Yerim menatap dirinya di depan cermin. Wajahnya terlihat baik sekali, manis dan terawat. Ujung rambutnya sudah sampai pada separuh lengan, cukup panjang sejak terakhir kali dipotong hingga di atas bahu. Di balik helaian yang tergerai, ada kulit putih mulus yang hanya ditutupi kain tipis tembus pandang. Benang-benang berwarna merah kontras dengan kulitnya, terasa percuma karena dia merasa tidak dibalut apapun.
Gadis itu menoleh ke lantai di sebelah kursi yang dia duduki. Di sana tergeletak pakaiannya, celana panjang dan kaus yang selalu dia kenakan ketika pergi kuliah. Jangan lupakan jaket merah kesayangannya. Semua kain itu tidak berguna. Sekarang dirinya hanya menggunakan pakaian dalam, yang ditutupi oleh gaun malam see-through berwarna merah yang diberikan oleh Bomin.
Sebuah kesialan yang berujung pada jatuhnya dia ke dalam jurang, Yerim kini hanya bisa menyesali kebodohannya.
.
.
.
.
.
"I saw your phone notification," jelas Bomin dengan ekspresi jengkel. "I remember sending those messages to my Baby, it's surprised me that I found the same, exact words by words on that phone. Dan ternyata itu adalah ponselmu."
Tersangka kasus itu terdiam, merasa bodoh dan ketinggalan jaman. Ponsel baru dari Heeseung itu bahkan belum satu hari berada di tangannya, dia sudah membuat kekacauan besar dengan membiarkan Bomin melihat sesuatu yang tidak seharusnya.
"Aku berusaha tidak percaya, tetapi ini kau. Kim Yerim, the most cunning girl I've ever met." Bomin berlutut di hadapannya, menggenggam kedua tangannya dengan erat dan menatap dia yang menunduk malu. "I know since the first time I met you. You're something. I know you always had something on your mind. Kau diam-diam merencanakan sesuatu. Aku tahu kau mendekatiku karena punya maksud lain."
Bomin tepat sasaran, Yerim tidak bisa menolak itu.
"Sebaiknya kau bicara sekarang, beritahu aku apa alasanmu."
Pada saat ini, Yerim tidak mungkin memberitahu kalau dia mendekatinya untuk mendapatkan Hyunjin. Dia juga tida mungkin menjelaskan seluruh inti dari rencananya balas dendam. Dia sadar bahwa pemuda itu hanya tahu identitas Baby, bukan keseluruhan cerita. Dia masih sanggup menghadapinya seorang diri.
Setelah cukup lama menunduk, Yerim kembali mengangkat kepalanya. Dia justru melepaskan helaan yang keras sebelum menyandarkan punggung dan kepalanya di sofa. "Kau kesal karena aku menipumu? I'm sorry. I thought it was really fun."
Bomin tersinggung, "fun?"
"Yeah. I'm a big fan of you B."
Bomin mungkin berwajah kesal, tetapi apa yang diucapkan Yerim barusan memberikan sedikit kerlipan yang mencerahkan ekspresinya.
"I really like you. Aku suka kau sejak lama. Aku mengikutimu diam-diam. Kau sangat seksi. Aku selalu horny saat menonton videomu. Bertemu denganmu di klub pertama kali waktu itu adalah kebetulan yang sangat menyenangkan. Tidak aku sangka aku akan bertemu denganmu di sana. Kau bahkan mendekatiku lebih dulu. Begitu kita bertemu sekali lagi, aku tahu aku memang harus mengejarmu."
Pemuda itu mungkin berada pada mode garang, tetapi dia tersanjung. Terlihat sekali di wajahnya bahwa ia tidak bisa menahan senyuman. Dia berusaha mempertahankan kengerian dengan sangat susah payah.
"Kau mengenaliku? Sejak pertama kali bertemu? I've never showed my face on internet, how'd you know it was me?"
Yerim menggigit bibirnya seduktif, "you might never show your face, but your hands. The moment you put your fingers on the bar, I know. Also your watch. I know it's the same person."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE GAMBLER 2: Big League🔞 | TXT & EN-
Fanfiction🚫PLAGIAT ADALAH TINDAKAN KRIMINAL🚫 HOTTER, BADDER, BRAVER Kim Yerim bersama kawan-kawan barunya memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang jahat di masa lalu. Namun, akankah semua berjalan sesuai rencana? .Kim Yerim (OC) .Lee Heeseung (ENHY...