Penyesalan

506 56 1
                                    

Sedikit info, ini rada ngelag otak Filza membuatnya jadi ini lanjutan dari 'kangen ibu' jadi untuk membacanya barmca judul 'kangen ibu'dulu ya...





Sepulang sekolah:

(Name), Boby, dan Zaenal pergi ke parkiran untuk melihat Budi berantem dengan Alan.

"Hah.... Kenapa harus Budi yg nyelesain masalah gw dah" gumam (Name).

"Beruntung lu udah di bantuin" kesal Boby

"Bener tuh" sela Zaenal.

"Iya deh iyaa" (Name) cemberut.

Kini mereka berempat sudah sampai di parkiran, dan melihat Budi sedang menonjok wajah Alan yg tertutup dengan topeng, ternyata berantemnya udah dari tadi.

Ketika topeng Alan terlepas, mereka semua kaget kecuali (Name), karena dia sudah tau. Jadi maksud dari aib Alan adalah, Alan tidak sengaja melepas topengnya di depan anak kecil, alhasil anak kecil tersebut menangis dan (Name) melihatnya.

"Brengsek..."

Alan pergi dari parkiran bersama gengnya? Setelah melihat wajah Alan, banyak yg berbisik.

"Jadi bener yg (Name) bilang"

"Wah... Parah wajahnya"

"Ih serem nggak sih?"

(Name) hanya diam bae, sampai akhirnya hujan turun dan membasahi semua orang yg melihat perkelahian Budi dengan Alan.

(Name) melihat Rani sedang menuju ke arah mereka bertiga.

"Gimana guyss?? Kalau viral ini mah mantap banget!" Semangat Rani.

"Iya, tapi kalau Budi tau gimana?" Tanya (Name).

"Tenang.... Gw kasih komisi buat Budi lusa nanti"

"Kenapa nggak besok aja?" (Name), Rani, dan Zaenal menepuk jidat mereka.

"Besok tanggal merah goblok!" Zaenal memukul kepala Boby.

"Anjir- sakit woy!"

"Kapan di upload nya?" Tanya (Name).

"Besok malam aja, sekarang banyak pr" ngeluh Rani. Boby dan Zaenal mengangguk.

"Widihhhh... Kacian.... Semangat ya, untung di kelas gw nggak ada pr" ucap (Name) sambil tertawa kecil.

"Ngejek nih" kesal Boby.

"Nggak"

Budi melihat (Name) dari jauh, dan (Name) mengetahui hal itu. (Name) berjalan ke arah Budi yg kehujanan.

"Lu kok diam aja? Ayo berteduh entar lu sakit!" (Name) menarik tangan Budi dan membawa Budi ke tempat yg teduh.

"Gw nggak papa, gw kuat kok"

"Halah ntar sakit nanges" ucap (Name).

(Name) dan Budi kini berada di tempat Boby, Zaenal dan Rani.

"Ekhem, ayo Rani kita pulang" Zaenal menarik Boby menjauh dari (Name) dan Budi.

"Lah, main tinggal aja" ucap (Name) dan Budi serentak.

Malamnya:

"Uhuk!"

Suara batuk terdengar dari kamar Budi, ibu Budi hanya bisa menghela nafas karena Budi sedang terbaring di atas kasur.

"Kan sudah mama bilang, kalau hujan di tunggu aja sampai hujannya berhenti"

"Uhuk! Iya maa.... Budi minta maaf..." Lirih Budi. Ibu Budi tersenyum dan mengelus rambut anaknya itu.

"Mama ambilkan bubur dulu ya buat kamu" Budi mengangguk lemah, ibu Budi keluar dari kamar. Budi mengambil hpnya berniat ingin mengirim pesan kepada (Name), namun di saat yg bersamaan notifikasi dari (Name) muncul.

Troublemaker Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang