Bab 14 - She call me Daddy

2K 200 14
                                    

"Jef

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jef...." Rossie berusaha melepaskan tautan bibir mereka sembari mengais oksigen untuk bernapas. Ia memukul dada Jeffry untuk menjauh, tetapi rengkuhan Jeffry lebih kuat.

Kecupan singkat itu lantas dilepaskan oleh Jeffry. Ia bisa merasakan debaran jantung Rossie yang bertalu tidak karuan. Sementara itu Rossie menunduk dalam untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah.

"Kenapa kamu gemetar?" tanya Jeffry saat melihat bibir ranum Rossie bergetar setelah mendapatkan kecupan darinya.

Rossie tidak langsung menjawab. Ia mencari kata yang tepat untuk diberikan kepada Jeffry.

Masih menunduk sambil mengepalkan tangan yang bersandar di dada bidang sang mantan kekasih, Rossie berucap, "aku gugup."

"Terserah nanti kamu akan marah atau bagaimana...." Jeffry menahan ucapannya sebentar.

Alih-alih melanjutkan kalimat yang terjeda, tangan kekar Jeffry justru meraup tengkuk Rossie agar wajahnya sedikit menengadah. Rossie secara spontan menahan napas saat wajah mereka tidak berjarak. Hidung mancung mereka saling menempel dan membuat Rossie menantikan gerakan selanjutnya dengan jantung berdebar.

Tanpa aba-aba ia kembali melumat bibir Rossie sambil memejamkan matanya perlahan. Pun Jeffry mendorong tubuh Rossie hingga menyentuh tembok.

Bibir Rossie masih tidak bergerak untuk membalas pagutan yang diberikan oleh Jeffry. Namun, tubuhnya yang menegang bisa dirasakan oleh Jeffry.

Beberapa detik kemudian, kedua mata Rossie ikut terpejam sembari meneteskan air dari sudut matanya. Lengan Rossie masih pasrah bertengger di dada Jeffry. Sementara itu tubuh Jeffry semakin mendekat hingga menempel tanpa jarak berarti. Datu tangan Jeffry masih memegang tengkuk, memastikan jika kepala Rossie tidak akan menjauh. Lalu tangan yang lain senantiasa mencengkeram gemas pinggang ramping sang mantan kekasih.

Pagutan Jeffry seperti menggetarkan seluruh saraf tubuh Rossie. Bulu kuduknya meremang serentak. Pun jantung Rossie tidak mampu dikendalikan. Kecupan itu seolah mengingatkan Rossie pada kecupan pertama mereka. Saat dengan malu-malu, Jeffry meminta izin terlebih dahulu sebelum mencecap manis bibir Rossie yang memiliki jejak perasa stroberi.

Gerakan bibir Jeffry semakin intens, seolah ingin mengeksplorasi semua bagian bibir Rossie dan tidak tertinggal satu inchi pun.

Merasakan air yang membasahi pipinya, Jeffry melepaskan tautan bibir mereka. Rossie menangis.

Seperti dicubit benda tidak kasat mata, hati Jeffry terasa nyeri. Apa ia sudah melakukan kesalahan? Apakah ciumannya seburuk itu hingga Rossie menangis? Tidak mungkin! Dari sekian banyak wanita yang dicium oleh Jeffry hampir 100% menginginkan pagutan itu lagi dan lagi. Bahkan meskipun ini terkesan sombong, Jeffry adalah Good kisser. Namun, sekarang melihat Rossie menangis membuat Jeffry tidak bisa berkata apa-apa.

"Maafin aku, Jef," ucap Rossie dengan kepala masih tertunduk lesu. "Seharusnya aku nggak ninggalin kamu di malam itu. Really sorry... aku nggak tahu."

My Boss' Secret Baby (SUDAH TAMAT DI KARYAKARSA DAN BESTORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang