Chapter 10 : Struggle OSIS

380 57 3
                                    

Happy reading
Warn : banyak typo bertebaran
************************************

Heeseung mendorong pelan pintu berbahan kayu mahoni berwarna coklat dan mendapati ruang OSIS sepi, gak ada penghuninya sama sekali.

Biasanya, meski jam istirahat dan kebanyakan orang lebih milih ngacir ke kantin, kalo anak OSIS seenggaknya satu dua orang ada yang lebih milih melipir ke ruang OSIS.

Heeseung gak ambil pusing, malah bagus di ruang OSIS lagi gak ada siapa-siapa, dia bisa istirahat bentar tanpa gangguan.

Setelah nutup lagi pintu, dengan gontai Heeseung jalan ke arah sofa yang ada di ruang OSIS.

Secuil info, ruang OSIS SMA Belift itu lumayan luas, bersih dan rapih, enggak sempit apalagi sumpek.

Dilengkapi AC, kulkas mini yang tiap hari diisi sesajen berupa minuman isotonik juga cola dan makanan ringan lainnya, dilengkapi set sofa empuk jauh dari kata usang apalagi lapuk.

Bikin betah lama-lama mendekam disana pokoknya.

Balik ke Heeseung, cowok itu duduk di sofa sambil nyender santuy, menyamankan tubuhnya yang terasa pegal gara-gara dari pagi gak berenti mondar mandir kek setrika.

Baru mau merem, pintu dibuka lagi dengan gak nyelo.

BRAK!

Sepertinya Tuhan sangat menyayangi Heeseung, buktinya Tuhan mengirimkan dua makhluk sebagai ujian buat Heeseung.

"Kalem woy, itu pintu kalo sampe jebol lu berdua mau ganti emang?" Ucap Heeseung.

Dua orang itu, Jake dan Sunghoon.

Jake masuk dengan cengengesan sambil garuk-garuk tengkuknya yang kebetulan gatel gara-gara dicipok nyamuk.

"Hehe sorry sob." Kata Jake sambil jalan nyamperin Heeseung terus ikut duduk di samping cowok kelahiran Oktober itu.

Sedangkan Sunghoon, masang muka lempeng kaya gak punya dosa, langsung grusak grusuk bongkar isi tasnya nyari chargeran.

Tau kalo Heeseung mau ngomelin dia, Sunghoon yang lagi ngubek-ngubek tas ranselnya langsung nyerobot ngeduluin.

"Jangan ngomel dulu Hee! Ini urgen, gue lagi push rank hp gue malah lowbat." Katanya sambil ngeluarin chargeran yang dari tadi dicari, abis itu langsung charger hpnya.

Heeseung berdecak kesal mendengar alasan Sunghoon yang kelewat gak penting.

Seperkian menit ruang OSIS yang dihuni tiga human itu kembali sepi, ya gak sepi-sepi amatlah.

Wong Jake sama Sunghoon saling saut-sautan umpatan tiap hero mereka dilibas tim lawan yang mainnya keroyokan.

Heeseung udah balik merem, abai sama eksistensi dua orang itu, serah mereka ajalah mau ngapain. Terus gak lama Heeseung buka matanya lagi, dia baru inget sesuatu.

"Lo darimana aja Hoon? Abis briefing pagi langsung ngilang." Tanya Heeseung tiba-tiba pada Sunghoon.

Jake yang pada dasarnya kagetan gak bisa buat gak ter-kamjagiya sampai terlatah-latah. Padahal Heeseung ngomong nadanya biasa, gak teriak.

Thanks for loving meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang