tiga

167 12 3
                                    

Hana membuka matanya saat sebuah sentuhan terasa hangat di punggung tangannya. Hanya ruangan gelap dan jam yang masih menunjukkan pukul lima pagi yang Hana lihat sekarang. Sebelum menatap pada pria kecil yang memeluk boneka sincan dengan wajah khas bangun tidur.

"Sayang?"

"Ajun mimpi buruk"

"Ngga bisa tidur lagi ya?"

Ajun mengangguk, lantas berusaha naik ke atas ranjang. Hana terkekeh melihat Arjun yang sedikit membuat kegaduhan di ranjang pagi ini. Mendusal ke tengah antara Hana dan Junkyu dengan sedikit mendorong tubuh ayahnya.

"Tante peluk ya, tidur lagi?"

Arjun mengangguk dan membalas pelukan Hana saat Junkyu justru memanyukan bibirnya dengan mata yang masih terasa kantuknya.

"Nanti malam tidur sama Ajun ya?"

"Kenapa? Arjun takut tidur sendiri lagi?"

Arjun mengangguk pelan, mendongakkan kepalanya untuk bisa menatap Hana.

"Tante temenin sampe tidur aja ya?"

"Kenapa?"

"Huh? Apanya yang kenapa?"

"Harusnya kan Tante temenin Ajun aja, bukan ayah! Ayahkan udah besar"

"Ck, tidur deh Jun. Ini tuh masih jam tidur" Junkyu membalikkan badannya sambil berdecak kesal. Sementara Hana hanya terkekeh sambil mengusap rambut Arjun yang sedikit berkeringat.

"Iya, besok Tante temenin ya?"

"Nanti"

"Oh iya! Nanti!"

"Tidur" seru Junkyu.

Hana terkekeh sambil menempelkan telunjuknya pada bibir. Mengisyaratkan Arjun untuk diam. Gadis itu mengusap lembut rambut Arjun sampai sang anak tertidur. Sebelum lantas beranjak menuju kamar mandi. Semalam Hana belum sempat membersihkan make up-nya karena ketiduran menunggu Junkyu bekerja. Jadi dia memutuskan untuk sekalian mandi saja lantas membuat sarapan.

...

"Hari ini saya ke kantor siangan"

Hana hanya melirik. Sebenarnya gadis itu sudah terkejut saat Junkyu tiba tiba berdiri disebelahnya sambil memasang kancing jas terakhirnya.

"Terus saya harus apa?"

Junkyu terkekeh, pria itu melingkarkan tangannya pada pinggang Hana lantas meletakkan dagu pada pundak kanan Hana. Mengikutinya menyaksikan masakan pagi ini yang cukup lezat.

"Kamu kasih obat tidur ke anak saya ya?"

"Enak aja!"

Junkyu meringis kesakitan saat siku Hana menyerangnya tiba tiba.

"Maaf maaf" Hana tergelak, berbalik badan untuk memastikan Junkyu baik baik saja, "saya ngga sengaja om"

"Om? Setelah kamu nyikut saya sekarang kamu panggil saya om?"

Hana terkekeh, mengamati wajah itu yang sekarang lebih berisi dari pertama kali mereka bertemu.

"Kamu kan om om anak satu"

"Ayah"

Junkyu dan Hana menunduk, menatap Arjun yang berjalan mendekati mereka dengan bonekanya.

"Kenapa?"

"Perut Ajun sakit" rengak anak itu. Junkyu berjongkok untuk memastikan anaknya baik baik saja. Kedua tangan Arjun dia gunakan untuk mengusap wajahnya sendiri. Sementara Junkyu sedang berusaha menenangkan anaknya.

"Sakit kenapa?"

"Emang kalau sakit harus tau kenapa ya?"

Hana terkekeh, gadis itu sudah tahu pasti ini akan terjadi lagi. Bahkan disaat hal hal genting seperti ini, Arjun masih saja menanyakan hal hal sejenisnya.

"Serius sakit atau engga?"

"Ngga jadi deh, soalnya Ajun cium makanan enak" Arjun menarik pelan ujung baju Hana. Membuat Junkyu hanya bisa menggeleng sambil mengusap wajahnya pelan.

"Ajun laper ya?"

"Kayanya iya deh, tante"

Junkyu kali ini tergelak, membopong anak semata wayangnya untuk duduk di kursi meja makan.

"Itu bukan sakit tapi laper"

"Iya! Ajun juga baru sadar!"

Hana tertawa melihat interaksi kedua manusia itu. Ayah yang tidak akan pernah bisa sabar menghadapi tingkah anaknya sendiri. Dan anak yang selalu saja melakukan hal hal diluar kuasa sang ayah.

"Ajun mau wortelnya juga"

"Iya, pelan pelan ya makannya?" Hana meletakkan beberala lauk di piring Arjun.

"Kamu ngga ke kantor? Hidup kamu ngga melulu soal Arjun dan saya loh"

"Saya ke kantor kok, tapi agak siangan"

"Kamu ikut ikut saya ya?"

"Ayah! Ajun mau ke Waterboom!"

Junkyu dan Hana saling menatap.

"Kemarin di televisi banyak orang main air, ada musik juga"

Hana mengusap puncak kepala Arjun sambil tersenyum "besok kesana ya? Kalau ayah ngga sibuk"

"Ngga bisa, ayah sibuk terus" ucapnya pelan.

"Besok nggak sibuk, besok kesana" Junkyu melahap makanannya. Dia tahu pasti Arjun sedang proses ngambek karena sifatnya tiba tiba berubah.

"Janji?"

"Janji" ucap Junkyu sambil mencubit pipi Arjun.

𝐷𝑢𝑑𝑎 - Junkyu (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang