Hai semua, cerpen ini terinspirasi dari lagu Agnes Monica. cerpen ini pernah aku post diFb aku, okee selamat membaca ^^
Bahagia itu sederhana, yaitu, saat kamu disamping ku dan saat aku disamping mu, setiap kita bersama.Namun,bagaimana jika kita takbersama lagi? Apa bahagia itu tetap ada?
Jam baru menunjukan pukul 07.30 pagi. Namun, seorang gadis cantik sudah tampak terburu-buru
menelusuri koridor kampusnya,entah kemana tujuannya, yang pasti wajah gadis ini tampak sumringah meski
peluh membasahi pelipis bahkan sekujur tubuhnya.
Kini,langkahnya terhenti tepat didepan sebuah pintu,dengan perlahan ia membuka pintu tersebut, terlihat
seorang pemuda tersenyum kearahnya disana."Morgan! Lihat ini,puisi ku berhasil memenangkan lomba itu!" ujar gadis ini menunjukan sebuah piagam pada
pemuda yang bernama Morgan. Wajahnya terlihat senang hingga ia tak sadar bahwa ia telah memeluk Morgan
erat, sangat erat tepatnya.
"Selamat ya, aku ikut senang. Tapi lepaskan dulu pelukan mu, ini membuat ku sesak!" ucap Morgan dengan nafas yang terengah-engah, gadis itu pun segera melepas pelukannya lalu memamerkan deretan gigi putihnya,
Morgan pun tersenyum lalu memegang kedua pundak gadis itu.
"Kamu memang hebat, selamat ya. Aku rasa impian mu sebagai sastrawati akan segera terwujud, aku doakan
semoga semua itu tercapai!" ujar Morgan tersenyum menatap gadis itu lekat.
"Tunggu dulu, bukan kah waktu itu kau pernah bilang ingin memberi ku hadiah jika aku menang dalam lomba itu?! Sekarang, mana hadiah ku?" tanya gadis ini seraya mengulurkan tangannya meminta hadiah.
Morgan hanya tersenyum simpul,lalu ia merogoh saku celananya dan mengeluarkan sebuah kotak kecil bermotif batik beludru, setelah itu ia bertekuk lutut dihadapan gadis yang sudah menemani hari-harinya selama 4 tahun.
"Amanda, sudah empat tahun kita bersama dalam duka, maupun suka, dan ini bukanlah hadiah yang aku janjikan, tapi ini janji ku sendiri pada hatiku. Aku mau kamu menjadi seorang ibu untuk anak-anakku nanti dan seorang ratu yang akan memiliki
tahta tertinggi dihati ku selamanya. Maukah kamu menikah dengan ku?" ungkap Morgan tersenyum
menatap gadisnya.
Amanda, seorang gadis yang mampu membuat seorang Morgan jatuh cinta padanya dan kini Morgan tengah bertekuk lutut dihadapannya dan memintanya untuk hidup bersama.
"Iya Morgan, aku mau!" jawab Amanda tersenyum, sebuah kebahagiaan pun terpancar jelas dari
mata keduanya, Morgan pun berdiri lalu mengecup lembut kening Amanda.Saat tuhan memberi cobaan pada kita bukan berati tuhan membenci kita, tetapi tuhan tengah menguji kita agar kita siap melangkah ke tahap selanjutnya.
Satu bulan berlalu, kini acara pernikahan Morgan dan Amanda telah didepan mata. Namun, tuhan
mempunyai rencana lain untuk mereka.
Kini Amanda tengah duduk di tepi ranjangnya, tangannya tak lepas menggenggam handphone kesayangannya. Wajahnya tampak gelisah, sebenarnya ada apa dengan gadis ini?-Clek-
Seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamar Amanda, namun sama sekali tidak membuat Amanda
berpaling dari layar handphonenya.
"Kamu tenang saja,Morgan pasti datang, dia pasti merindukan mu. Kalian kan sudah tujuh hari tidak bertemu" ucap wanita ini seraya membelai lembut rambut Amanda,
siapa lagi kalau bukan mamanaya.
"Perasaanku tidak enak ma.." ujar Amanda pelan,wajahnya tampak lebih murung dari sebelumnya, wanita ini pun hanya diam, namun tangannya tak henti membelai lembut rambut indah putrinya. Ia tak mampu berbicara lagi, karena sebenarnya ia juga merasakan perasaan yang sama dengan putrinya.
Tiba-tiba, handphone Amanda berdering tertera nomor asing disana, dengan punmengangkatnya mengangkatnya. Terdengar seseorang berbicara disana,Amanda hanya diam mendengar penjelasan orang tersebut, entah berita apa yang ia dengar tiba-
tiba saja air mata Amanda mengalir,
kakinya tak mampu lagi menopang tubuhnya, hingga perlahan ia pun terkulai, namun dengan sigap mamanya menangkap tubuh Amanda."Amanda, ada apa sayang?" tanya mamanya khawatir, namun, tak ada jawaban dari Amanda, ia terus menangis dalam dekapan mamanya.
Saat tuhan memisahkan kita, bukan berati seutuhnya kita berpisah,
tapi perpisahan ini membuat kita
semakin dekat karena adanya rindu.