10⁰ + 2 + 10

2.2K 209 10
                                    

"Jen, kau percaya ada istilah reinkarnasi ?"

"Aku melihat anak yang mirip denganmu di TK Sunshine."

"Jangan bilang padaku kau pernah jajan di luar sana, dan ini hasilnya !" Tunjuk Han pada Junho. Sementara itu Junho hanya diam menunduk dan melanjutkan makannya. Berusaha tenang meski merasa terintimidasi.

"Kau gila !" Mendengar kedua pria dewasa di depannya tetap berdebat membuat Junho akhirnya tak bisa menahan tangisnya.

"Orang yang tidak mengenal kalian juga pasti beranggapan kau dan dia adalah pasangan ayah dan anak. Ingat-ingat lagi pada siapa kau pernah menanam benihmu sembarangan !"

"Jaga batasanmu, Han Jisung !" Peringat tegas Jeno pada Han.

Hiks

Hiks

Huaa

"Maafkan aku bos, kau urus ya dia aku harus membantu Chanhee." Han lalu melipir meninggalkan Jeno dan Junho.

"Hei, boy..tenang ya, maafkan paman karena berdebat di depanmu." Ucap Jeno menenangkan  Junho. Junho perlahan mulai tenang.

"Siapa namamu ?"

"Nono."

"Nono, tenang ya sayang..Ayah sedang tidur Nak, Nono tidak boleh berisik..kali ini saja, Ibu mohon kerjasamanya ya, Nak.."

"Hari ini makannya nasi goreng, Nono senang kan ? Ayah tadi juga makan ini.."

"Nah, sudah selesai..terima kasih Nono sudah kuat menemani Ibu hari ini.."

Bayangan akan masa lalunya tiba-tiba melintas. Jeno lalu berulang kali menggelengkan kepalanya. Mencoba mengusir bayangan-bayangan tersebut sekaligus menyangkal apa yang baru saja ia pikirkan.

"Emm Nono, kenapa tidak mengambil makan di sana tadi ?" Tanya Jeno, mengalihkan arah pandang Junho pada tempat pembagian nasi kotak tadi.

"Nono kesal paman, teman-teman menyelobot antlian. Bu gulu bilang kan antli, tapi teman Nono awas gesel gesel aku mau duluan. Jadi Nono makan nasi goleng Ibu saja." Cerita Junho pada Jeno.

Jeno lalu mengangguk paham. Dasar anak-anak disuruh mengantri saja susahnya minta ampun. Jeno lalu bertanya lagi. Ingin mengetahui alasan kenapa anak ini makan sendiri, sementara teman-temannya yang lain makan bersama. Ada yang membentuk lingkaran, ada juga yang hanya makan berdua sambil bercanda. Tapi anak ini malah memilih memojok sendiri.

"Teman-teman tidak suka Nono. Teman-teman mamaku bilang kita tidak boleh dekat-dekat dengan Nono. Dia itu anak jalang, tidak punya Ayah. Katanya begitu..padahalkan Nono anak Ibu bukan anak jalang. Memang jalang itu apa, paman ?" Jeno lagi-lagi terdiam. Mencermati kalimat anak di depannya. Anak ini tidak punya ayah dan ibunya disebut jalang.

"Paman, jalang itu apa ?" Lagi Junho bertanya. Ia kesal juga karena Jeno hanya diam.

"Nono tidak perlu pikirkan itu, sekarang Nono habiskan saja makannya. Nono kan anak pintar."

"Iya kata Ibu, Nono pintal sayangnya ibu hehehe.." Senyum Jeno turut terbit ketika anak itu juga tersenyum.

~~~

Hari pertama berjalan dengan lancar. Anak-anak juga sudah diberitahu untuk besok membawa orang tua mereka ke sekolah sekaligus membawa surat yang tadi sudah mereka tulis untuk besok diberikan secara bergantian kepada para orang tua dalam rangka memperingati hari ayah. Dikarenakan para anak-anak belum semua lancar baca tulis, tadi guru dan pihak Dream Airline turut membantu. Sementara si kecil hanya mencurahkan isi hati mereka ke dalam surat. Sebelum dibawa pulang tadi, pihak sekolah memfotokopi masing-masing surat dari para murid. Lalu menyerahkannya pada pihak Dream Airline untuk mengemas surat tersebut dalam amplop yang sudah didesain khusus.

DUNIA NONO [NOHYUCK] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang