10⁰ + 1 + 10

2.2K 205 8
                                    

Distribusi sumbangan dari pihak Dream Airline ke tiap-tiap tempat yang ditargetkan sudah dimulai. Beberapa panti jompo dan panti asuhan bahkan sudah banyak yang menerima sumbangan tersebut, baik dalam bentuk uang maupun kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak, dan juga telur. Khusus untuk sekolah, distribusi sumbangan akan dilakukan jelang perayaan hari ayah.

Jeno tersenyum senang menerima laporan bahwa proses distribusi sumbangan dari pihak mereka berjalan lancar dan mendapat sambutan positif dari berbagai pihak. Termasuk pihak di luar target sumbangan. Hal itu tentu saja secara otomatis menaikkan nama baik Dream Airline.

"Ah iya Jen, ini kontak yang bisa kau hubungi dari pihak TK Sunshine." Hyunjin menyerahkan kartu nama Moon Taeil, kepala sekolah TK Sunshine pada Jeno. Ya. Pihak Dream Airline sudah memutuskan nama-nama yang akan turun langsung ke lima sekolah yang sudah dipilih. Mereka menentukannya dengan cara lotre. Dan kebetulan Jeno mendapat tugas di TK Sunshine sementara Hyunjin mendapat tugas di TK Candy, Busan.

"Sayang sekali kita tidak di tempat yang sama. Kuharap kau dengan muka kakumu itu tidak menakuti anak-anak di sana." Jeno mengepalkan tangannya, gestur meninju ditujukan pada Hyunjin, "Mau kupukul kau ?"

"Bercanda Jen, hehehe.." Cengir Hyunjin tanpa rasa bersalah.

Mengenai Jisu Choi atau yang sekarang sudah menjadi Jisu Lee, ia memang merupakan bagian dari Dream Airline tapi berdasarkan kesepakatan, tidak semua kru bisa turut berpartisipasi dalam acara dan Jisu merupakan salah satu kru yang tidak ikut tersebut. Jadwalnya bahkan tampak padat. Meski ia sudah menjabat sebagai istri dari calon pemilik Dream Airline tetap saja profesionalisme dalam bekerja masih dipegang erat oleh Jeno. Hingga kini posisi Jisu dalam Dream Airline juga masih sama.

Kembali pada Jeno dan Hyunjin yang masih terlibat dalam obrolan ringan. Tiba-tiba fokus Hyunjin teralihkan pada foto keluarga Jeno di mana di sana Jeno masih kecil. Mungkin berusia sekitar lima atau enam tahun. Hyunjin lalu mengingat sesuatu ketika melihat foto tersebut.

"Jen, kau percaya ada istilah reinkarnasi ?"

"Hwang Hyunjin, sadar tidak kau itu bukti nyata adanya reinkarnasi. Kau persis dengan kakek buyut Hwang." Kali ini Hyunjin yang memberikan gestur seolah akan meninju Jeno.

"Aku kemarin bertemu dengan reinkarnasimu." Jeno tertawa terbahak mendengar ucapan Hyunjin, "Kau bodoh atau bagaimana. Jelas-jelas aku masih berdiri sehat di depanmu, bagaimana mungkin kau sudah melihat reinkarnasiku ?" Benar juga. Reinkarnasi muncul ketika orang telah meninggal. Hyunjin lalu mencoba berpikir ulang.

"Entahlah mungkin aku salah lihat."

"Kau ini bicara apa sih ?"

"Aku melihat anak yang mirip denganmu di TK Sunshine."

~~~

"Ibu, kata bu gulu hali ini ada tamu istimewa." Ucap Junho ketika Haechan membantunya mengenakan sepatu.

"Benarkah ? Siapa tamunya ?" Junho menggeleng, "Oh ya, kata bu gulu tidak hali ini kita dapat makan glatis juga."

"Oh jadi Nono tidak perlu bawa bekal atau bagaimana ?"

"Bawa saja Ibu, nanti Nono makan kalau masih lapal." Ucap Junho, memasukkan kembali kotak bekal ke dalam tasnya ketika Haechan sudah hampir mengeluarkannya dari tas Junho.

"Baiklah, kalau sudah kenyang jangan dipaksakan ya makannya. Ibu tidak akan marah kok kalau bekal buatan Ibu hari ini tidak habis." Ucap Haechan lembut pada putranya. Bagaimanapun Junho adalah tipe anak yang selalu menghargai sesuatu yang diberikan padanya. Termasuk bekal yang Haechan buatkan, Junho pasti akan menghabiskannya. Enak tidak enak, suka tidak suka, Junho tetap menghargai Ibunya yang selalu rela bangun pagi untuk memasakkannya. Untung saja ibunya pandai memasak, jadi bekalnya selalu enak.

DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang