27. Missing Cracks: Fail And Fall

5.2K 386 9
                                    

"...sudah jelas, Nak?" ucap sebuah suara.

"I-iya Pak, maaf sudah membuat keributan ya, Pak," ucap Nao pada seorang security yang mengunjungi kamar apartemennya.

Bukan tanpa sebab security itu datang. Itu semua karena Via yang terbangun dan berteriak kencang, membuat beberapa orang di kamar sekitar keluar dengan kepanikan, bahkan suaranya sampai terdengar oleh security yang berjaga di bawah.

"Sudah, yang penting tidak ada hal yang serius. Tolong lebih diperhatikan lagi ya, yang tinggal di sini bukan cuman kalian, kasian kamar yang lain terganggu," ucap security tersebut.

Nao langsung membungkuk berterima kasih dan juga mengucapkan maaf sekali lagi. Setelah security itu pergi Nao langsung menutup pintu kamarnya dan menghela napas panjang. Ia hampir jantungan karena suara Via.

"Kamu nggak papa, kan?" tanya Nao pada Via yang sekarang sudah duduk di sofa di samping Roma.

"Nggak... Nggak papa, aduhhh hampir aja, kukira aku tadi diculik terus diapa-apain. Gilakk... Panik banget aku, lagian kenapa aku bisa sampe ke sini, sih? Kok aku nggak inget, ya? Perasaan tadi aku baru pulang dari kafe terus ketemu si... Alva?"

Via bergumam dan sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia menggeleng pelan menyentuh kepalanya berusaha mengingat.

Nao hanya diam mendengar itu. Ia menatap Via dari ujung rambut sampai ujung kaki. Ada percikan kecil berwarna merah di pipi dan baju yang dikenakannya, bahkan tangan dan bibirnya terlihat sangat pucat. Lalu tentang hilangnya ingatan itu, sepertinya ia tahu apa yang terjadi sebelumnya.

"Oh... kamu tadi jatoh terus pingsan gitu. Aku yang nemu makanya kubawa ke sini, kamu tadi janjian sama Roma, kan, mau ketemu di pasar malam? Tuhhh liat waktu kamu jatuh, saus tomatnya sampe kena mukamu." ucap Nao sambil mengusap pipi Via cepat berusaha menghilang bekas darah di sana.

"Eh, masa, sih? Di pasar malam? Kok aku nggak inget sama sekali?" balas Via tidak yakin.

"Yaa... Masa kamu lupa, kamu jatohnya nggak estetik banget lagi, pura-pura lupa, ya?" tanya Nao lagi sambil tertawa kecil. Ia sengaja membual walaupun tidak tahu apa yang mereka berdua lakukan sampai ikut terjebak dalam gedung itu.

"Ih, masa sih, aduhh... Aku kok jadi malu, banyak orang nggak?"

"Aman, kamu jatohnya pas pasar malemnya nggak terlalu rame."

"Aduhhh... Bener ya jangan bohong! Aku jadi malu banget kalo diliatin banyak orang, mana aku nggak inget apa-apa lagi."

"Hm~ jangan-jangan kamu sengaja ngelupain ya biar nggak malu. Iya nggak Rom?" tanya Nao meminta dukungan pada Roma. Dipanggil seperti itu, Roma langsung gelagapan bingung dan mengiyakan dengan cepat.

"Ih kalian ya, masa gitu, yang bener banyak yang liat nggak?" tanya Via lagi cemberut malu.

Nao hanya tertawa kecil dan melirik pada Roma yang terdiam canggung. Ia tahu pria itu sebenarnya masih syok dan belum bisa diajak bercanda. Ia sengaja membuat suasana sedikit ringan dengan candaan kecil.

Setidaknya rasa penasaran Via sudah bisa teratasi sekarang, walaupun ia tahu candaan ini tidak akan berguna untuk Roma.

---

"Ayah, kok Reo belum pulang, ya? Udah lewat tengah malam banget ini," ucap sang Bunda menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 1 malam. Wajahnya terlihat sangat cemas.

Sang Ayah yang diam sejak tadi ikut menatap jam lalu melirik ke handphone-nya. Tak ada notifikasi apa pun yang masuk sejak tadi. Ada perasaan aneh yang tiba-tiba muncul saat itu juga.

I'm not Enigma [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang