Kepulan asap memenuhi udara, disebabkan oleh nikotin yang tengah bertengger pada jemari para anak laki-laki disana.Dering ponsel dari saku salah satu anak disana terdengar nyaring, segera sang empu menekan tombol hijau sebagai jawaban.
"Haloo Gama..." Suara wanita mengalun indah diseberang telepon. Mengundang senyum tipis pada pemuda yang disebut 'Gama' itu.
"Halo, ada apa Bunda?" jawab Gama.
"Kamu dimana sekarang? bisa kesini sekarang?"
"Yah....Gama baru aja main Bunda, tapi iya deh. Gama habis ini langsung kesana." jawab Gama dengan sedikit rengekan.
"Secepatnya, Bunda tunggu." ujar Bunda, dengan segera mematikan sambungan telepon setelahnya.
"Ngapa Gam?" tanya salah satu anak disana, Ferdy.
"Bunda nyuruh balik."
Jawaban dari Gama membuat Ferdy bingung, bukankah bundanya menyuruh anak itu kembali? tapi kenapa Gama tak bergerak sedikitpun.
"Lha?? katanya suruh balik, ngapain masih disini bego!" seru Ferdy.
"Lu kayak kagak tau tabiatnya aja." Jawab Samuel, teman Gama lainnya.
"Yoi, tau tuh. Belum abis nih." ujar Gama dengan menunjukkan rokok yang tarapit dijarinya pada Ferdy.
"Emang bocah kimak."
Tak terasa waktu yang dihabiskan Gama hanya untuk sekedar menuntaskan acara merokoknya melewati 1 jam, melupakan perintah dari sang Bunda untuk kembali pada kediaman.
"Woi tolol, Lo kan disuruh balik." Seru Ferdy.
"Bangsat, IYA!!" Gama membelalak begitu ingat bahwa sang Bunda berpesan untuk segera kembali. Dengan buru-buru, Gama merapikan barang bawaannya dan menyambar kunci motor.
"Duluan." Pamitnya bergegas kearah motor Vario dengan modif yang sudah tak seperti awal. Biasa Ngabers.
"Emang dasar bocah."
"Elu juga bocah goblok." cerca Samuel.
"Gue satu tahun diatasnya."
"Sama aja tolol, sama-sama kelas 12"
"Tapi dia 17 tahun, Gue 18" kekeh Ferdy.
"Dia cuman kecepeten sekolah aja bodoh."
"Ck tetep aja! lu gak akan paham lah."
■■■■■■■
"M–maaf Bapak menunggu lama, anak itu pasti melupakan amanah saya."
"Saya akan hubungi lagi." Ujar wanita yang disapa 'Bunda' oleh Gama, sang Bunda bergerak untuk menelpon kembali Gama.
"Dasar anak itu yaa!!! Bunda jewer kamu!" Batin Bunda.
Saat hendak menekan ikon telepon, suara motor terdengar dari luar. Bunda yang sudah hafal bunyi motor berisik itu beranjak keluar.
Didepan, sang Bunda melihat Gama dengan entengnya berjalan kearahnya dengan mengayun-ayunkan kunci motornya.
"AKKHHHHH BUNDAAAA"
Gama seketika berteriak kesakitan, ketika sang Bunda mendekat dan langsung saja menjewer telinga gantengnya.
"Kamu ya!! ditunggu dari tadi tapi munculnya sekarang!! selalu saja nakal." Omel Bunda dengan menyeret tubuh Gama kedalam.
"Bunda jangan jahat-jahat, nanti kayak ibu tiri di Cinderella. Dapet karma."
KAMU SEDANG MEMBACA
Gamavin and The Martin [END]
Novela JuvenilKeseharian yang mengalir bagaikan arus sungai, tiba-tiba saja terusik dengan kabar bahwa dirinya akan diadopsi oleh seorang DUDA KAYA RAYA. Keseharian yang seharusnya berjalan tanpa arah harus berubah dalam arahan seseorang, bahkan aturan sebuah kel...