23. Aku Minta Maaf

283 26 24
                                    

<<<<<FaKha>>>>>
( Fateh Rakha )
<<<<<<<<<< FaKha >>>>>>>>>>

"Fateh." Fateh yang merasakan genggam tangan Elma kini membuka matanya dan melihat pada Elma yang sedang menangisinya.

"Nek." Panggil Fateh pelan.

"Iya, ini Nenek, ada apa?" Tanya Elma.

"Fateh minta maaf ya."

"Maaf buat apa? Fateh gak salah apa-apa, karena Fateh cucu terbaik Nenek."

"Fateh banyak nyusahin Nenek, Fateh selalu buat kecewa Nenek." Elma menggeleng, itu tidak benar, kedua cucunya tidak pernah membuatnya kecewa, dan walaupun itu pernah di lakukan, sudah pasti ia akan memaafkannya.

"Enggak, Fateh gak nyusahin, sudah ya, tidak perlu meminta maaf, karena Fateh gak salah." Derai air matanya bersatu dengan isak tangis yang tidak bisa tertahankan.

"Fateh..." Elma kembali menunggu Fateh yang akan berucap.

"Fateh..." Fateh rasanya sangat sulit untuk mengatakannya.

"Fateh sakit Nek." Elma sudah tahu, karena dokter Jean sudah menjelaskan.

"Iya sayang, gak papa." Elma menggelengkan kepalanya, dengan wajah yang berusaha untuk tersenyum, namun tangis yang malah semakin deras.

"Fa... Fateh..."

"Fateh mau Ibu." Elma memejamkan matanya dengan kuat, akhirnya permintaan yang selama ini ia takutkan terlontar dari bibir Fateh.

"Fateh takut, pada saatnya Fateh tidak bisa melihat wajah Ibu.." Elma menggelengkan kepalanya.

"Jangan berbicara seperti itu, Fateh pasti lihat Ibu." Ucapnya bergerak menghapus air mata Fateh yang terus mengeluarkan air matanya.

"Nenek..." Elma tidak bisa, ia kini memeluk Fateh, sembari mengusap rambutnya. Selama pelukan itu, Elma merintih sakit, jujur tangis Fateh begitu menusuk hatinya.

===== FaKha =====

Hujan semakin besar. Rakha yang saat ini berada di dalam kendaraan umum terus memeluk tubuhnya yang kedinginan. Pakaian seragam yang belum di gantinya benar-benar basah kuyup. Hari memang sangatlah sudah malam, Rakha hanya seorang diri di dalam mobilnya, tujuan Rakha saat ini adalah rumah sakit, dimana Fateh sedang di rawat.

"Maafin Rakha, Rakha belum bisa membawa Ibu." Rakha bergumam dengan suara yang bergetar karena kedinginan. Wajah putihnya terlihat lebih putih dari biasanya, bahkan bibir merah itu terlihat menggelap.

"Berhenti Pak." Mobil mengarah kesamping. Rakha langsung saja turun dan mengeluarkan uang 10 ribu yang sudah basah pada supir.

"Maaf Pak, uangnya basah." Ucap Rakha.

"Gak papa." Jawabnya. Setelah memberikan uangnya, Rakha kembali melanjutkan langkahnya untuk masuk kedalam rumah sakit dalam kedua yang kembali di hujan air.

Brughhhh

Tak bisa menopang tubuhnya, dengan lelah pisiknya, Rakha pingsan di depan ruangan UGD. Membuat orang-orang langsung berteriak dan para petugas menghampiri Rakha. Di angkat tubuh lemasnya, Rakha di baringkan di ranjang pesakitan yang berada di luar, beberapa suster mendorong masuk ranjang kedalam salah satu ruangan pemeriksaan.

"Adakah identitasnya?" Tanya Dokter pada suster yang ikut menangani Rakha.

"Tidak ada, tapi namanya Rakha." Dokter mengangguk. Nama itu terlihat di baju seragam Rakha yang basah.

FaKha ( Fateh Rakha ) Selesai Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang