٤

0 0 0
                                    

Assalamu'alaikum man temaaan, bismillah part 4. Jangan lupa vote, happy reading semuaa:)

~~~~

Kemarin, setelah shalat Ayyra langsung mengambil sendalnya. Untungnya meski seharian berada di pondok, ia tidak bertemu Akhtar sekalipun. Bahkan ketika ia masuk ke ndalem pun, tak ada tanda-tanda kehidupan Akhtar di sana.

Sampai hari ini yang nyaris menjelang isya' pun, ia tak melihat Akhtar meski sekali. Tak henti-hentinya Ayyra mengucap syukur kepada Allah. Meski nanti ia harus mengirim soal untuk ujian akhir yang tinggal enam hari lagi.

Sejenak, Ayyra memfokuskan pikirannya pada komputer di depannya. Setelah pengiriman soal mulai terproses, Ayyra menyandarkan kepalanya pada kursi. Pikirannya langsung berganti fokus pada abah. Sudah dua hari ini, abahnya berada di rumah sakit. Abah bilang, sakit tipesnya kambuh. Ayyra sendiri sudah menjenguk abahnya dan tidur di sana selama beberapa hari.

Ucapan salam dari luar membuyarkan pikirannya. Ayyra menjawab salam tersebut lirih. Dari arah pintu nampak seorang wanita bergamis hijau seperti hendak menghampirinya.

"Loh Ayyra, dari tadi dicari sama umi lho. Kalau ngirim soalnya sudah selesai langsung ke ndalem ya."

"Na'am ustadzah," jawab Ayyra sambil mengangguk santun.

Ayyra bertanya-tanya dalam pikirnya. Ada perlu apa ummi sehingga ingin bertemu dengannya. Padahal ia sudah lega ketika berada di ndalem tadi tidak bertemu dengan Akhtar. Bagaimana jika nanti rapatnya sudah selesai?

Ayyra mengambil benda pipih yang menyala di tengah keresahannya. Ternyata ia mendapat telepon dari sang uma. Tanpa berpikir panjang, Ayyra langsung mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamu'alaikum uma."

"Wa'alaikumussalam, abba minta Ayyra buat ke rumah sakit sekarang. Bisa nak?" tanya uma.

"Bisa uma, kalau gitu Ayyra siap-siap dulu ya uma. Wassalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam."

Ayyra menutup panggilan tersebut lalu mengedarkan pandangan ke sekeliling. Soal yang ia upload belum selesai, ah tapi tak masalah kan jika ditinggal? Meskipun sedikit ragu, Ayyra tetap harus meninggalkan tempat ini sekarang.

"Maaf pak, ini saya upload soalnya kan belum selesai. Apa bisa ditinggal?" tanya Ayyra pada petugas server.

"Bisa ustadzah, tinggal saja. Nanti kalau ada apa-apa biar saya yang urus."

Ayyra menahan tawanya. Seorang Ayyra, dipanggil ustadzah? Ya meskipun ia tahu, kalau ustadzah itu berarti guru perempuan. Tapi, aneh saja ketika dirinya yang bar-bar ini disebut seperti itu.

"Ustadzah kenapa?" tanya petugas itu masih dengan sebutan ustadzah.

"Nggak pa-pa pak. Makasih ya pak, kalau begitu saya pergi dulu. Assalamu'alaikum."

"Iya ustadzah, sama-sama. Wa'alaikumussalam."

Ayyra bergegas untuk keluar dari ruangan penuh komputer itu. Ia berjalan menuju kantor hendak mengambil tasnya. Setelah berpamitan pada beberapa ustadzah yang ternyata masih ada di sana, ia berjalan menuju tempat parkir. Sesaat langkahnya terhenti ketika ia tepat berada di depan ndalem.

Ia sampai lupa untuk menemui umi. Ayyra mengambil ponsel dan mengirim pesan kepada ummanya. Ia berijin untuk menemui umi sebentar. Ayyra berdiri sebentar, menunggu balasan umma. Dan ternyata sang umma mengijinkannya.

"Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, masuk  nduk. Ummi nunggu kamu dari tadi."

Perkataan ummi membuat Ayyra merasa bersalah. "Maaf ummi, tadi saya masih mengurus soal. Jadi belum sempat menemui ummi."

Assalamu'alaikum Calon Makmum (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang