Ancala, Burhan dan Herlambang terduduk di pos penjagaan, dengan pandangan pasrah mereka akan diapakan nantinya oleh petugas. Herlambang bahkan sibuk memikirkan dirinya akan diasingkan entah ke mana dan dia tidak bisa pulang selamanya, pikiran itu datang kala dirinya mengingat kisah-kisah yang pernah diceritakan guru sejarahnya juga kisah yang pernah Burhan sampaikan. Apa dirinya juga akan diasingkan dan tidak lagi mendapatkan kehidupannya? Lalu bagaimana dengan akum game online miliknya? Siapa yang akan memainkannya? Herlambang terus hanyut ke dalam pikirannya tentang pengasingan yang akan ia jalani.
"Kita tidak mungkin diasingkan" Burhan berbisik, Burhan tahu apa yang sedang dipikirkan Herlambang. Burhan masih ingat bagaimana reaksi Herlambang saat dirinya bercerita mengenai pengasingan.
"Aku takut, Mas" ucap Herlambang dengan matanya yang memelas pada Burhan. Burhan hanya menghela napas tidak mau menanggapi Herlambang lebih lanjut. Sementara itu Burhan melihat wajah Ancala nampak memikirkan banyak hal.
"Jangan khawatir, Tala pasti membawa kembali Gumitir" ucap Burhan berusaha menenangkan temannya itu. Ancala hanya tersenyum tipis menanggapi.
Sementara itu Bentala dan Sari sampai di kawasan gedung negara Kota Cirebon, bahkan pohon bercahaya itu nampak jelas dengan dedaunan yang bercahaya merah mengerikan. Ingin sekali Bentala melepas masker, dirinya merasa sesak— sulit mengatur napas karena terus-terusan berlari. Namun Sari mencegah tangan Bentala yang hendak refleks melepas masker. Sari mengajak Bentala untuk duduk sebentar di trotoar jalanan yang sepi dengan kabut hijau pekat serta cahaya merah dari daun pohon bercahaya. Cirebon jadi benar-benar seperti kota mati, seakan mereka tengah berada di film tentang akhir dunia manusia ataupun film-film zombie.
"Bagaimana cara kita menebang pohon besar itu? Kau ingin memetik bunganya kan?" ucap Sari, meminta lebih jelas rencana Bentala.
"Jujur aku tidak tahu apa yang aku lakukan, Sari" Bentala jadi panik sendiri, melibatkan orang lain terseret ke dalam masalahnya— namun Sari menyentuh dada Bentala.
"Tenang" Sari memberikan dorongan emosional pada Bentala "yang mendasari kamu berpikir Gumitir ada di kuncup bunga itu adalah hatimu— maka biarkan hatimu membawamu lebih jauh untuk menemukan Gumitir" Bentala mengatur napasnya dan mulai menenangkan dirinya. Bentala mulai tenang.
"Terimakasih, Sari" dirinya sudah tenang, Sari benar— dirinya harus menggunakan hatinya untuk mencari Gumitir "lewat sini!" Bentala berlari kecil dan menderap masuk melalui gerbang masuk gedung negara yang terbengkalai, gedung negara mulai tak kelihatan bentuknya dan ditumbuhi akar-akar hidup.
"Ada akar hidup, seperti yang dikatakan di berita" Sari merasa ngeri melihat akar-akar itu seperti ular.
"Ssst! Kalian kenapa ada di sini?" Bentala dan Sari terkejut, bahkan Bentala hendak berteriak namun dia tahan kala melihat tiga orang tergantung di batang pohon yang kering tanpa berdaun, seperti pohon mati bahkan batang sampai rantingnya pun kering.
"Siapa kau?" Bentala sepertinya dapat menebak siapa tiga orang yang tergantung itu, mereka juga mengenakan pakaian set khusus dengan masker gas dan kacamata.
"Aku kepala peneliti pohon bercahaya, maaf tapi bisa kau ambil bola di sana?!" orang yang tergantung yang rupanya Dr. Philips itu menahan suaranya agar tidak lantang terdengar, itu bisa menimbulkan reaksi dari akar pohon.
Bentala mengambil bola sebesar bola kasti itu "untuk apa?" Bentala baru melihat bola unik ini, terbuat dari kaca dan seakan memiliki tiga sisi yang berbeda.
"Akan aku beri instruksi. Pertama kau pencet tombol di atas bola itu, lalu sesegera mungkin lempar bola itu ke arah akar yang mengikat kaki kami setelah itu bawa barang-barang itu" Dr. Philips menunjuk barang-barang yang berupa pistol dan bola-bola yang berserakan berisi cairan pembakar pohon bercahaya "setelah itu, kita langsung berlari— mereka tidak sadarkan diri sehingga tidak bisa ikut berlari. Kita jangan dulu fokus menyelamatkan mereka, pohon itu tidak akan mengganggu mereka selama mereka hanya diam. Jelas?" Bentala mengangguk pelan, dia hanya tinggal melempar bola, mengambil beberapa barang lalu lari kan? Sari pun mengangguk paham. Bentala menekan tombol di atas bola, segera melemparkannya dan bola itu meledakkan cairan dan begitu menyiram akar pohon yang melilit— cairan itu langsung membakar dan menimbulkan api hijau dengan pembakaran super cepat, Sari dan Bentala sedikit kagum. Setelahnya Dr. Philips terjatuh, memberikan tanda pada Bentala dan Sari untuk memungut barang-barangnya. Bentala dan Sari langsung memungut barang-barang Dr. Philips dan mereka bertiga pun berlari sebelum pohon bercahaya sadar apa yang terjadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cirebon dan Pohon Balas Dendam (TAMAT)
RomanceSUDAH TAMAT Satu hari di Kota Cirebon, tumbuh pohon misterius yang dapat tumbuh tinggi sampai mencakar langit dan kala malam dedaunan pohon menyemburkan cahaya kuning yang indah dan menenangkan. Di sisi lain, Gumitir adalah gadis yang selalu dirun...