Bab 15 meninggalkan

2.3K 118 0
                                    

Al pergi menuju kamarnya sendiri dan meletakkan nampan di di kamarnya juga. Ia mulai memikirkan semua hal yang ganjal selama ia bersama tuan muda ax. Tapi rasanya Al tidak menemukan apapun. Ax juga seperti orang yang tulus saat memeluk dan menggenggam tangannya tapi kenapa saat ia berbicara di telpon tadi seakan dia orang lain. Apa karena Al yang tidak mengenalnya atau memang ax memiliki kepribadian yang berbeda. Al merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan. Ingin tidak mempercayai nya tapi ia sendiri yang mendengar pembicaraan itu.

•••

Keesokkan harinya, Al terbangun dari tidurnya. Ternyata setelah kejadian semalam ia langsung tertidur begitu saja. Al tidak menangis saat tau ia di khianati tapi ia hanya kecewa akan sikap tuannya itu. Makanan yang akan di antar ke ax malah di kamar nya. Ia membuang makanan itu begitu saja dan bersiap-siap untuk bekerja.

Hari ini Al harus memberikan kepastian akan hatinya agar ia tau apa yang akan ia lakukan untuk kedepannya. Untuk itu, Al harus bersikap biasa saja seolah olah tidak terjadi apa pun.

Tok... Tok .. tok..

"Permisi tuan, saya Al pelayan tuan muda" kata Al di sebalik pintu

Ax yang mendengar suara Al menatap ke arah pintu itu dengan bingung. Biasanya pelayan nya itu akan menerobos masuk kecuali ada tamu yang berkunjung. Tapi seingatnya ax tidak mempunyai janji kepada siapapun.

"Masuk" perintah dari ax.

Al yang sudah di izinkan masuk, mulai membuka pintu dan memasuki ruangan itu. Setelah berhadapan dengan ax dengan jarak yang lumayan jauh karena ax yang masih di tempat tidur dan Al yang berada di depan pintu. Al mulai melaksanakan tugasnya dengan membaca kan semua agenda ax.

Sementara ax tidak mendengar apa pun yang di ucapkan oleh Al. Tumben sekali Al bersikap layaknya orang asing kepadanya. Al yang telah selesai membacakan semua agenda ax lantas mengundurkan diri untuk melaksanakan tugasnya.

"Itu saja agenda tuan hari ini, saya pamit terlebih dahulu karena ada yang harus saya lakukan" Al yang telah selesai membaca agenda pun hendak meraih pintu dan keluar

"Tunggu!" Kata ax

Al yang mendengar suara ax pun membalikkan badan nya dan mengarah ke hadapan ax.

"Ada yang bisa saya bantu tuan?" Tanya Al. Al masih mempertahankan posisi nya yaitu jarak antara majikan dan seorang pembantu. Bertingkah seharusnya itulah hal yang harus dia lakukan.

"Lihat saya, saya ada di hadapan kamu bukan di bawah" kata ax. Ia merasa Al bukan seperti biasanya yang penuh dengan senyuman dan tingkah yang terlalu ekspresif

Al yang mendengar perintah ax, mengangkat wajahnya dan mengulang pertanyaan yang sama.

"Maaf tuan, ada yang bisa saya bantu" tanya Al kembali

Ax yang sudah dapat melihat wajah Al merasa ada yang aneh karena wajah Al tampak begitu datar dan mata yang terlihat sinis saat memandangnya. Ax yang tidak mengerti apa yang terjadi mulai bertanya.

"Apa yang terjadi dengan mu?" Tanya ax

"Tidak terjadi apa-apa tuan. Saya hanya bersikap layaknya seorang pelayan" balas Al

Ax yang tidak mendapatkan jawaban yang memuaskan lantas menaiki kursi rodanya dan mendekat ke arah Al. Ia menyentuh tangan Al tapi di tepis Al begitu saja.

"Maaf tuan, sebaiknya tuan tidak menyentuh pelayan seperti saya. Karena saya bisa menyebarkan virus atau kotoran kepada tuan" ujar Al

Ax yang melihat tangannya di tepis merasa aneh. Apa dia ada salah dengan Al. Tapi seingatnya ia tidak perna menyakiti pelayannya ini.

"Apa saya ada salah dengan mu?" Tanya Ax Kembali

"Tidak, tapi ada satu pertanyaan yang ingin saya tanyakan kepada tuan" kata Al

"Silahkan" balas ax

"Jika sepupu tuan yaitu tuan Daren mengkhianati tuan. Seperti perkataannya yang tempo hari itu tidak benar apa yang akan tuan lakukan?" Al harus memastikan pilihan nya kepada ax. Ia sengaja membahas persoalan ini untuk melihat respon ax.

Ax yang mendengar pertanyaan yang Al berikan lantas menjawabnya dengan santai.

"Mungkin saya akan membunuhnya" jawaban yang di berikan ax membuat Al mendapatkan jawaban nya juga.

"Baiklah tuan, jika tuan tidak ada hal lain saya akan pamit terlebih dahulu" sebelum ax menjawab, Al sudah pergi terlebih dahulu meninggalkan ax sendirian di kamar.

Di kamar, ax di landa kebingungan karena sikap Al yang berbeda dari biasanya dan juga pertanyaan yang tidak ada hubungan dengan diri Al sendiri.

Di sisi lain setelah Al mendengar jawaban dari ax. Al memutuskan untuk meninggalkan ax hari ini. Karena Al tidak akan membunuh ax. Ia lebih memilih meninggalkan ax selama lamanya.

Al mulai mengemasi barangnya dan berniat pergi saat nanti malam. Sebelum malam hari, Al akan bersikap sebisa mungkin supaya tidak ada yang mencurigainya.

Malam pun tiba, pada pukul 01.00 nanti Al akan meninggalkan kediaman tuan muda ax. Ia sudah bertekad dan kebetulan gajinya sudah di kirim oleh tuan Marcel. Jadi ia bisa melarikan diri dengan gaji itu.

Waktu sudah menunjukkan ketetapan, Al diam-diam meninggalkan mansion itu. Al melewati pintu belakang, pintu yang biasanya dilalui pelayan seperti nya. Semua pelayan memiliki kunci dari pintu itu makanya Al bisa keluar dari situ.

Al sudah keluar dari mansion dan mencari halte terdekat. Saat pergi ke mansion ax pertama kali, ia menempuh perjalanan selama 6 jam lamanya dengan menggunakan bus. Kali ini ia akan menaiki bus yang sama.

Seperti takdir merestui kepergiaannya, bus yang ingin ia naiki sudah ada di depan matanya tanpa harus menunggu lama. Al pun menaiki bus itu dan sepenuhnya pergi dari mansion tuan muda ax.

Hari mulai berganti, ax terbangun dari tidur nya. Biasanya Al akan membangunkannya atau mengantarkan sarapan untuk ia santap. Tapi pagi ini ia tidak menemukan keberadaan Al. Karena merasa heran, ax membunyikan lonceng untuk memanggil pelayan.

"Permisi tuan, apa tuan memanggil?" Tanya pelayan itu dan kebetulan yang datang adalah bara. Pelayan yang bertugas menjadi depan.

"Kamu tau Al ada di mana? Sudah jam segini tapi dia tidak ada menemui saya" kata ax

"Hari ini saya belum ada melihat Al tuan" kata bara

"Tolong kamu cek di kamarnya" perintah ax

Bara yang mendapatkan perintah dari ax izin mengundurkan diri dan berjalan menuju kamar Al. Setelah sampai di kamar Al, bara memanggil nama Al dan mengetuk pintunya tapi al tidak ada merespon. Merasa ada yang aneh, bara pun membuka pintu itu dan melihat ruangan yang telah kosong ia tidak dapat menemukan Al di manapun. Tapi ada sepucuk surat yang terletak di tempat tidur Al. Bara pun mengambil surat itu dan membacanya. Selesai membaca, dengan langkah terburu-buru ia pun menuju ke kamar ax.

"Maaf tuan saya lancang, saya mau memberikan ini tuan" kata bara sambil menyerahkan surat itu

Ia lebih penasaran dengan tingkah pelayan yang berbeda saat dia datang tadi dan surat apakah yang berada di tangan nya ini. Ax yang penasaran perlahan membuka surat itu dan membacanya.

Siapapun yang membaca surat ini, berarti saya sudah meninggalkan mansion. Saya mengundurkan diri dari pekerjaan menjadi asisten tuan muda. Untuk alasannya saya tidak bisa memberi tahukannya. Saya ucapkan terima kasih kepada semua orang yang ada di mansion ini. Tolong jangan pernah mencari saya.

Al

Ax yang membaca surat itu, meremas surat itu hingga kusut.

"Saya tidak ingin tahu, cari keberadaan Al sekarang juga" mendengar perintah ax, bara langsung pergi dan mencari Al di seluruh mansion

Sementara ax masih meratapi kepergian Al yang begitu mendadak.

"Mana janji kamu yang ga akan ninggalin saya Al"

Tuan muda lumpuh dan maid sinting (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang