Aarrgghh! Mengapa kesialan selalu dekat denganku!?
Sudah dua hari ini kekuatanku hilang kendali dan ada orang baru yang mengetahuinya. Si perempuan botanis itu, dia benar-benar membingungkan. Sementara si nenek yang tadi kutolong untuk menyeberangi jalan, mengatakan hal yang aneh. Kau adalah putra Sang Ratu Oak dan Sang Manusia dari Dunia Asing, katanya. Mereka berkata seperti itu seakan tahu apa yang terjadi besok atau nanti.
Sore hari ini, seperti biasa aku mengurus tanaman di kebun belakang rumah. Semua tugas menumpuk sudah kukerjakan, dan kini saatnya untuk melakukan hobiku.
"Jangan lupakan sarung tangannya, Drie." Aku berucap pada diri sendiri. Jangan sampai hal yang kemarin terjadi terulang lagi hari ini. Sebagai antisipasi, aku sudah membeli selusin pasang sarung tangan karet elastis dan tebal. Hari ini tinggal tersisa sepuluh pasang. Pasti takkan lama untuk menghabiskannya.
Tidak banyak berubah dari kemarin. Kebunku masih diisi tanaman-tanaman yang segar dan sehat. Tidak ada lagi tumbuhan yang berukuran raksasa, semuanya normal.
Kedatangan Nona Amy benar-benar membuatku terkejut. Hanya dalam sekali pertemuan, dia langsung tahu bahwa aku punya kekuatan penumbuh tanaman. Cara ia pergi kemarin sungguh aneh. Seluruh tubuhnya berubah menjadi hijau lalu ia menghilang di balik pepohonan. Kejadian itu membuatku percaya bahwa ia adalah seorang penyihir yang mampu mengubah bentuk. Namun, bagaimana bisa seorang penyihir mendapatkan gelar ahli tanaman dari sebuah universitas ternama di negara ini?
"Memikirkannya saja membuatku pusing!" Aku menggelengkan kepala. Banyak kejadian aneh terjadi berturut-turut dalam dua hari terakhir. Otak kecilku tidak mampu menampungnya.
Aku mencabut beberapa daun yang kayu dari tanaman di kebun. Daun seperti itu menghambat pertumbuhan para tanaman yang sedang subur. Setidaknya kebunku harus terbebas dari penghambat pertumbuhan, meskipun aku bisa menumbuhkan mereka semua dalam waktu singkat. Dengan kekacauan, tentu saja.
"Selamat sore, Nak Dryas." Suara seseorang yang kemarin mengunjungi kebunku itu kembali muncul. Aku meletakkan gunting ke tanah, mengantisipasi agar tidak memotong sarung tangan lagi. Di pintu pagar belakang kebun, orang yang tadi kupikirkan sedang berdiri. Sang nona ahli tanaman itu mengenakan kemeja hijau yang sebagiannya tertutup oleh cardigan hijau tua, dengan celana bahan berwarna coklat.
"Selamat sore juga, Nona Amy." Aku balik menyapa orang yang baru datang itu. "Silahkan masuk."
Nona Amy mendorong pintu kayu yang bersatu dengan pagar kebun ini. Ia melenggang masuk, menimbulkan bunyi ketukan melalui sepatu hijau muda yang berhak cukup tinggi yang ia pakai. Ia menghampiriku, yang masih dalam keadaan berjongkok untuk mengamati tanaman.
"Kuharap kau memiliki banyak waktu untuk berbicara." Nona Amy berucap lembut, isyarat halus bahwa ia ingin mengobrol dalam waktu yang lama denganku.
"Baiklah, Nona, tunggu sebentar." Aku menyanggupi permintaan sang ahli tanaman itu. Lagipula Ayah akan pulang agak larut, tidak akan ada masalah dengan berbicara panjang lebar dengan Nona Amy. "Saya akan menyiapkan kudapan untuk Anda."
"Baiklah."
"Anda bisa duduk di kursi di sana sambil menunggu saya." Aku menunjuk ke sepasang kursi yang dibatasi oleh sebuah meja kecil di sebuah gazebo dekat dengan pintu masuk ke dapur rumah. Nona Amy pun berjalan ke arah yang kutunjukkan.
Untungnya masih ada stok biskuit dan teh di kulkas. Jadinya aku tidak bingung ingin menyajikan apa.
"Silakan, Nona." Aku menaruh nampan yang di atasnya ada sekotak cookies dan seteko teh beserta dua teacup sebagai wadahnya.
"Terima kasih, Nak." Nona Amy membalas. "Kau sangat mirip dengan saudariku yang baik hati."
Aku duduk di kursi yang berada di samping Nona Amy yang dihalangi oleh meja. "Anda terlalu berlebihan memuji saya, Nona."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dryas The Half Dryad
FantastikDryas tidak pernah berpikir tentang dongeng yang ia sering dengarkan dari ayahnya berubah menjadi kenyataan. Namun, kedatangan para makhluk yang keseluruhan tubuhnya berwarna hijau mengguncang pikiran Dryas. Kekuatan mereka serupa dengan kekuatan ya...