Dunia tak lagi sama saat kau berani melangkahkan kaki keluar dari rumahmu sendiri. Terlebih jika itu atas dasar harga diri yang tengah kau perjuangkan.
Setelah bertarung hebat dengan mama, aku membenahi pakaian secara acak dari lemari ke dalam tas jinjing berukuran besar. Sembari terus menggusar air mata yang terus mengalir, aku masukkan semua barang-barangku bersama semua kenangan menyedihkan, semuanya masuk jadi satu.
Harga diri yang serbu bertubi-tubi diserang. Mental yang tak hentinya dijatuhkan. Berharap pun selalu dianggap remeh. Ketidakadilan yang entah sampai kapan harus kurasakan.
Bagi keluarga ini, aku bertindak terlalu jauh. Si anak yang membesar-besarkan masalah. Si lebay.
Namun apakah kejadian yang berulang-ulang dengan prinsip dan pandangan yang sama itu, tidak pantas dianggap lelah? Haruskah aku memaklumi hati setiap orang? Lalu siapa yang akan memaklumiku? Siapa yang akan memperhatikanku?
Tidak! Tidak lagi!
Inilah saatnya aku pergi. Toh, selama ini mama papa tak pernah menganggapku ada. Bagi mereka haja ada dia. Hanya ada Claire.
Di rumah ini hanya ada satu anak!
Selesai berkemas, aku turun menuju pintu utama. Mama dan Claire ada disana. Duduk, menunduk, diam saja saat aku melewati mereka. Bagai angin aku berlalu begitu saja.
Papa? Aku tidak tau dimana dia sekarang? Terjebak di suatu tempat, mungkin. Atau sengaja terjebak di suatu tempat, aku tidak peduli lagi.
Pertengkaranku dengan mama dan Claire sudah cukup membuatku bertindak senekat ini. Dua lawan satu. Tidak adil, bukan....
Yah memang kuakui. Dan itu bukan hal tabu lagi di keluarga ini. Beri aku satu orang saja untuk tinggal disini. Berani jamin mereka tidak akan bertahan barang satu hari pun.
But, nevermind. This is must be my destiny. Ini jalan hidup yang dipilihkan untukku. And I really don't care anymore.
So, it's time to say good bye!
Selamat tinggal keluarga yang tak pernah mengganggapku ada.... Selamat tinggal keluarga fairytale...! Selamat tinggal keluarga toxic!
And here i am....
Let me take you in to some journey by own my own....
Are you ready?...
Saat itu juga aku menghilang bersama dengan deru taxi yang membawaku pergi meninggalkan tangis mama, maybe... Aku melirik.
Dan aku hanya penasaran tadi, jadi aku melihat wajah Claire. Sudut bibirnya terangkat sedikit. Oh! Apa itu senyuman?! Ingin rasanya aku kembali dan melempar tas berat ini ke kepalanya.
Fuck you! Fuck you, sister!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
FUCK YOU, SISTER!
Teen FictionAnak bungsu seharusnya mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Namun berbeda dengan yang terjadi pada Crytal Abigail Ozie, dirinya justru tak mendapatkan semua itu. Seolah sebagai pelampiasan yang tak tercapai dari kakak sulungnya, Claire...