03. Maaf Jie

9.8K 909 6
                                    

Jeno pulang dengan wajah lelah, lelah batin dan lelah fisik. Saat memasuki rumah sudah biasa keadaan sepi padahal Lampu sudah menyala namun ia tak melihat tanda-tanda kehidupan. Menghela nafas, Jeno berjalan ke kamar Jisung

Saat memasuki kamar dengan nuansa abu-abu itu ia menemukan Jisung yang tertidur nyenyak tanpa ada Jaemin.

"Dimana Nana" gumamnya

Langkah lebarnya membawa dirinya ke kamarnya dengan istrinya namun ia tetap tak menemukan Jaemin istrinya. Lalu Jeno membersihkan dirinya dahulu sebelum mencari Jaemin

Sedangkan Jaemin berada di taman belakang yang akhir-akhir ini sering menjadi tempat dirinya melamun.

"Nana?"

Jaemin tersentak lalu menoleh "Hyung"

"Ayo masuk, kita makan dulu. Hyung ingin bicara denganmu nanti"

Jaemin mengangguk dan mengikuti Jeno dengan diam, ia memikirkan apa yang akan Jeno bicarakan nanti?

"Hyung, Nana akan membangunkan jie dulu"

Setelah mendapatkan anggukan dari Jeno, Jaemin langsung ke lantai 2 dimana kamar jie berada.

--

"Sayang? Jie main di kamar dulu oke?"

"Kenapa Daddy? Jie masih ingin dengan Buna"

"Daddy ingin bicara berdua dulu dengan buna"

Jisung mengerucutkan bibirnya "baiklah"

Jaemin sedikit tersenyum melihat Jisung yang cemberut karena acara memeluk Buna nya terganggu oleh Jeno. Setelah Jisung masuk kamar Jeno menggendong Jaemin membawanya ke kamar mereka.

"Hyung!" Pekik Jaemin

Jeno terkekeh "tenanglah nanti kau jatuh"

Sesampainya di kamar, Jeno mendudukkan Jaemin di ranjang king size mereka.

"Nana, dengarkan Hyung oke?"

Jaemin mengangguk dan menaruh seluruh atensinya untuk suami tampannya.

"Hyung ingin membicarakan masalah anak dengan Nana. Hyung tau selama ini Nana selalu berfikir macam-macam kan? Nana tidak boleh banyak fikiran, Nana harus yakin jika Nana akan memiliki anak hm? Jisung pasti mau menunggu untuk memiliki adik. Hyung tidak pernah menuntut Nana untuk memiliki keturunan dengan cepat, Hyung masih menikmati kebersamaan kita bertiga. Nana tidak kasihan melihat Jisung yang ikut murung? Hyung sering dengar Jisung menangis tengah malam karena Buna nya hanya bisa tersenyum kecil kepadanya. Tidak ada tawa ceria Buna, tidak ada kecupan selamat pagi dari Buna, tidak ada nyanyian merdu sebelum tidur dari Buna, tidak ada jalan-jalan berdua dengan Buna, dan Nana juga sudah jarang memperhatikan Jisung kan?" Jeno menjeda ucapannya saat melihat Jaemin yang saat ini matanya berkaca-kaca

"Jisung tadi sangat senang saat kita mengantarnya ke sekolah karena selama ini kita memang jarang mengantarkan Jisung. Bubu bilang saat jie berada di mansion, Jisung selalu memandang chenle dan Haechan yang bercanda bersama, lalu Jisung hanya diam duduk di sebelah bubu tidak berani untuk ikut bermain dengan chenle dan Haechan. Jie pasti sangat rindu dengan Buna nya. Nana jie masih kecil, jie masih butuh kasih sayang kita hm? Jie sudah di tinggal mamanya sejak ia baru lahir bahkan dahulu mamanya tidak menginginkan kehadiran Jisung. Jisung hampir di Bunuh saat berada di dalam kandungan, beruntung Hyung bisa menghentikan mamanya. Jie sangat berharga untuk Hyung, Hyung sangat menyayangi Jisung. Jadi sekarang Nana jangan bersedih terus, Hyung juga ikut bersedih jika Nana selalu murung, apa Nana ingin menemui Renjun? Ingin jalan-jalan untuk beberapa hari agar fikiran mu fresh?"

Jeno menahan sekuat tenaga air matanya yang akan lolos, ia hanya menatap Jaemin yang saat ini sudah banjir air mata dan nafasnya tersendat-sendat.

Wajahnya bahkan memerah dan tubuhnya bergetar hebat akibat tangisannya, Jeno sendiri juga sudah meloloskan air matanya saat melihat Jaemin.

"Hiks ingin j-jie hiks"

Jeno mengangguk dan membawa Jaemin ke kamar Jisung.

"Jie hiks"

Melihat Jisung yang sedang duduk di meja belajarnya, langsung saja Jaemin menerjang tubuh anak kesayangannya. Merasa sangat bersalah dan menyesal selama ini

"Buna kenapa menangis?" Tanya Jisung dengan sedikit panik lalu memeluk tubuh Jaemin dengan erat

"Hiks maafkan Buna hiks"

"Buna kenapa minta maaf? Buna tidak salah apa-apa dengan jie" ucap Jisung dengan lembut dan menghapus pelan air mata Jaemin

Mendengar perkataan Jisung, membuat Jaemin mengeraskan tangisannya. Mengeratkan pelukannya dan mengecup dengan pelan pucuk kepala Jisung

Ia sadar sepenuhnya jika belakangan ini sering mengabaikan Jisung dan lebih sering melamun. Ia sungguh mengucap beribu maaf untuk Jisung dan juga jeno, ia sangat menyesal

"Sudah jangan menangis nanti matamu bengkak" Jeno mengelus Surai madu istrinya

Jisung mendongak ke Daddy nya dan bertanya tanpa suara ke Daddy nya ada dengan Buna. Jeno hanya tersenyum dan ikut memeluk dua orang kesayangannya.

Jeno berjanji akan menjaga mereka dengan sepenuh hati, jangan ada orang yang berani menganggu ketenangan keluarga nya.






TBC
Banyak banget yang ga penasaran sama mantan istri si jenong😌 ya udahlah gapapa kita fokus aja sama keluarga Cemara ini

After Married Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang