-2

30 12 0
                                    

Setibanya di rumah Harsa telah disambut oleh Jean diruang tengah yang tengah bermain hp dan bersandar di sofa nya. "Dari mana jam segini baru pulang? Tau hujan lebat ga di luar?" Tanya Jean dengan sedikit ketus,ia khawatir.

"Maaf, aku baru kelar piket sama nunggu hujan reda.." Ucap Harsa dengan wajah yang menunduk, Jean jika sudah begitu ia akan takut untuk menatap Jean. Mata dengan ciri khas serigala nya yang tajam bahkan guru guru di sekolah saja tidak berani untuk menatap nya jika ia sudah marah di kelas karna keributan atau semacamnya.

"Di kamar gue ada uang 300 ribu, habis mandi ambil uang nya. Anggap aja gue gantiin yang yang di ambil sama orang tadi" Ucap Jean cukup membuat Harsa sedikit terkejut. Ya iyalah orang mana yang tadi gamau ngasi tumpangan berangkat sekolah malah berbaik hati ngasi uang 300ribu.

"Gausah Jean, aku masi punya cukup uang yang di kasi sama ayah buat 2 Minggu kok" tolaknya dengan halus.

"Kalau uang Lo yang buat 2 Minggu di ambil lagi sama mereka and Lo gapunya uang sama sekali. Pakai uang apa Lo?" Tanya Jean, tapi pertanyaan itu belum bisa membuat Harsa menerima uang nya

"Aku masih ada tabungan, udah dulu ya. Aku naik dulu" Ucap nya lalu pergi meninggalkan ruang tengah tersebut dengan Jean yang hanya diam menatap ponsel nya kembali.

Beberapa saat sudah menunjukan pukul 8 malam, waktu yang biasa mereka habiskan dengan makan malam.

Setelah mendapat pesan itu, Harsa lebih memilih untuk langsung turun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah mendapat pesan itu, Harsa lebih memilih untuk langsung turun. Ia tak mau jika Jean membuang buang makanan hanya karna dirinya tidak turun.

"Ayah? Mana? " Tanya Harsa yang baru saja menelapak kan kaki nya setelah menuruni tangga.

"Lembur." Singkat Jean

Tak ada yang spesial di makan malam mereka ber-2, ke-2 nya selalu saja seperti itu semenjak 6 tahun lalu.

Setelah selesai mereka memilih untuk masuk ke kamar mereka masing-masing. Awalnya mereka satu kamar tapi Jean lebih memilih memiliki kamar sendiri.

Harsa dengan kamar penuh dengan buku dengan nuansa yang tenang, sedangkan Jean memiliki ciri khas dengan kamar yang gelap dan berbagai alat musik di sana.

Harsa yang sedang berada di kamar nya sibuk dengan tugas-tugas dari sekolah nya. Termasuk tugas yang di miliki oleh temannya, ia terbiasa mengerjakan tugas temannya. Bahkan ia telah di juluki dengan 'beban tugas' oleh teman teman nya.

Sedangkan dengan Jean, ia sibuk berkutik dengan alat musik nya dan juga komputer dengan ilustrasi rekaman musik yang telah ia kerjakan dari minggu lalu. Soal tugas, ia telah menyelesaikan nya dari pulang sekolah tadi.

Ke-esokan nya mereka menjalani hari mereka seperti biasa, bedanya kini Harsa dan Jean sekelas. Ia baru saja menginjakkan kaki nya di kelas, tiba tiba sudah ada orang yang menyiram nya dengan Air bekas air pel yang kotor dan gelap. Semua orang di sana hanya tertawa melihat Harsa yang terdiam sejenak di sana.

"Sampah emang cocok di siram air pel. Soalnya sama sama sampah" Ucap Gema dengan wajah tertawa dan senyum khas nya.

Jean yang berada di belakang Harsa hanya diam tak berkutik.

Harsa langsung pergi dari sana dan pergi ke toilet untuk membersihkan badan nya dan meminjam baju di UKS.

Jika ditanya dia menangis atau tidak, tentu saja ia menangis. Ia bahkan tidak masuk kelas dan memilih untuk izin.

Harsa tidak kembali ke rumah nya, ia bersinggah di tempat yang baru saja ia datangi kemarin sore. Tetapi ia tidak membawa apapun kali ini.

"Arsa Capek.. Buna kapan mau jemput Arsa??.. Sekarang ayah sibuk kerja, Jean juga benci sama Arsa, Arsa Harus ngapain Buna..? Harus sampai kapan Arsa berdiri di pendirian yang dulu Buna buat ini? Nyatanya udah hancur Buna.. " Ia menangis, menangis dengan kuat di sana, sambil mengeluarkan segala bebannya dengan menangis di sana.

Semenjak 6 tahun lalu, dunia nya berubah. Menjadi gelap gulita. Menjadi Seorang yang dipaksa menjadi dewasa sejak SD hingga sekarang karna keadaan.



























-tbc

Happiness SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang