PROLOG

34 6 0
                                    

SUARA pecahan kaca terdengar nyaring di rumah besar bernuansa modern, berbondong-bondong pria dan wanita berseragam berhamburan menuju ke lantai atas dengan raut wajah panik dan khawatir. Ketukan terburu-buru disertai dengan teriakan menggema di seluruh penjuru rumah, beberapa mulut wanita berseragam itu bergerak merapalkan doa-doa demi keselamatan sosok didalam kamar hingga suara sepatu pantofel terdengar menyamarkan suara ketukan itu dan berhenti tepat di belakang gerombolan yang tengah mengerubungi satu pintu. Melihat sosok yang datang sontak semua orang menunduk dan memberi jalan

"Sudah berapa lama dia didalam?" Tanya pria bersuara berat dengan setelan jas dan dasi yang masih sangat rapi

"S-sudah hampir satu jam, tuan." Jawabnya dengan menunduk takut menatap lantai yang di pijaki sepatu pantofel mengkilat.

"Ambil kunci cadangan," Perintahnya di indahkan oleh salah satu pria berseragam. "Ambilkan air hangat dan handuk, oh satu lagi Ice Cream Vanilla." Lanjutnya

Pria berseragam tadi datang sambil membawa dua set kunci cadangan dan mulai membuka pintu coklat itu sesuai perintahnya hingga beberapa kali percobaan pintu itu pun terbuka. Pria berjas biru Dongker itu memegang kenop pintu lalu membukanya secara perlahan dan hal pertama yang ia lihat saat membuka pintu itu adalah berantakan, kamar itu sangat berantakan.

Pandangan pria itu tertuju pada sudut kamar lebih tepatnya di dekat meja nakas terduduk seorang wanita yang sangat berantakan terus menjambak Surai hitamnya dengan cucuran air mata serta satu kata yang selalu di ulang yaitu "Aku takut ayah, ibu tolong aku, kak Mazy tolong aku.... Sakit."

Mendengar kata menyakitkan itu sontak pria berjas biru itu mendekap erat tubuh ringkih itu mengecup puncak kepalanya, mengusap punggungnya sambil mengatakan sesuatu agar dirinya tenang.

"Olyn, Bagas disini... Olyn aman sama Bagas, tenang ya sayang." Ucapnya menenangkan namun agaknya tak semudah itu ia menenangkan sosok Olyn

"Bagas sakit... Gak ada yang mau nolong, Olyn. Bagas tolong Olyn."

"Shhhh, I always here for you. Olyn kuat ya ada Bagas disini." Ucapnya lagi sambil terus mengecup pucuk kepalanya dan mengelus punggungnya agar lebih tenang hingga tak lama kemudian perempuan itu mulai bisa mengatur nafasnya dengan normal

🍀

"Jadi bagaimana dokter keadaan, Olyn?" Tanya Bagas dengan raut wajah khawatir, pria berjas putih dengan kacamata bertengger di hidungnya itu menatap serius kearah Bagas

"Kondisi nona olyn cukup memprihatinkan, tuan. Untung saja anda segera menenangkannya atau kemungkinan nona olyn akan menyayat lagi luka basah di tangannya. Apa akhir-akhir nona olyn berhubungan lagi dengan ayahnya?" Tanya dokter itu memastikan sesuatu dan Bagas cukup berfikir untuk mengingatnya

"Kalau bertemu saya yakin olyn tidak pernah bertemu ayahnya lagi tapi kalau komunikasi saya belum tahu." Jawab Bagas setahunya dan dokter pun mengangguk

"Begini Tuan Banesva, kondisi nona olyn akan semakin buruk jika dia berkomunikasi dengan ayahnya, saya tidak begitu tahu perihal mental tapi saya akan coba menghubungi teman psikiater saya untuk membantu pemulihan nona olyn." Jelas dokter itu

"Baik, terimakasih sudah datang jauh kesini, dokter." Ucap Bagas dengan tulus. "Tidak masalah Tuan Danesva itu sudah tugas saya, kalau begitu saya pamit." Balas dokter itu kemudian melenggang pergi meninggalkan mansion besar itu.

Kaki Bagas di langkahkan untuk mendekati seorang gadis yang tertidur lemah diatas ranjang, ia dudukan dirinya di pinggir ranjang lalu meraih tangan kurusnya untuk ia kecup. "Lyn, sesakit itu ya? Kenapa lo malah Pendem sendiri? Seharusnya Lo cerita Sama gue bukan malah coba bunuh diri."

"Maaf karena gue cuma bisa nenangin lo tanpa membantu nyelesaiin masalah lo, gue belum punya kuasa buat habisin ayah lo, Lyn." Bagas terus mengusap lembut punggung tangan olyn penuh sayang. "Gue janji bakal balasin semua perbuatan ayah lo, gue janji Lyn. Bertahan ya, kalo gak demi gue ataupun kak Mazy setidaknya buat diri lo sendiri."

Bagas Danesva adalah sosok laki-laki yang rela meluangkan banyak waktunya demi olyn setelah Mazy Pritama, Bagas dan Olyn tidak sedarah namun pria itu akan selalu ada untuk olyn disaat seluruh dunia membencinya. Bagas dan Olyn sudah banyak menghabiskan waktu dari semasa kecil bahkan Bagaslah saksi kejamnya ayah olyn yang rela menyiksa anaknya karena tak sejalan dengan kemauannya dan disaat itu juga Bagas Danesva membuat janji pada dirinya sendiri untuk membalas semua rasa sakit yang olyn rasakan dari usia mereka 13 tahun.



-------------------------------------------------------

Hii I'm Flo kembali dengan membawa kisah baru, thank you for support me. Aku juga berharap semoga kisah ini dapat menyentuh hati kalian dan memberikan kesan baik untuk selalu di ingat, ini cerita yang kesekian kali aku buat, aku gak begitu tahu soal trauma, kekerasan, self-harm, dll. But aku akan mencoba terus belajar sambil menulis kisah ini, one more thank you💗

Don't forget to vote and komentar yaa

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FAKE LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang