Jangan lupa beri 💬 dan tekan tombol 🌟
Ya!Happy reading guys!!
****
Suara riuh terdengar di depan mading, para siswa berdesak-desakan melihat mading membuat Riyad memandang aneh hal itu namun tetap saja dia lebih memandang aneh Felicia yang hanya memandang bosan mereka. Setelah tiga hari berdiam diri, Madamnya itu mulai bergerak.
"Jadi selanjutnya apa?" tanya Irfan bingung.
"Pengujian, apalagi, kalian tau dimana itu? Hal ini tak akan aman," ucap Felicia sambil berbalik pergi diikuti Riyad dan Irfan seperti biasanya.
"DE tau lo di sini?" tanya Riyad.
"Gak bisa diragukan bukan? Mereka makin tajam, aku semakin tertarik. Bagaimana kira-kira reaksi mereka. Tapi ini keuntungan, kita tak perlu berkerja keras bukan? Sayang sekali padahal aku sudah merencanakannya dengan matang," ucap Felicia dengan nada bosan.
"Lo tau Fe, gue bersyukur bukan lo yang ngerencanain hal ini. Anak-anak itu bisa trauma," balas Irfan membuat Felicia tergelak.
Irfan dan Riyad saling pandang lalu menatap ngeri Felicia. Lihat master mereka itu mulai menampakkan taring aslinya, mungkin salah satu faktornya karena sudah menikah.
"Trauma?" Gumam Felicia dengan langkah yang terhenti sejenak lalu tersenyum miring dan kembali berjalan,"itu yang aku rasakan dulu, ah, aku tak ingat kapan pastinya. Tapi DE benar-benar membuat rencana yang sempurna, mereka pandai memainkan perasaan anak-anak. Aku penasaran apa permainan selanjutnya."
"Katakan kalau ini bukanlah hal yang berbahaya, Sir Alan gak akan bunuh kitakan?" bisik Riyad pada Irfan.
"Jika dia melihat luka ditubuh bininya mungkin ya. Dan lagi kalau itu terjadi DE akan hancur kali ini," balas Irfan.
"Benarkah? Bukankah itu tampak buruk?" tanya Felicia yang entah sejak kapan ada di tengah-tengah keduanya.
"Tentu! Eh."
Irfan terdiam, Riyad terdiam, begitu pula dengan Felicia yang mengerjapkan mata polos memandang heran dua bawahannya itu.
"Eh!"
"EHK!"
"Eh! Eh! Eh! Apaan sih lo berdua gitu banget!" seru Felicia sambil mengusap wajah keduanya dengan kasar membuat Riyad dan Irfan tersadar.
"Madam!!" seru keduanya kompak membuat Felicia memandang aneh kedua orang itu.
"K-kok Madam di sini? Bukannya tadi di depan?" tanya Riyad sambil menunjuk kedepan.
Lagi dan lagi mereka terdiam, jelas di depan mereka ada gadis dengan perawakan seperti Felicia yang masih terus berjalan. Riyad dan Irfan saling pandang dan meneguk ludah kasar, mereka teringat dengan kata 'ghaib' itu bukan hantu yang menyerupai Felicia bukan.
"Tidak itu bukan hantu. Oh! Apa itu Nokaut seperti yang dibuat B-09? Tapi bukannya gue udah nyuruh Ruse untuk ngehancurin itu ya? Hmm aneh banget gak sih? Kalau dia ingin buat tiruan gue bukannya harus pakai darah gue ya?" tanya Felicia sambil berpikir keras.
Irfan dan Riyad menatap lamat Felicia pandangan mereka kosong, apa maksudnya itu? Yang mereka ikuti tadi tiruan Felicia? Dari DE? Bagaimana bisa? Sifat mereka benar-benar mirip.
"Ya Allah! Irfan! Riyad!" seru Felicia sambil mencengkram bahu kedua cowok itu membuat mereka tersentak kaget.
"Y-ya?" tanya Irfan memandangi wajah Felicia yang tampak kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Детектив / ТриллерTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...