ɢᴏᴏᴅ ʙʏᴇ, ɴᴀᴇ ꜱᴀʀᴀɴɢ

O9. ɢᴏᴏᴅ ʙʏᴇ, ɴᴀᴇ ꜱᴀʀᴀɴɢ

Heeseung mendribble bola basket dan kemudian melemparnya ke sembarang arah. Ia menghela napasnya kasar dan menjambak rambutnya frustasi. Perkataan Kazuha masih terus saja terngiang di otaknya.

"Tapi maaf, kita cukup sampai disini dan jangan pernah temui aku lagi"

"AKH! Gimana coba caranya supaya dia gak marah lagi" gumam Heeseung frustasi.

"Lo bisa jauhin Karina dan buktiin sama Kazuha kalo lo udah ngelupain masa lalu lo, hyung" sahut seseorang. Heeseung pun menoleh kesana kemari mencari sumber suara tersebut hingga ia menemukan ekstensi seorang pemuda yang berjalan kearahnya seraya membawa bola basket yang sempat ia lempar tadi.

"Gue gak butuh masukan dari lo" balas Heeseung ketus dan dingin.

"Rupanya lo masih marah ya?"

"Ya sudah gue minta maaf karna udah lancang kasih napas buatan ke Kazuha, tapi gue lakuin itu semua karna terdesak. Pasti lo ngerti maksud gue kan, hyung? Jadi gue mohon jangan salah paham lagi" kata Jake menjelaskan seraya mengulurkan tangannya berniat meminta maaf, namun Heeseung hanya menatap uluran tangan tersebut dalam diam.

Tak mendapat respon, Jake pun kembali menarik uluran tangannya dan menghela napas panjang.

"Kazuha milih lo karna dia sayang sama lo, hyung. Tapi lo selalu mainin perasaannya. Dia juga punya hati, mana mungkin mau jadi bayang bayang masa lalu lo terus" lanjut Jake.

Heeseung pun terdiam menatap Jake yang tengah mendribble bola basket, pemuda itu bingung ingin menanggapinya seperti apa. Baginya tak mudah melupakan orang tersayang yang pergi begitu saja meninggalkannya.

"Semua pilihan ada di tangan lo, tergantung siapa yang lo pilih itu yang bakal mendampingi lo nanti. Jadi carilah pilihan terbaik dan jangan menyesal nantinya"

Setelah mengatakan itu, Jake kemudian melenggang pergi meninggalkan Heeseung yang masih diam dan termenung diposisinya. Pemuda itu masih saja bimbang antara memperbaiki hubungannya dengan masa lalu atau ingin memulai hidup baru dengan masa depan.

❯───── ❀ ─────❮  

Entah apa yang ada dipikiran Heeseung, kini pemuda itu malah menerima ajakan Karina untuk menemaninya pergi makan malam di sebuah restoran bintang lima. Sebenarnya Karina bisa saja mengajak Jeno makan malam berdua karna mereka pun adalah pasangan kekasih yang resmi, namun entah apa yang direncanakan oleh gadis itu ia malah mengajak Heeseung yang notabenenya adalah mantan kekasihnya untuk menemani ia makan malam.

"Aku turut prihatin ya dengan kejadian beberapa hari yang lalu. Mungkin Kazuha kebawa emosi waktu itu, aku yakin dia pasti masih sayang sama kamu seung" kata Karina.

Heeseung menghela napas pelan, baginya tak mudah melepaskan orang yang ia sayang begitu saja, termasuk kedua gadis yang pernah mengisi hatinya, Karina dan Kazuha. 

"Aku juga berpikir gitu, gak mungkin Zuha pergi ninggalin aku begitu aja. Aku tau kalo kita saling sayang.. " lirih Heeseung membuat Karina yang mendengarnya hanya tersenyum jengkel. Ia pun kemudian langsung merubah raut wajahnya menjadi tersenyum manis dan menggenggam tangan Heeseung.

"Aku gak tau apa aja yang bisa aku bantu buat memperbaiki hubungan kalian.. tapi semoga kamu cepet balikan ya sama Kazuha"

Bohong! Karina mengatakan itu dengan manisnya didepan Heeseung, padahal dalam hati ia sangat amat tak ingin Heeseung kembali dengan Kazuha. Memang gadis bermuka dua.

"Iya terimakasih ya Karina. Kamu juga, semoga kamu bahagia selalu dengan pilihanmu"

Tanpa mereka sadari, dari kejauhan nampak seorang gadis tengah memperhatikan mereka seraya meneteskan air mata dan mengepalkan tangannya erat. Ia kemudian berbalik dan pergi menuju parkiran di restoran tersebut. Niatnya hanya ingin makan malam sendirian, namun tanpa sengaja ia malah melihat kejadian yang sebenarnya tak ingin ia lihat.

"Karina brengsek! Heeseung bajingan! Kalian semua jahat!"

Gadis itu berteriak kencang di parkiran seraya memukul mukul kaca mobil Heeseung yang terparkir diparkiran tersebut. Gadis itu terus memukul kaca mobil tersebut hingga retak, menyalurkan rasa kekesalannya pada pemuda pemilik mobil tersebut.

"Kalian.. kalian harus menerima akibatnya!"

❯───── ❀ ─────❮  

To Be Continue