,kok baik?

540 23 1
                                    

06.45

Aroma masakan memasuki rongga hidung Sebastian yang masih tertidur pulas di ranjang orang lain.

Perlahan ia membuka matanya, bertepatan dengan itu pintu kamar dibuka oleh seseorang yang dapat di tebak itu si pemilik kamar.

"Sebastian, udah bangun?"tanya orang itu

"Hmm"

"Mandi dulu sana, kakak tunggu di meja makan"

"Tapi aku gak bawa baju ganti, kak Cakra" masih dalam keadaan setengah sadar Sebastian duduk dan memperhatikan cakra yang hanya memakai celana kolor dengan kaus putih polos

"Pakai baju kakak aja, nanti kakak cariin yang agak kecilan dikit"

"Kak"

"Apa?"

"Gendong" Sebastian merentangkan kedua tangannya meminta di gendong ke arah kamar mandi oleh cakra

Tanpa banyak babibu lagi cakra menggendong Sebastian layaknya koala, ia berjalan memasuki kamar mandi

Ia menurunkan cakra di atas wastafel dan mengungkung Sebastian dengan tangan kekarnya

"Bisa mandi sendiri kan?"

Sebastian mengangguk ribut, dia sudah tidak kuat jika terus di tatap seperti itu dengan cakra

"Kakak tunggu di luar, sayang"

Sungguh, sekarang dapat Sebastian rasakan pipinya memanas dan pasti sudah merah seperti kepiting rebus di kasih cape

Cakra melepaskan kungkungan tangan nya, tapi ia tak berhenti menatap wajah Sebastian yang terlihat rupawan itu

Cupp

Satu kecupan lembut mendarat di bibir merah tipis Sebastian, awalnya memang hanya kecupan ringan namun lama-kelamaan menjadi lumatan yang memabukkan

"Emm" Sebastian dibuat mabuk kepayang dengan lumatan lembut namun penuh nafsu dari cakra

Perlahan lumatan itu melemah dan akhirnya terlepas, Sebastian menunduk malu tak berani menatap wajah cakra yang tampan mempesona bak sebuah pangeran negeri dongeng. Dongeng beauty and the beast tapi

Cakra berjalan perlahan keluar dari kamar mandi, sebelum keluar ia menoleh ke arah Sebastian yang masih menunduk lalu tersenyum kecil melihat tingkah Sebastian itu. Ia keluar dan menutup pintu kamar mandi, cakra jatuh di depan pintu kamar mandi sembari memegang dadanya

"Manis banget anjir! Gak kuat!" Cakra menutup matanya membayangkan wajah Sebastian waktu ia cium tadi, sungguh memancing iman

Di dalam kamar mandi sendiri Sebastian tidak jauh berbeda dengan cakra, masih sama-sama salting. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan, dan mulai berpikir mengapa dia menerima semua perlakuan cakra tadi? Kenapa tidak dia dorong saja cakra? Apa kah dia sudah mencintai cakra? Tapi dia masih normal kan? Ah sudah lah memikirkan sifat orang yang sedang jatuh cinta membuat ku pusing

.

.

.

.

.

Sebastian baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya menggunakan handuk kecil yang melilit di pinggang rampingnya untuk menutupi area sensitifnya

"Sebastian kalau sudah pakai baju sini makan dulu abis itu kakak antar pulang!" Teriak cakra dari dapur yang sebenarnya tidak terlalu jauh dari kamar

Sebastian melihat baju yang ia kenakan, kebesaran. Wajar saja sih jika bajunya kebesaran, orang yang punya aja badan nya segede dinosaurus, gak juga dong. Padahal kan itu udah baju cakra yang kecil banget, ini antara badan cakra yang kegedean atau badan Sebastian yang kekecilan.

Jatuh cinta Ketua Paskibra?[BXB]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang