Sang mentari mulai menampakkan sinarnya. Kicauan burung menandakan bahwa hari baru telah dimulai.Di dalam sebuah kamar bernuansa cream. Seorang gadis cantik yang memiliki ciri khas pipi bolong baru saja membuka matanya dengan senyum yang begitu merekah pagi ini.
Shani masih diam menatap langit-langit kamar dengan tersenyum tipis. Lama kelamaan senyum itu kian mengembang tatkala bayangan seseorang yang dulu sangat ia benci muncul di dalam pikirannya.
Shani masih tidak tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi pada dirinya. Namun, kali ini ia tidak ingin ambil pusing karena sekarang ia lebih bersemangat dibanding sebelumnya untuk segera pergi kesekolah.
Shani mulai bangun dari tidurnya dan terdiam sejenak untuk merekap kembali semua kejadian yang ia alami semalam. Sampai pada satu momen jantung Shani berdetak kencang dengan pipi yang mulai memerah serta senyum yang merekah ketika mengingat satu momen yang tak dia duga-duga terjadi semalam.
"GRACIAA!!" Shani berteriak kencang dibalik bantal tidurnya.
Beda hal dengan sang bidadari lain hal pula dengan seonggok manusia yang kini masih tertidur pulas dengan posisi tidur yang nauzubillah.
Gracia masih tertidur dengan pulas diatas kasurnya namun dengan posisi yang diluar nurul. Bagaimana tidak? posisi orang itu kini memang berada diatas kasur tapi dengan satu kaki yang terangkat dan menempel tepat pada sandaran kasur dan kaki yang satunya lagi melebar kearah bawah sebelah kanan. Tak lupa juga mulut yang sudah ternganga lebar serta satu tangan yang terentang lebar keatas dan satunya lagi memeluk guling. Nah silakan dibayangkan saudara-saudaraku sekalian.
Cklek
"Ck ck ck astagre banget cici gue"
Zee sangat heran mengapa cicinya ini tidur layaknya baling-baling helikopter. Tak habis pikir memang dia kepada sang cici yang masih saja tertidur pulas dengan posisi seperti itu.
"CI GREEE!!" teriak Zee menggelegar membangunkan sang kakak namun bukan Gracia namanya apabila tidur tidak seperti orang mati suri.
"CI GRE KEBAKARAN CI!"
"CI GRE GEMPA!"
"CI GRE TSUNAMI CI!"
"DUNIA KIAMAT CI!"
"CI SHANI KAWIN CI!"
Sontak kedua mata Gracia terbuka lebar dan seketika bangun dari tidurnya.
"HAH!!!?!" jantung Gracia sudah seperti di sentrum aliran listrik 20.000 volt, namun seketika ia tersadar saat mendengar cekikikan jahanam disusul dengan suara tawa yang terbahak-bahak.
"Takut bener ditinggal kawin ci" Zee tertawa terbahak-bahak menatap Gracia yang memasang muka masam.
Gracia langsung berdiri dan dengan jurus seribu bayangan memeluk sang adik lalu membanting tubuh keduanya diatas kasur.
"WAAAA UDAH CI AMPONN!!" Zee berteriak kencang disusul dengan tawa yang menggelegar ketika Gracia mulai menggelitiknya.
***
Warkop mbok Neni
"Wey gue denger-denger ada murid baru ntar di kelas kita" celetuk Herris lalu menyuapkan satu sendok mie nyemek ala-ala mbok Eni.
"Cwk apa cwk?" tanya Ara.
"Goblog sia" Herris spontan uhuy menggeplak Ara.
"Apesi! aing nanya belegug main geplak wae sia"
"Ya lu gaje"
"Gelo"
"Heh mending diem klen upil badak!" lerai Gracia pada kedua curut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Amtrak (PENDING)
Teen FictionSebuah kisah klasik tentang anak-anak remaja yang mengejar cintanya. Namun petualangan tak terduga pun hadir membawa ketegangan, aksi, serta rasa cinta yang perlahan muncul dari setiap insan seiring dengan berjalannya petulangan yang mereka lalui. B...