahkan tangisnya kini Prilly beranjak dan ia baru sadar jika hari mulai sore itu tandanya Prilly menghabiskan waktu nyaris seharian dengan menangis seperti orang bodoh. Prilly tersenyum kecil, matanya sudah bengkak bahkan sudah terasa sakit karena terlalu lama menangis.

Prilly beranjak menuju mobilnya yang ia parkir tak jauh dari bibir pantai. Setelah memasuki mobilnya Prilly mulai merasa aneh pada tubuhnya, ia seperti pusing dan sedikit mual.

"Nyiksa diri banget lo Prilly! Suami lo enak-enakan makan sama perempuan lain nah elo nangis sampai masuk angin di sini." Prilly berbicara sendiri.

Setelah merasa tubuhnya membaik Prilly mulai mengemudikan mobilnya menuju rumah suaminya. Sejujurnya, Prilly ingin melabrak Ali siang tadi namun ia tidak siap jika Ali akan memilih wanita itu daripada dirinya.

Membayangkan kemesraan Ali dengan wanita itu kembali membuat dada Prilly berdenyut sakit. "Jangan nangis Prilly! Jangan nangis! Lo kuat." Prilly terus menguatkan dirinya sendiri sambil memfokuskan pikirannya untuk mengemudi dengan aman. Prilly tidak ingin ambil risiko dengan drama-drama lain seperti kecelakaan misalnya.

Prilly terus memacu mobilnya menuju apartemen miliknya. Malam ini ia sudah memutuskan untuk tidak pulang ke kediaman suaminya. Hatinya masih belum sanggup untuk melihat sang suami.

Di lain tempat terlihat Ali yang sedang mondar mandir dengan ponsel yang tertempel di telinga kanannya. "Kamu kemana Sayang?" Lirihnya saat lagi-lagi Prilly tidak menjawab ponselnya.

"Gabriel!"

"Iya Bos."

Ali menoleh menatap Gabriel dengan tatapan kalutnya. "Cepat lacak dimana keberadaan istri saya!" Perintahnya setelah Prilly kembali tidak menjawab panggilan darinya.

Gabriel menundukkan badannya sebelum berbalik meninggalkan ruangan Ali. Sepeninggalan Gabriel, Ali kembali mencoba menghubungi istrinya namun sayangnya Prilly masih belum menjawab panggilan darinya.

Semenjak menikah bahkan sebelum menikah sekalipun Prilly tidak pernah seperti ini. Apa mungkin ada musuhnya yang menculik Prilly?

Ali semakin tidak tenang bahkan ia mulai membayangkan hal-hal buruk yang mungkin menimpa istrinya.

"Kamu baik-baik saja kan Sayang?" Monolog Ali sebelum kembali meraih ponselnya. Ali baru akan kembali mengubungi Prilly namun pintu ruangannya kembali terbuka dan memperlihatkan Gabriel disana.

"Nyonya Prilly ada di apartemen Tuan." Ujarnya sambil menunjukkan layar iPadnya pada Ali dimana dilayar itu terlihat sebuah titik merah yang terus bergerak.

"Saya akan kesana!" Ali segera beranjak meninggalkan ruang bekerjanya yang ada di kediamannya untuk menyusul sang istri. Ia masih penasaran apa yang membuat Prilly bersikap seperti ini padanya.

*****

Assalamualaikum semuanya, Alhamdulliah akhirnya cerita ini benar-benar selesai revisi setelah banyaknya kendala yang harus saya hadapi. Insyaallah yang udah ikut PO nanti malam pdfnya akan dikirim secara serentak yaa sayangku..

Terima kasih banyak kalian udah mau nunggu meskipun ada beberapa orang yang kayaknya mulai goyah takut pdfnya gak di kirim yaaa..🤭🤭🤭

Tenang aja sayangku, Insyaallah pdfnya bakalan dikirim. Nah, untuk hari ini aku buka slot terakhir ya dengan harga 60k hanya untuk 3 orang TF dan 1 orang boleh bayar pakai pulsa. Siapa cepat dia dapat ya sayangku.

Yang mau silahkan chat ke wa
+62 821-6196-6480 jangan sampai kelewat yaa.

Terima kasih semuanya,♥️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Married With MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang