Part 19

107 24 0
                                    

"Jangan takut gitu dong cantik" ucap Theo sembari membenarkan rambut Reyna yang berantakan. Kini jarak keduanya semakin dekat. Dengan lancang Theo menekan tengkuk Reyna agar semakin dekat dengan dirinya hingga..

Cup..

Reyna merasakan ada sesuatu yang menyentuh bibirnya.

"Anj*ng lo ya" ucap Theo murka.

Theo segera berdiri dan melihat sosok yang sudah berani mengganggu aktivitasnya. Siapa lagi kalau bukan.

"CHANDRA" ucap Theo berteriak.

Ya dia Chandra, ia sengaja menaruh telapak tangannya diantara bibir Theo yang hendak mencium Reyna.

Chandra menampilkan smirknya seolah mengajak Theo untuk bertarung dengan selevelnya. Sementara itu di sisi lain, Kirana dengan sigap menarik Reyna agar menjauh lalu memeluknya. Reyna terkesiap, akan apa yang hampir terjadi padanya.

Semua teman Theo sudah terkulai tak berdaya. Membuat Theo enggan melanjutkan pertarungan dan memilih pergi dari sana.

Renjana, Chandra, Haikal, dan Arseno pun segera menghampiri Reyna. Melihat itu Kirana melonggarkan pelukannya, dan membiarkan Haikal mengambil alih.

Sontak air mata Reyna bergulir tanpa permisi. Ia merutuki ketidakhati-hatiannya.

"Abang maaf" ucap Reyna di tengah isakannya. Siapapun yang mendengar pasti tau seberapa tulus ucapan itu terlintas.

"Iya iya dek" ucap Haikal menenangkan, jujur di dalam hatinya ia merasa lebih sakit ketimbang Reyna, ia menyesal karena tidak bisa menjaga sang bungsu dengan baik. Akan bagaimana apabila Chandra tak menghalang, bagaimana ia harus bertanggung jawab terhadap kedua kakaknya. Ia semakin mengeratkan pelukannya kepada sang adik.

"Abang yang harusnya minta maaf karena engga bisa jaga dengan baik dek, adek engga salah" ucap Haikal tulus sembari mengelus rambut sang adik.

Reyna melonggarkan pelukan sang kakak dan tersenyum.
"Udah ya adek jangan nangis lagi" ucap Haikal lalu mengusap air mata sang adik.

Kruyukk....

Semua sontak menoleh ke sumber suara.

"Sorry guys, kayanya cacing di perut gue demo" ucap Giselle malu.

"Ahahaha" semua tertawa tak terkecuali Reyna.

"Lo tuh kebiasaan, baru aja kita makan belum ada satu jam yang lalu, udah lapar aja" ucap Renjana tak habis pikir dengan saudaranya yang mudah lapar.

"Ya maaf, kapasitas gue gede. Tadi cuma makan sepiring nasi padang" ucap Giselle membela diri.

"Salah siapa ga minta nambah" ucap Arseno.

"Ahaha" semua kembali tertawa.

"Rey" panggil Kirana yang mendekati Reyna.

"Kenapa kak?" tanya Kirana.

"Ini lengan lo memar" jawab Kirana

Semua terkejut melihat bercak biru keunguan di lengan Reyna.

"Mampus gue" ucap Haikal panik

"Ini pasti gegara tadi lo dibanting deh, sakit ga?" Ucap Giselle mengamati luka Reyna.

"Nyeri dikit aja sih kak" jawab Reyna.

"Ya udah mending sekarang kita pulang aja, udah malem ini. Istirahat juga besok masih sekolah" usul Renjana.

Semua beranjak namun tidak dengan Reyna.

"Rey, kok masih disitu?" tanya Renjana bingung.

"Aku takut kak" jawab Reyna.

"Takut kenapa?"

Sadewa || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang