44;

1.9K 156 31
                                    

Gun terbangun dari pingsannya, mengedarkan pandangan pada kamar yang terasa asing baginya. Tatapannya beralih kepada selang infus yang sudah menancap kembali di tangan sebelah kirinya.

Dengan perlahan Gun mencoba bangun dari posisinya, ia meringis kala kembali merasakan sakit yang teramat di perutnya.

Cklek

Pintu terbuka, menampilkan Oab yang sedikit berlari kearah Gun ketika melihat pria mungil itu berusaha bangun dari posisi berbaringnya.

"Gun, jangan duduk dulu" cegah Oab menahan Gun agar tidak duduk namun pria mungil itu sudah lebih dulu menyandarkan punggungnya pada headboard.

Oab menatap khawatir pada Gun "Kau harus berbaring Gun, aku bantu ya?" tawar Oab untuk membantu Gun kembali berbaring namun dibalas gelengan oleh Gun.

"Sudah berapa lama aku pingsan?" tanya Gun dengan suara seraknya

Oab melihat jam dipergelangan tangan kirinya, mendapati jam sudah hampir pukul 5 pagi.

"Aku menemukanmu sekitar jam 7 malam Gun, dan sekarang sudah jam 5 pagi"  jawab Oab yang membuat Gun terkejut.

Ia sudah tertidur terlalu lama.

"Kenapa kau bangun? Dokter tadi mengatakan bahwa kau akan bangun jam 7 pagi" tanya Oab

"Kau memanggil dokter?" balik tanya Gun yang dibalas anggukan oleh Oab

"Tentu saja, darahmu keluar sangat banyak aku bahkan berniat membawamu kembali ke rumah sakit sebelum aku kembali ingat ucapanmu sebelumnya. Jadi aku memutuskan untuk membawamu pulang dan memanggil Dokter untuk datang kemari" ucap Oab menjelaskan

"Dan asal kau tahu Gun, lukamu itu hampir saja terinfeksi dan kondisimu tadi sangat memprihatinkan" lanjut Oab

Sedangkan Gun hanya diam, meraba pelan perutnya yang masih terasa sakit.

"Maaf" satu kata itu terlontar begitu saja dari mulut Gun dengan dibarengi oleh air matanya yang terjatuh.

Oab yang melihatnya tentu saja kelimpungan karena melihat Gun yang tiba-tiba menangis.

"Hey kenapa minta maaf? tolong jangan menangis, apa aku berbuat salah padamu?" tanya Oab khawatir

Gun menggeleng, menatap Oab yang juga menatapnya. "Aku selalu merepotkan mu dan menyeret mu kedalam masalahku. Tolong maafkan aku jika kau merasa terganggu dengan kehadiranku" ucap Gun

"Gun, aku tak pernah merasa terganggu karenamu. Aku bersyukur karena kau mau meminta bantuan dariku. Tolong jangan berpikir seperti ini lagi ya? kau bisa mengangguku kapanpun kau mau karena aku akan berusaha selalu ada untukmu" Oab mengatakannya sambil menggenggam Gun yang terbebas dari selang infus, menatap Gun dalam.

"Tolong jangan menangis lagi, aku tidak suka melihat air mata itu selalu membasahi wajah cantikmu" satu tangan Oab bergerak menghapus linangan air mata Gun

"Kau selalu menggodaku" ucap Gun dengan kekehannya

"Lihat, kau sudah bisa tertawa" senang Oab melihat Gun tertawa

"Terimakasih Oab, kau selalu menemukan cara untuk menghiburku. Aku menghargai usahamu itu"

Mereka beradu pandang beberapa saat, sebelum akhirnya Gun mengalihkan pandangannya kearah lain.

ia kembali mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kamar, baru menyadari bahwa itu adalah kamar milik Oab karena ia melihat banyak koleksi miniatur mobil serta foto Oab di dinding.

"Gun" panggil Oab

"Hm?" gumam Gun masih asik melihat-lihat seisi kamar milik Oab.

"Kau kenapa kabur dari rumah sakit?" tanya Oab yang membuat Gun langsung menatapnya.

Complicated Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang