Part : Seven

729 73 23
                                    

"Dia hamil"

Satu kalimat pendek itu seolah benar-benar mampu menghetikan seluruh waktu yang berputar pada dunia Seongcheol. Laki-laki itu berhenti bergerak. Sama sekali tak menggerakkan satupun otot pada tubuhnya akibat rasa terkejut yang masih sangat sulit untuk dia percaya. Dia mengerjap beberapa kali. Sekedar ingin memastikan hal yang baru saja di tangkap oleh indra pendengarnya.

"M-mwo?". Tanyanya dalam nada rendah. "Mworago? K-kau bilang dia..."

"Hamil. Dan itu anakmu"

Secepat gerakan Cahaya, Seongcheol lalu menyelesaikan aktivitasnya untuk mengganti baju. Dia meraih ponsel miliknya yang sebelumnya dia letakkan di atas laci. Laki-laki itu bahkan seperti lupa untuk merapikan rambut basahnya. Langkah kaki panjangnya terayun cepat untuk keluar dari kamarnya dan menuruni tangga rumah. Dia keluar dari rumahnya dengan pandangan lurus ke depan. Tak ada sedikitpun langkah gontai yang menunjukan kemalasan dari setiap tapak yang dia pijak.

Sang tuan muda Choi lalu keluar dari pintu gerbang tinggi itu. Mengabaikan fakta bahwa mobil Mingyu masih terparkir disana untuk menuggunya keluar. Seongcheol membelokkan langkahnya, bukan menuju pada mobil Mingyu, melainkan pada rumah Jeonghan yang berada tepat bersebelahan dengan rumahnya.

Mingyu membolakan kedua matanya. Merasa terkejut saat dia tahu bahwa Seongcheol tak sedang menghampirinya. Seolah mengerti tentang arah tujuan sang kawan, dengan cepat tangannya membuka pintu mobilnya, setengah berlari untuk menyusul Seongcheol dan menahan lengannya dengan kuat sebelum tangannya berhasil menyentuh besi tinggi yang di jadikan gerbang kokoh yang menghalangi seseorang untuk masuk ke dalam pekarangan rumah Jeonghan.

"Y-ya!! Apa yang kau lakukan?"

"Aku harus menemui Jeonghan!"

"Untuk apa kau menemuinya sekarang?"

"Aku harus menanyakan tentang apa yang kau katakan kepadaku!". Ucapnya dengan keras sembari berusaha menarik lengannya dari genggaman tangan Mingyu. "Lepas!"

"Kau pikir dia akan semudah itu mengatakannya kepadamu?"

"Aku harus memastikan kebenarannya, jika benar itu adalah anakku maka.."

"Aku yakin dan aku bisa menjamin bahwa anak yang dia kandung memang putramu, tapi kumohon jangan menemuinya sekarang, kau hanya akan membuat situasinya menjadi semakin rumit kawan"

"Aku harus memastikannya!"

"Tapi tidak sekarang!"

"Kau pikir aku bisa menunggu? Aku yakin dia tak akan pernah mengatakannya kepadaku jika aku tidak menanyakan hal ini kepadanya!"

"Dan membuat kejutan baru untuk seluruh keluarganya? Apa kau yakin ini tak akan membuatnya lebih membencimu?!"

"Lalu apa aku harus berpura-pura buta dan tuli terhadap keadaannya bahkan setelah aku tahu kenyataannya?"

"Bukan seperti itu maksudku". Mingyu masih menahan lengan temannya itu sekuat mungkin. Berjaga-jaga apabila tiba-tiba Seongcheol tak lagi mendengarkan peringatannya dan memutuskan untuk menerobos gerbang tinggi itu untuk menemui Jeonghan yang mungkin saja sekarang sedang berusaha untuk terlelap di dalam heningnya malam. Suami dari Jeon Wonwoo itu menghela nafas kasarnya ketika dia merasa sangat lelah akan permasalahan yang seharusnya tak menjadi tanggung jawabnya untuk dia luruskan. "Ikut aku"

"Tapi aku harus..."

"Choi Seongcheol!"

"Aku harus menemuinya sekarang Mingyu!"

"Ya! Jangan membuatku lepas kendali dan memukulmu sekarang juga!! Jadi berhentilah keras kepala dan ikutlah denganku!!"

.

Steganografi [JeongCheol Ver.]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang