Cerita hanyalah karangan Penulis. Saya berusaha memberikan karya-karya yang baik.
🍭Story tentang couple Satzu, Mitzu, Jitzu atau salah satunya.
🍭Atau mungkin hanya sekedar POV saja.
"Apa kamu pernah mendengar istilah bahwa laki-laki itu hanya jatuh cinta sekali seumur hidupnya dan sisanya hanyalah melanjutkan hidupnya, Chou Tzuyu!" Tanyaku dengan suara getar.
"DAN ITULAH YANG KAMU LAKUKAN PADAKU!" Teriakku.
"Hiks...Hiks...Hiks...Aku tak percaya kau menyakitiku sedalam ini, Tzu" Kataku lirih.
Aku mengusap air mataku dengan kasar. Aku tak habis pikir pada Tzuyu? Aku tak habis pikir pada Suamiku selama ini? 5 Tahun lamanya menjalin bahtera rumah tangga dengannya, tapi ia masih tak bisa melupakan mantan kekasihnya.
Myoui Mina? Cinta pertama yang bahkan membuat Tzuyu hampir gila. Ia dirundung depresi, insomnia, dan penyakit mental lainnya saat Mina meninggalkannya untuk pergi ke Amerika.
Aku? Aku adalah wanita bodoh yang menyembuhkan lukanya. Berharap suatu masa ia mencintaiku seperti aku mencintainya. Namun, nyatanya aku tak sesabar yang aku kira. Aku tak bisa menerima bila Tzuyu masih mengingat Mina.
Saking bodohnya, aku belum pernah mendengar Tzuyu mengatakan bahwa ia mencintaiku. Kami menikah pun karena orang tua Tzuyu berharap banyak padaku. Entah kenapa Tzuyu juga tidak menentang keinginan orang tuanya itu? Tzuyu terpaksa! itulah yang aku pikirkan saat itu.
Sekarang 5 tahun cukup lama bersamanya. Seharusnya ia bisa melupakan Mina kan? Namun, hari ini ia telah melakukan kesalahan fatal, saat Sullyoon putri kami berusia 3 Tahun bertanya siapa yang ada di bingkai foto di laci kerjanya? Dengan senyum bangga Tzuyu mengatakan bahwa di foto itu adalah orang yang paling berharga di hidupnya. Aku teriris dan aku sangat merasa sakit. Jika belum bisa melupakannya, setidaknya jangan berkata seperti itu didepan putriku kan?
"Sekarang aku mau cerai Tzu, aku tidak sanggup denganmu" Kataku.
Tzuyu hanya berdiri diam tak bergeming. Aku tak tahu apa yang ia pikirkan?
"Chou Tzuyu, apakah kau mendengarkanku?" geramku.
"Apakah kau tidak mau hidup denganku?" Tanyanya.
"Aku sudah hidup denganmu Tzu dan aku ingin menghabiskan waktuku denganmu, tapi kuakui aku egois. Aku tidak bisa menerima sekedar bersamamu" Kataku.
"Kamu tidak mencintaiku! Cintamu sudah habis pada masa lalumu" Sambungku.
"Aku tidak ingin cerai" Katanya.
Aku tersenyum kecut mendengarnya. Tahukah ia aku terluka? Ia seakan-akan memenjarakanku. Tidak ingin melepaskanku, tapi tidak menoleh dengan perasaanku.
"Untuk apa Tzu?" Kataku.
"Kamu ingin mempertahankanku, tapi cintamu bukan untukku" Sambungku.
"Aku tetap tidak ingin bercerai" Katanya tegas.
"Jika begitu katakan kamu mencintaiku Chou Tzuyu" Kataku menatap lekat matanya.
Tzuyu diam seribu bahasa. Nampak ia sedang gelisah.
Senyum tersungging di wajahku, menahan betapa sesaknya dadaku. Kutahan air mataku yang hampir jatuh. Tidak mungkin aku mengharapkan Tzuyu mengatakan hal konyol itu. Sudah jelas Tzuyu tidak mencintaiku.
"Baiklah, jika kamu tidak bisa mengatakan kamu mencintaiku maka katakan sekarang juga kamu tidak mencintaiku" Kataku.
"Kau mau apa sebenarnya Sana?" Katanya.
"Aku ingin mendengar kamu mengatakan bahwa kamu tidak mencintaiku Chou Tzuyu" Kataku.
Lagi-lagi Tzuyu hanya mampu terdiam. Sebenarnya apa yang ia mau? mengatakan ia mencintaiku itu mustahil, mengatakan ia tidak mencintaiku, itu terasa sangat sulit baginya. Aku benar-benar ingin menyerah padanya. Rasanya tidak sanggup dengan kebimbangannya.
"KATAKAN KAMU TIDAK MENCINTAIKU, TZUYU!" Teriakku.
"AKU TIDAK BISA SANA! AKU TIDAK BISA!" Teriaknya juga.
"Aku mencintaimu" Lirihnya.
"Aku mencintaimu Minatozaki Sana" Katanya lebih jelas lalu meneteskan air mata.
Tzuyu langsung memelukku. Kali ini aku yang terdiam. Benarkah yang ia ucapkan? Sadarkah yang ia katakan?
"Aku mencintaimu Sana-ya. Aku sangat mencintaimu" Katanya dalam dekapanku.
Aku meneteskan air mataku. Terlepas dari benar atau tidaknya? saat ini aku merasakan bahwa ada sedikit kebahagiaan dalam hatiku. Kata yang selama ini kutunggu, kata yang selalu aku harapkan darinya.
"Jangan salah paham. Mina memang paling berharga dalam hidupku, karena dia orang pertama yang mengajarkan aku cinta, tapi kamu adalah orang yang paling berarti dihidupku Sana-ya. Kamu telah menyembuhkan aku dari masa kelamku. Maaf aku melukaimu, maaf kamu tersiksa denganku" Jelasnya.
"Tunggulah sebentar lagi Sana-ya. Aku pasti bisa melupakan masa laluku sepenuhnya. Tolong, aku tidak ingin terluka lagi karena cinta" Sambungnya dengan deraian air mata yang lebih deras.
"Sana aku mencintaimu, tolong jangan menyerah dulu" Katanya mengeratkan pelukannya.
Aku pun membalas pelukannya.
"Aku lebih mencintaimu Tzuyu" Kataku.
Pelukan kami semakin erat. Rasanya Tzuyu sangat kuat memelukku.
Beberapa saat kemudian ia merenggangkan pelukannya. Ia menatapku dengan sangat lekat. Tangannya sudah berada dikedua pipiku.
Cup
Kecupan yang ia daratkan dikeningku. Cukup lama. Aku perlahan memejamkan mataku. Dapat aku rasakan Tzuyu mengecupku dengan ketulusan, kelembutan dan cinta. Aku kembali mengeratkan pelukannya.