Part -37

344 18 0
                                    

Film pun sudah dimulai, keduanya sama - sama diam sambil memakan popcorn nya itu. Mereka berdua sangat menikmati film bahkan tak terasa popcorn yang mereka makan sedari tadi sudah setengah habis.

Rachel menangis ketika ingin sampai di ending cerita, Hingga akhirnya film pun selesai dan lampu cinema perlahan mulai menyala kembali, disitu lah Kaidan melihat kearah Rachel yang menangis.

"lah, hel? kenapa?" menatap Rachel.

"eh, n -ngga kok, gapapa" menghapus air matanya yang menetes dipipinya.

"lo nangis? kenapa nangis?" tanya Kaidan.

"gue udah bilang. gue gapapa, udah ah ayo pulang" berdiri dan berjalan keluar cinema.

"iya, ehh tunguu lah" menyusul Rachel yang sudah jalan lebih dulu darinya.

Rachel dan Kaidan sudah keluar dari cinema dan sudah keluar juga dari cinepolis, sekarang keduanya sama-sama berjalan menuju basement.

"lo yakin gapapa? ga mungkin gapapa tapi nangiss" masih penasaran kenapa Rachel tadi menangis.

"kebawa alur cerita ajaa, makanya gue nangis" jawab Rachel.

"maksut gua kenapa lo bisa nangisin film kartun" tanya Kaidan.

"itu ga kartun buat gue dann" melirik Kaidan.

"tapi itu kartun"
"Iya si, itu bukan cuma tentang kartun. Gua paham apa yang lo maksut" -batin Kaidan.

"ah diem deh dann kalo lo emang ga ngerasain apa yang gue rasa"

"okey, jelasin ke gua. apa yang lo tangkep dari film tadi?"

"ketidak mungkinan yang mungkin, paham dari apa yang gue maksut??"

"paham, sangat paham."

"ngerti kan sekarang kenapa gue nangis?"

"ngerti. kisah nya kaya kita ya hel??"

"maksutnya kaya kita, dan?" bingung apa yang Kaidan katakan barusan.

"iya, kaya kita, bedanya Wade air dan Ember api."

"yaa terus...?" setelah dipikir-pikir lagi oleh Rachel, akhirnya dia menyadari dan paham apa yang dimaksut oleh Kaidan.
"ahh... i see, udah gausah dibahas soal ini dan"

"hahaha, okey..."

Setelah mereka berjalan dan cukup banyak membuang waktu akhirnya mereka sampai di basement 3 tempat Kaidan memarkirkan mobilnya, mereka berhenti di depan pintu keluar/masuk basement.

"lo tunggu sini aja hel, gua ambil mobilnya dulu" ucap Kaidan.

"kenapa gue harus nunggu? kan bisa sekalian dann" tanya Rachel.

"udah tunggu aja, gue ga mau lo jalan lagi" ucap Kaidan.

"ya terus beda nya gue disini berd-" Rachel belum selesai ngomong sudah di potong oleh Kaidan.

"tuh disana ada kursi, lo bisa sambil duduk nunggu nya" seolah-olah Kaidan tau apa yang ingin diucapkan oleh Rachel dan ia menyuruh Rachel untuk duduk.

"okeyy gue tunggu disini" duduk dikursi yang tadi sempet di tunjuk oleh Kaidan.

"good, tunggu yaa... ga lama kok"

"iyaa"

Kaidan berjalan menuju mobilnya dan sesekali sedikit lari kecil agar Rachel tak menunggu lama, Kaidan pun telah menemukan mobilnya dan ia membuka bagasi mobil untuk menaruh semua belanjaan Rachel, lalu ia masuk kedalam mobil dan melajukan mobilnya untuk menjemput Rachel.

. . .

"silahkan masuk, tuan putri" Kaidan membuka kan pintu penumpang untuk Rachel dan menjulurkan tangannya.

StepBrother Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang