Bab 30

55.4K 3.9K 86
                                    

Vote dulu sebelum baca, tandain typo!!!

Happy Reading
.
.
.

Setelah keluar dari kamar mandi, Luxio terkejut melihat Jeanna duduk di tepi kasur menunggunya.

Pria itu kira Jeanna sudah turun ke bawah setelah menyiapkan baju ganti dan air hangat untuknya mandi, menyusul anggota keluarganya yang sudah berada di meja makan.

"Mengapa masih disini?" Luxio mengerutkan keningnya lalu memakai baju di hadapan istrinya.

Jeanna memalingkan wajahnya, enggan melihat Luxio yang tengah berpakaian. Wanita hamil itu masih belum terbiasa dengan kebiasaan suaminya. Meski mereka sudah menikah, namun hal tersebut masih membuat Jeanna merasa sedikit canggung.

"Aku menunggumu"

Hati pria itu kembali berdesir mendengar ucapan Jeanna, entah mengapa Luxio merasa sangat senang saat wanita itu begitu memperhatikannya. Tidak biasanya wanita itu seperti ini, karena biasanya mereka akan berdebat hingga Luxio kehilangan kendali dan menyakiti istrinya.

"Aku tidak keberatan jika kau makan duluan, sayang." Pria itu dengan lembut menyisir rambut istrinya menggunakan kedua tangannya saat Jeanna mengangkat kepalanya dan menatapnya.

"Aku merasa tidak nyaman." Wanita itu memalingkan wajahnya saat Luxio menatapnya intens.

"Ada apa? Apa yang terjadi saat aku tidak ada?"

Luxio segera duduk di samping istrinya ketika melihat Jeanna tidak kunjung bicara.

Pria itu menggenggam kedua tangan istrinya agar menatap ke arahnya.

"Sayang, hei."

"Aku merasa tidak nyaman dengan sikap mommy. Aku merasa ruang gerakku semakin terbatas"

Luxio memperhatikan ekspresi wajah istrinya yang sangat tertekan ketika mengatakannya.

"Apa yang terjadi? Mengapa kau merasa tidak nyaman dengan mommy?" Meskipun sudah cukup lama tinggal di sini, namun baru pertama kali ini Jeanna mengungkapkan keluh kesahnya kepada Luxio.

Entah, Luxio tidak mengerti sikap mommy-nya seperti apa yang membuat istrinya merasa tidak nyaman dan tertekan tinggal di sini.

"Aku membawa beberapa buku dari kampus dan sudah ku jadikan satu ke dalam kardus. Mommy marah karena aku membawanya sendirian, padahal kardusnya tidak berat. Aku merasa tidak nyaman dan merasa bersalah saat melihat para pekerja ditegur dan dimarahi oleh mommy di hadapanku."

"Mereka sudah memintanya, tapi aku tetap teguh menolaknya karena menurutku kotak itu tidak terlalu berat. Selama aku masih bisa membawanya sendiri dan tidak menjadi beban bagiku, itu tidak jadi masalah buatku Luxio. Lagi pula aku terbiasa melakukan semuanya sendirian."

Luxio menghela nafas mendengar cerita dari istrinya itu.

"Sayang, mommy hanya terlalu mengkhawatirkanmu karena kondisimu sedang mengandung membuatmu tidak boleh terlalu lelah. Kau ingatkan apa kata dokter, kalau hamil kembar sangat beresiko. Mommy hanya ingin menjaga dan mengawasimu dengan ekstra agar tidak terjadi sesuatu pada kalian. Mommy hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu, apa kau tidak senang mommy memanjakanmu?"

"Tapi sikapnya terlalu berlebihan Luxio." Mata wanita itu mulai berkaca-kaca ketika Luxio tidak setuju dengan pemikirannya.

"Tidak ada yang berlebihan jika itu untukmu sayang, mommy memang seperti itu orangnya. Kiara dan Neta juga diperlakukan sama sepertimu saat mereka dulu hamil. Mommy hanya ingin bersikap adil kepada menantunya, terlebih kau menantu yang paling muda di sini. Mommy hanya ingin kau juga merasakan kasih sayang yang diberikan oleh keluargamu, agar kau tidak merasa asing disini, sayang. Tolong mengerti ya?"

Become A Mother My Son [RE-UPLOAD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang