67

532 50 0
                                    

Hari demi hari Jaehyun telah lewati berbagai rintangan hidup. Hingga hari mulai berganti menjadi bulan. Ia dinyatakan lulus dari kampusnya, setelah sekian lama melewatkan beberapa kelas yang sempat ditinggalkan. 1 bulan kemudian setelah dinyatakan lulus. Melamar di perusahaan ayahnya sendiri dan bekerja sebagai karyawan biasa, membuat dirinya merasa seperti bukan anak pemilik dari perusahaan itu.

Jaehyun meminta kepada sang ayah untuk merahasiakan identitasnya, agar ia bisa menjalani dan mempelajari dunia kerja dari nol. Awalnya terasa begitu berat baginya, harus menghadapi senior yang tak berbelas kasih. Tentu Jaehyun menghadapi nya dengan penuh kesabaran, dan setelahnya ia akan pergi bersama sahabatnya, Kim Doyoung untuk melampiaskan kekesalan.

Membeli minum yang memabukkan di salah satu kedai tak jauh dari kantor mereka. Jaehyun menenggak air keras itu dengan begitu rakus. "Aakkhhh... Dia senior menyebalkan! Mentang-mentang aku anak baru, dia bisa seenaknya seperti itu!" Katanya. Doyoung yang lebih berpengalaman di dunia kerja terlebih dahulu sebelum Jaehyun, hanya bisa mendengarkan sambil tertawa. Ia teringat akan dirinya saat menjadi karyawan baru di kantornya sendiri.

"Aku pernah memberitahu kan mu sebelumnya." Ujarnya.

"Tunggu saja nanti, aku akan membalasnya!"

"Ya, ya.. Terserah kau saja!"

Lalu mereka kembali minum minum demi menghilangkan stress di kepala. Pulang larut malam dalam keadaan mabuk. Sudah menjadi hal biasa di kediaman Jung. Jaehyun melangkah masuk kerumahnya dengan langkah yang sempoyongan menuju kamarnya.

Saat berada didepan kamar, ia tak sengaja mendengar suara samar samar ibunya yang berteriak. Jaehyun tahu apa yang sedang orang tuanya lakukan dikamar, dan itu juga sudah menjadi hal biasa baginya. Masuk kedalam, lalu menguncinya.

Satu persatu pakaian di lepas karena merasakan suhu tubuhnya yang naik, hingga kini Jaehyun telanjang bulat tanpa sehelai kain menutupi. Setiap malam, saat dirinya dalam keadaan mabuk, terlebih setelah mendengar suara ibunya yang mendesah, membuat libido perlahan naik menguasai tubuhnya.

Di atas kasurnya, Jaehyun menungging dengan satu tangan di arah ke lubangnya, dan satu lagi meraih penisnya. Satu persatu jari jemari di masukkan ke dalam lubangnya, dan mulai mengoyak dirinya sendiri. "Nnggghhh..." Tak lupa, penisnya dipijit dan diurut sesuai tempo. Pelan, sedan, kemudian di percepat.

"Aaahhh..."

Jaehyun mulai mendesah dengan suara pelannya, ia membayangkan di lubangnya penuh akan penis kedua adik kembarnya yang telah lama pergi tanpa memberi kabar. "Nngghhh... Jenoohh.. Jaeminnhhh..." Jaehyun selalu seperti ini setiap malam. Setiap ia merindukan kedua adiknya, ia akan memainkan tubuhnya sendiri sambil membayangkan mereka.

Membayang kedua penis yang pernah memenuhi lubangnya. "Aahh... Mmpphhh..." Pergerakan jarinya semakin cepat, hingga lubangnya menjadi basah. Dan di saat jari mengenai titik prostatnya "AAaahh..." Jaehyun mengeluarkan percum.

Deru nafas terengah-engah, berhenti sebentar untuk mengistirahatkan diri. Semburat merah perlahan muncul di wajahnya, bersamaan dengan mata sayunya. Jaehyun membalikkan tubuh menjadi terlentang, lalu membuka lebar kedua kakinya dan kembali memasukkan jari jarinya ke lubangnya. Tak lupa juga dengan penisnya.

Semakin cepat jari itu menari di lubang Jaehyun, semakin cepat pula penisnya sendiri di kocok "mmmpphhh... Aaaahh... Jenoohhh.. Jaeminnhhh...." Kedua mata Jaehyun terpejam, dan wajahnya terangkat, merasakan kenikmatan atas perbuatannya sendiri. "Aahhh... Mmpphh.." Di saat kedua matanya kembali terbuka, ia mendapati bayangan kedua adik kembarnya berada di atasnya.

Our HyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang