"jadi gimana hasilnya je" tanya shania
Mereka pergi ke klinik teman shania waktu sekolah.
"gpp shan, itu baik kok zee masih membutuh kan asi, kalo dia sudah tidak mau asi kamu akan berhenti dengan sendirinya shan, jadi ini wajar aja" ucap jeje
"ini aku kasih obat buat mengurangi asinya keluar dengan deras" ucap jeje
"owh iya je, makaaih ya kalo gitu kita pulang dulu" ucap shania
"iya shan" ucap jeje
Merekapun prrgi keluar menuju mobil.
"gre, zee gak rewelkan" tanya shania saat mereka sampai mobil
"eh enggak kok mah, dia anteng nonton nih" ucap gracia menunjuk zee.
Shania tersenyum.
"siapa yang mau perhi ke mall" tanya saktia
Zee yang mendengar itu menunjuk tangan dengan semangat.
Shania terkekeh melihatnya.
"siapa yang mau ke mall" ucap saktia sekali lagi.
"zee pah" ucap zee teriak
Saktia tertawa.
"lest go" ucap saktia
Saktia menancapkan gas menuju mall.
******
"ayo cici kita main timezone" ucap zee menarik tangan gracia.
Sedangkan shania dan saktia berjalan dibelakang mereka.
"hati-hati dek" ucap shania saat melihat zee berlari masuk dengan gracia menyusulnya.
"kita duduk aja yuk mah, papah capek" ucap saktia menggenggam tangan shania
"mulai nih bayinya" gumam shania.
Shania dan saktia pun duduk dikursi tunggu.
***
"cici aku mau main capit boneka" ucap zee menunjuk boneka yang berada didalamnya.
Gracia menggesekkan kartu yg diberikan saktia tadi.
"kamu bisa main sendiri" tanya gracia menatap zee
"bisa, zee mau coba" ucap zee
Zee dengan tatapan fokus mengarahkan pencapit ke boneka yang mau di ambil.
"yahh jatuh" ucapnya sendu
"kita main yang lain aja yuk" ucap gracia mengusap kepala zee.
"iya ci ayo" ucap zee
Saat sedang berjalan menuju permainan selanjutnya, tiba-tiba zee menabrak seseorang.
"aduhh kalian bisa jalan yang benar tidak? Kasian anak saya ini" ucap ibu-ibu dengan anak disampingnya.
"m-maaf bu adik saya gak sengaja, maaf" ucap gravia memegang zee.
"kalo jalan pake mata dong, gak di ajarin sopan santun ya" ucap ibunya ngegas.
Gracia mendengar itu tak terima.
"loh kok ibu semakin nyerocos ya, kan kami sudah minta maaf, toh juga ibu gak ada yang jatuh" ucap gracia
Ibu itu tiba-tiba mencubit lengan zee membuat zee menunduk dan menangis.
"ehh bu, apa-apaan sih, awas ya bu kalo sampe adik saya kenapa-napa saya gak segan melaporkan ibu, dan ibu tidak tau anak siapa yang ibu cubit sekarang,, kami permisi" ucap gracia menggendong zee.
Ibu itu mematung mendengar kata terakhir gracia.
*****
"ehh gre kenapa zee" tanya shania berdiri dan memgambil alih gendongannya.
"duduk dulu sini" ajak saktia.
Mereka duduk disana dwngan zee dipangkuan shania.
"tunggu zee berhenti nangisnya ya" ucap saktia sambil mengusap kepala zee.
Zee memeluk erat shania, setelah beberapa mwnit zee menatap shania.
"tadi zee sama ci ge jalan telus zee nabrak orang"
"ci ge udah minta maaf, tapi ibu itu cubit tangan zee" ucap zee menunjukkan lengannya kepada shania.
Shania mengusap dan mencium lengan zee yang sedikit memerah, karena kulit anak kecil memang sensitif.
"sakit ya" tanya shania
"sakit mamah" ucap zee yang kembali menangis.
Mendengar suara zee yang parau membuat mata shania memanas.
"maafin mamah ya, mamah gak ada disamping zee tadi" ucap shania
Mendengar suara parau sang mamah membuat zee mendongak menatap shania
"mamah cry" ucap zee
"enggak sayang, mamah gak nangis" ucap shania
"no mamah bohong, ini ada airnya" ucap zee menangkap air mata shania yang jatuh dipipi.
"mamah kenapa nangis" tanya zee
"soalnya tangan zee sakit mamah jadi sedih" ucap shania jujur.
Zee menatap ke lengannya lalu menatap shania.
"tangan zee gak sakit lagi kan udah di kiss mamah " ucap zee membuat gracia dan saktia tersenyum.
Shania yang mendengarnya tersenyum memeluk zee.
"udah ah jangan nangis" ucap saktia mengusap kepala shania
"yuk kita pulang" ajak saktia
Shania menggendong zee karena dia tidak mau terulang lagi.
Wualaa